OUR NETWORK

Selesaikan Konflik dengan 5 Bahasa Maaf Berikut Ini

Setelah sadar melakukan kesalahan, kamu segera meminta maaf pada orang bersangkutan, tapi entah bagaimana, permintaan maafmu gagal. Tak menyerah, kamu pun menghujaninya dengan berbagai hadiah. Namun, alih-alih memaafkan, ia justru semakin marah. Well, bila ini terjadi, menurut penulis The Five Languages of Apology, Gary Chapman dan Jennifer M. Thomas, kamu perlu mengungkapkan “bahasa maaf” yang lain. Hal ini dikarenakan, setiap orang mengenali dan menerima “bahasa maaf” secara berbeda. Jadi, kamu tidak bisa bergantung hanya pada satu cara permintaan maaf, Ladies.

Menurut Chapman, gaya permintaan maaf terbagi menjadi lima kelompok, yakni “mengungkapkan penyesalan”, “menerima tanggung jawab”, “benar-benar bertobat”, “mengganti rugi”, dan “meminta pengampunan”. Mengetahui berbagai jenis bahasa maaf ini dapat membantumu meminta maaf dengan lebih efektif dan kunci pentingnya ialah menunjukkan ketulusanmu meminta maaf kepadanya.

“Ketika meminta maaf, sangat penting merenungkan dan memikirkan apa yang berarti bagimu. Setelah itu, komunikasikan perasaanmu itu pada orang terkait dengan harapan dapat mempercepat proses penyelesaian konflik dan memulihkan hubungan kalian berdua dengan lebih cepat,” kata Debra Roberts. Ia adalah seorang relationship expert sekaligus penulis The Relationship Protocol. Selain itu, menurutnya, “bahasa-bahasa maaf” ini juga membantumu untuk memahami bagaimana mereka berkomunikasi dan mendefinisikan “bahasa maaf” mereka. Tentu saja, pada akhirnya ini akan membantumu keluar dari konflik lebih cepat. Untuk itu, lihat yuk bagaimana sih “bahasa maaf” versi Chapman dan Thomas!

Selesaikan Konflik dengan 5 Bahasa Maaf Berikut Ini
Foto: spafinder.com

1. Ekspresikan penyesalan terdalammu

Metode yang satu ini memerlukan pemahaman mandalam penyesalanmu atas kesalahan yang telah kamu lakukan. Setelah itu, ekspresikan penyesalanmu tersebut ketika kamu meminta maaf padanya. Tidak perlu membuat ekspresi yang berlebihan, justru kamu harus menyampaikannya secara sederhana dan santai. Tidak harus disampaikan secara lisan pula, kamu bisa menyampaikannya dengan teks yang sangat tulus dengan cara khasmu. Jangan lupa, dalam teks tersebut kamu perlu memberi penjelasan singkat bagaimana kamu menyesal atas kerugian yang disebabkan dari kesalahan yang kamu lakukan. Dan tentu saja jaminan hal itu tidak akan terjadi lagi.

2. Bertanggung jawab atas kesalahan tanpa excuse

Akuntabilitas tanpa penjelasan merupakan salah satu jenis bahasa cinta. Jika orang yang kamu hadapi “berbicara” bahasa ini, maka, permintaan maaf yang kamu lakukan perlu berfokus pada apa yang telah kamu lakukan, bagaimana kamu menyakitinya, dan hindari membesar-besarkan hal yang berkaitan dengan masalah tersebut.

“Orang dengan bahasa maaf yang satu ini tidak tertarik dengan alasan apapun atas perbuatan yang kamu lakukan, ia ingin permintaan maaf langsung darimu tanpa ‘cerita’ tambahan,” jelas Roberts. Pasalnya, bagi mereka ‘cerita’ setelah ungkapan ‘maafkan aku’ hanya akan membuat permintaan maafmu tampak tidak tulus. Alih-alih menunjukkan penyesalan, kamu malah akan terlihat defensif dan menyalahkan orang lain atas situasi yang kamu hadapi saat ini. Itu justru akan membuat orang bersangkutan semakin marah. So, untuk orang dengan bahasa maaf yang satu ini hanya dapat menerima permintaan maafmu secara langsung tepat karena kesalahan yang kamu lakukan tanpa ungkapan alasan yang tidak penting.

Selesaikan Konflik dengan 5 Bahasa Maaf Berikut Ini
Foto: weddingestates.com

3. Tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama

Tidak hanya diucapkan secara lisan, bahasa maaf yang satu ini mengungkapkan permintaan maafmu secara langsung melalui tindakan. Tetapi, sebelum itu, kamu perlu memberitahu orang terkait rencanamu untuk menebus kesalahanmu tersebut. Beri tahu pula bagaimana tindakan itu juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik dirimu dengannya di masa depan. Misalnya, ketika konflik terjadi karena kamu meninggikan suara atau meneriakinya saat marah, setelah meminta maaf, katakan bahwa kamu akan lebih memikirkan reaksinya atas amarahmu dan memahami serta menenangkan pikiranmu agar ledakan tersebut tidak terjadi lagi.

Baca juga: 5 Cara Terbaik untuk Meminta Maaf

4. Membuat restitusi

Ketika menghadapi orang dengan bahasa cinta “menerima hadiah”, maka, kamu perlu mempraktikkan bahasa maaf yang satu ini. Hampir mirip dengan cara sebelumnya tapi dengan sedikit tambahan. Setelah meminta maaf dan berjanji akan mengubah perilaku, kamu perlu memberikan bentuk ganti rugi tambahan dengan tindakan yang konkret. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kepercayaannya kembali dan membuat perasaannya membaik.

Setelah hubungan semakin membaik, pada tingkat yang lebih dalam, menurut Roberts, kamu akan bisa berbicara secara lebih terbuka mengenai perasaanmu dan betapa pentingnya hal itu bagimu. “Selama tindakanmu cocok dengan kata-katamu dan kamu tulus melakukannya, permintaan maaf pada akhirnya akan diterima, meski tidak dalam waktu dekat,” ujarnya.

5. Meminta maaf dan beri ruang padanya

Well, bahasa maaf yang satu ini perlu kamu lakukan ketika kamu telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan sangat merugikan orang terkait. Ketika kamu melakukan sesuatu yang sangat merugikannya, hal ini akan menjadi sebuah dilemma baginya dan kamu tidak bisa memaksanya untuk menerima permintaan maafmu. Untuk itu, “bahasa maaf” yang satu ini berfokus pada permintaan maaf dan pemberian waktu pada orang terkait untuk memilah situasi dan memutuskan bagaimana keinginannya ke depan. Memberi tahu bahwa kamu menghargai perasaannya yang membutuhkan ruang dan waktu sekaligus penyesalan tulus karena telah menyakitinya adalah cara terbaik yang perlu dilakukan.

Sebelum mempraktikkan “bahasa maaf” ini, hal penting pertama yang perlu kamu lakukan ialah mengenali karakter dan bahasa cinta orang yang kamu hadapi. Kedua hal ini akan membantumu memilih “bahasa maaf” mana yang perlu kamu terapkan, Ladies.

 

Sumber: Well and Good

Must Read

Related Articles