today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Tanda-Tanda Diri Alami Ketakutan Dalam Membangun Keintiman

Kedekatan dan rasa cinta seringkali dikaitkan dengan keintiman. Namun, tidak semua orang berani membangun keintiman dengan orang lain, bahkan adapula yang tidak sadar bahwa ia merasa ketakutan akan hal itu. Menurut Director of Research and Education di The Glendon Association, Lisa Firestone, ada beberapa jenis dan tingkat ketakutan yang dapat terjadi di dalam diri seseorang. Semuanya tergantung pada riwayat pribadi orang tersebut. Tepatnya, berkaitan dengan pola keterikatan yang dikembangkan diri dan pertahanan psikologis yang dibangun untuk melindungi diri dari rasa sakit. Pola dan pertahanan ini kemudian dapat berakhir dengan menahan diri untuk membangun hubungan yang intim dengan orang lain.

Dalam hal ini, keterikatan masa kecil menjadi model bagaimana diri mempelajari pembentukan hubungan yang berhasil sepanjang hidup. Bila pada tahap ini sudah menghadapi kesulitan bahkan gagal, hal ini akan menuntun diri untuk segera membangun perlindungan. Meski kita berpikir bahwa kita menginginkan cinta dan hubungan dengan orang lain, tapi pada tingkat yang lebih dalam, diri tengah menolak habis-habisan karena takut merasakan sakit yang dahulu pernah dirasakan. Hal ini sesuai dengan quotes yang dikutip Lisa pada tulisan ayahnya–yang berprofesi sebagai psikolog sekaligus penulis Fear of Intimacy–Robert Firestone, bahwa banyak orang yang takut dengan keintiman pada saat bersamaan justru takut sendirian. Hal ini kemudian menimbulkan ambivalensi terkait pemenuhan kebutuhan diri atas keintiman? Well, bila kamu merasa ragu dengan dirimu atau orang terdekatmu, apakah kamu atau dirinya merupakan salah satunya, beberapa tanda dalam ulasan yang dilansir dari Psych Alive berikut ini bisa membantumu mengetahuinya, Ladies.

Tanda-Tanda Diri Alami Ketakutan Dalam Membangun Keintiman
Foto: netdoctor.com

Tindakanmu tidak senada dengan niatmu

Ini merupakan salah satu tanda yang bisa kamu lihat dengan jelas. Baik kamu maupun orang yang kamu tuju secara sadar menginginkannya namun menarik diri dari membangun hubungan atau komitmen. Hal ini dapat terlihat dari tindakannya di mana, ia seolah-olah berusaha dekat denganmu tetapi tindakannya justru mengarah sebaliknya. Bila ini terjadi, hal pertama yang perlu direnungkan ialah seberapa besar niat diselaraskan dengan tindakan yang diperlihatkan.

Setiap orang memiliki cara sendiri dalam menjaga jarak dalam sebuah hubungan. Biasanya hal ini sangat dipengaruhi oleh riwayat keterikatan diri. Misalnya, orang dengan pola meremehkan-menghindar, cenderung mandiri, merawat dirinya sendiri dan kesulitan menyesuaikan diri dengan pasangannya. Meski begitu, ia tetap merasa berempati terhadap keinginan dan kebutuhan pasangannya. Orang dengan tipe ini akan menghindar ketika pasangannya mengungkapkan rasa frustasinya dan menginginkan perhatian lebih dari dirinya.

Baca juga: Selesaikan Konflik dengan 5 Bahasa Maaf Berikut Ini

Berbeda dengan orang dengan preoccupied attachment pattern, ia justru melakukan segala hal untuk memperoleh perhatian pasangannya. Tindakan ini dilakukan karena ia cenderung merasa tidak aman, khawatir, paranoid, curiga, hingga cemburu dalam menjalani hubungan. Tipe ini cenderung sangat clingy hingga mengontrol yang justru membuat pasangannya menjauh.

