Pertarungan MCU dan DCEU di Hollywood sepertinya akan terjadi di Indonesia. Dimana Jagat Bumi Langit yang sudah terlebih dulu menampilkan Gundala pada tahun 2019, akan mendapatkan perlawanan dari Satria Dewa Gatotkaca yang mulai debutnya pada tanggal 9 juni 2022, dimana trailer perdananya sangat mengesankan.
Dua rumah produksi ini memang menghadirkan suguhan berbeda, bila Jagad Bumi Langit lebih menampilkan sisi superhero berdasarkan komik tetapi masih punya unsur Indonesia. Sementara, Satria Dewa Studio lebih mengambil cerita mengenai pewayangan dari kitab Mahabharata.
Harus diakui Indonesia memang kental dengan cerita tersebut bahkan saat rumah produksi India membuatnya menjadi sebuah serial dan diputar oleh stasiun TV lokal, ratingnya bisa dikatakan sangat tinggi sampai akhir.
Hal ini yang coba dikemas oleh Satria Dewa Studio dengan lebih modern dan menjanjikan. Apalagi dalam debut pertamanya mengangkat kisah mengenai Gatotkaca, tokoh pewayangan yang terkenal dengan slogan, “Otot kawat tulang besi.”
Efek visual Satria Dewa Gatotkaca menjanjikan
Saat ini kamu sudah bisa melihat trailer perdananya, dalam durasi tersebut penggunaan CGI yang terlihat memang sangat menjanjikan. Sepertinya, penggarapan untuk pertunjukan ini sangat serius dan berani mengeluarkan uang berapa saja agar hasilnya sesuai harapan.
Walau masih terlalu jauh menilai, namun dari apa yang disuguhkan dalam trailer tersebut sepertinya tempo cepat dipilih Hanung untuk membangun atensi penonton. Kondisi ini terlihat dari beberapa potongan adegan yang terjadi. Dari sisi action-nya sendiri sepertinya sudah tidak diragukan lagi. Karena disana ada Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhian sebagai pengarah koreo untuk pertarungan aksi.
Lebih modern dan masuk akal
Satria Dewa Gatotkaca dalam trailer memberikan sedikit bocoran dari mana Rizki Nazar pemeran Yudha mendapatkan kekuatannya. Di mana salah satu adegan memperlihatkan lelaki tersebut menemukan sebuah artefak namanya adalah Brajamusti.
Nama tersebut bagi masyarakat jawa tidak terlalu asing. Sebenarnya, hal tersebut adalah ajian atau kesaktian,bisa juga disebut sebagai ilmu kanuragan. Pada zaman dulu banyak masyarakat menginginkannya karena memberikan kekuatan luar biasa.
Karena, sudah tahun 2022 Hanung mencoba mengubah cara mendapatkan kekuatannya dengan menemukan sesuatu yang mampu memberikan Yudha kekuatan tersebut. Penyerapan kisah ini harus diakui sangat efektif.
Untuk saat ini masih dalam jalur logis walau tidak tahu bagaimana nanti hasilnya. Hanya saja, pengembangan cerita yang disajikan dari Hanung sepertinya cukup menarik untuk diikuti dari awal sampai akhir.
Kostum kurang menarik
Satria Dewa Gatotkaca sempat mendapatkan kritikan ketika mereka mengeluarkan teaser trailer-nya. Di mana lambang dari pahlawan super tersebut hampir menyerupai kostum Captain Marvel.
Walaupun nitizen Indonesia sendiri sudah cukup baik dan pintar dengan membelanya karena dalam pewayangan, anak dari Bima ini memang mempunyai logo bintang di dadanya. Hanya saja, yang menjadi fokus kritik saat ini adalah penggunaan topeng.
Kurang begitu eksotis dan terasa tidak cukup tepat. Apalagi pada bagian mata ke bawah yang terkesan dipaksakan, sedikit kurang ramping atau terlalu besar terutama di bagian mulut tampak kurang padu.
Kalau dilihat dari sisi baju ke bawah sudah tampak menawan, unsur pewayangan Indonesia sangat terlihat disana. Apalagi saat adegan terbang di malam hari, yang mengeluarkan cahaya kuning nan menawan.
Harus diakui bahwa first look dari pertunjukan ini memang mengesankan dan memberikan sungguhan terbaik. Bahkan, kalau harus dibandingkan dengan MCU atau DCEU rasanya tidak kalah dan bisa diterima baik oleh penonton.
Salah satu pertunjukan yang wajib ditunggu dan disaksikan, harapannya adalah Hanung Bramantyo mampu mempersembahkan suguhan cerita yang enak untuk dilihat, mengandung unsur ilmu pengetahuan, pendidikan, sehingga penonton merasa puas. Sehingga, Satria Dewa Gatotkaca dapat menjadi acuan baru perfilman Superhero Indonesia.