OUR NETWORK

Kontroversi Video Qorygore di Hutan Aokigahara

Awal tahun 2018 diwarnai dengan kontroversi dari YouTuber Logan Paul yang membuat vlog sewaktu mengunjungi Hutan Aokigahara di Jepang. Hutan ini dikenal sebagai salah satu lokasi ‘favorit’ untuk bunuh diri. Logan pun sempat merekam momen saat dia dan teman-temannya menemukan mayat dan videonya pun menuai kontroversi. Sayangnya, bukannya belajar dari kesalahan Logan Paul, YouTuber Indonesia Qorygore malah membuat konten yang serupa.

Banyak orang menganggap konten di video ini tidak pantas karena tidak menghormati orang-orang yang menjemput kematian di sana.

Qory mendokumentasikan perjalanannya menjelajahi Aokigahara dengan beberapa teman-temannya. Dalam video, mereka sempat bermain petak umpet dan Qory mengatakan, “Nggak ada mayat, nggak seru, cuy!” Sebelum dihapus oleh YouTube, video ini sempat dilihat lebih dari 500.000 kali. Qory belum memberikan komentar atau permintaan maaf di YouTube ataupun akun sosial medianya. Namun, dalam video podcast YouTuber Eno Bening, Qory mengklarifikasi beberapa hal.

Qory menjelaskan bahwa dia dan beberapa YouTuber lain diundang oleh sebuah perusahaan. Mereka sudah mendapatkan izin untuk membuat video, termasuk memfilmkan mayat jika menemukannya. Qory juga mengaku tetap mengikuti peraturan di sana dan menghormati orang-orang yang menemui ajal di sana. Sayangnya, dia sengaja memilih persona yang agak tengil sehingga netizen merasa tersulut. Qory pun mengatakan sengaja ingin membuat penonton bertanya-tanya apakah sosok yang ditemukannya betul-betul mayat atau barang lainnya, semata-mata agar orang penasaran. Padahaaal… menurut YouTuber Ewing yang juga ikut trip ke sana, dari kejauhan pun dapat mencium bau tak sedap dari sosok itu. Penemuan itu dan fakta bahwa videnya disponsori dan dimonetisasi membuat netizen jengkel dan menganggap konten ini sangat tidak etis. Hmm… Sangat disayangkan ya, Ladies.

Kontroversi Video Qorygore di Hutan Aokigahara
Foto: hitekno.com

Dari keterangan Qory, lumayan susah untuk dapat izin untuk merekam video di sana. Dan memang, sebelumnya ada dua film Hollywood yang ber-setting di Aokigahara, yaitu The Sea of Trees (2015) dan The Forest (2016). Keduanya melakukan proses syuting di tempat lain karena syuting di Aokigahara tidak diizinkan oleh pemerintah Jepang. Yaaah, kebayang sih kalau syuting di sana dengan segitu banyak kru, pasti repot juga, Ladies.

Baca juga: Bad Mood VS Depresi: Kenali Tanda dan Bedanya!

Aokigahara adalah hutan lebat di kaki Gunung Fuji dengan luas sekitar 30 kilometer persegi. Hutan ini termasuk dalam Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu. Selain pepohonan lebat, ada beberapa gua yang menjadi tujuan wisata para turis dan karyawisata sekolah. Dan seperti hutan pada umumnya, ada berbagai flora dan fauna yang juga bisa kamu temukan di sini, Ladies. Karena reputasinya, banyak relawan yang setiap tahunnya mencari jenazah ke dalam hutan untuk dikembalikan ke keluarga mereka.

Jepang memang memiliki sejarah yang panjang dengan bunuh diri. Jepang juga memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di seluruh dunia.

‘Tradisi’ bunuh diri di Aokigahara juga mungkin dipopulerkan oleh novel Kuroi Jukai karya Seichō Matsumoto dan juga buku The Complete Suicide Manual oleh Wataru Tsurumi. Lucunya, buku-buku ini tidak dilarang penjualannya di Jepang, hanya tidak diperjualbelikan untuk anak di bawah umur.

Dilansir dari Mental Floss, kesehatan mental, masalah keluarga, dan masalah finansial sering jadi problem utama yang memicu banyak orang ingin melakukan bunuh diri di Jepang. Bahkan, angkanya biasanya meningkat di bulan Maret, yang merupakan akhir bagi tahun finansial di Jepang. Di tahun 2003 di Aokigahra saja ditemukan 105 jenazah, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 78 jenazah. Beberapa tahun terakhir, otoritas lokal tidak lagi mempublikasikan jumlah korban bunuh diri di sana. Ini dimaksudkan agar Aokigahara tidak lagi diasosikan dengan bunuh diri.

 

Sumber: Tribun Bali, Mental Floss

Must Read

Related Articles