Adapula tipe yang seringkali disalahpahami seperti memainkan perasaan pasangannya. Di mana, orang dengan fearful-avoidant attachment pattern, seringkali menarik diri ketika terlalu dekat dengan pasangannya, tetapi jadi sangat clingy dan tidak aman ketika pasangannya menjauh. Hal ini dikarenakan ketakutannya atas kehilangan segala hal yang terlalu dekat dengannya.

Untuk mengetahui tipe mana dirimu atau pasanganmu memang tidak bisa diperoleh dengan cepat. Kamu perlu meluangkan waktu dan perhatianmu untuk menganalisis setiap momen dalam hubunganmu dan bagaimana pengalamannya dulu membangun sebuah ikatan. Bisa jadi itu pertanda bahwa ia takut kehilangan ikatan itu bila terlalu dekat.

Tanda-Tanda Diri Alami Ketakutan Dalam Membangun Keintiman
Foto: huffpost.com

Terlalu mengkritik pasangan atau calon pasangan

Salah satu hal yang sering dikeluhkan antar pasangan setelah mereka bersama dalam beberapa lama ialah kehilangan rasa excited atau ketertarikan terhadap satu sama lain. Alih-alih semakin terbuka dan memperlihatkan luka, kedua belah pihak justru merasa terancam ketika hubungan semakin dekat. Alhasil, kamu atau dirinya mulai menciptakan jarak dan tenggelam dalam pikiran sendiri serta mulai hanya memperhatikan hal-hal negatif pada pasangan.

Kritik batin seringkali dioperasikan oleh ketakutan terdalam diri atas hubungan. Hal ini juga dirancang untuk menyabotase dan menciptakan jarak dengan pasangan, menganggap hubungan akan berakhir mengenaskan bila terlalu dekat. Well, bila kamu atau pasanganmu membiarkan kritik batin mengambil alih kemudi, ketakutanmu akan berakhirnya hubunganmu justru akan terjadi. So, memisahkan diri dari kritik batin justru merupakan bentuk kasih sayang terhadap diri sendiri dan juga pasanganmu, Ladies.

Tanda-Tanda Diri Alami Ketakutan Dalam Membangun Keintiman
Foto: dailymail.co.uk

Perasaan yang tiba-tiba berubah-ubah

Berbeda dengan dua ketakutan sebelumnya, jenis ketakutan yang satu ini seringkali tidak disadari. Satu hal yang menjadi tantangan orang dengan ketakutan yang satu ini ialah mempertahankan kesenangan dari momen manis yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Misalnya, selama beberapa waktu kamu menikmati kebahagiaan yang diperoleh dari kencan menyenangkanmu bersama pasangan. Keesokan paginya, tiba-tiba sebuah suara muncul di kepalamu mempertanyakan kembali apa yang kamu inginkan yang kini telah didapatkan.

Baca juga: 9 Tanda Kamu Berada dalam Toxic Relationship

Tak jarang akhirnya kamu bereaksi sebaliknya atas apa yang telah terjadi. Berdebat atau melakukan sesuatu yang akhirnya mendorongnya menjauh untuk membuat dirimu tidak merasa rapuh. Padahal, seringkali tidak disadari bahwa hal ini bukanlah yang kamu inginkan. Kamu justru takut kehilangan hubungan itu dan mengalami perasaan sakit karena tidak lagi merasakan cinta seperti di masa lalu.

Dengan memahami jenis ketakutan dan mengeksplorasi sumbernya dapat membantu diri atau pasanganmu untuk menantang perwujudan tindakan yang akhirnya berkebalikan. Tidak hanya mencegah konflik, hal ini juga dapat membantu mengembangkan diri dan hubungan antara dirimu dengan pasangan. Tentu saja, pada akhirnya kamu bisa menikmati kedekatan dengan tenang dan menjaga hubunganmu tetap sehat dan berjalan baik bersama pasangan.

 

Sumber: Psych Alive

Must Read

Related Articles