Film The Adam Project menjadi pertunjukan cukup menyenangkan. Terutama, bagi para fans MCU, karena hampir sebagian besar jajaran castnya adalah mereka, sebut saja Ryan Reynolds, Mark Rufallo, Zoe Saldana, dan Jennfer Garner. Harus diakui, ketika melihat trailer yang dirilis, alasan menonton film ini karena hadirnya cast tersebut. Seperti, mengobati rasa rindu terhadap aksi superhero Marvel yang belum juga tayang, menunggu akhir bulan untuk Moon Knight.
Itulah sekilas gambaran jika, penonton memposisikan diri sebagai fans atau hanya sekedar penikmat. Bagaimana kalau menilainya secara keseluruhan? Entah benar atau salah, tetapi film karya Shawn Levy ini hanya sebagai obat rindu saja.
Sekaligus, penghalang atau lebih tepatnya lagi sebagai pagar agar para penonton tidak mendukung DC Comics akibat film The Batman yang responsnya luar biasa. Kata ketakutan itu sepertinya cukup wajar.
Warner Bros. seperti menemukan feel serta soul untuk menggarap semua superhero DC yang beberapa tahun terakhir terpuruk. Bahkan, karyanya dianggap gagal serta kurang memenuhi harapan. Mungkin, karena alasan inilah film The Adam Project harus dihadirkan. Agar semua orang masih bersabar menantikan kehadiran berbagai super hero sesuai jadwal, mengapa bisa begitu? Coba simak penjelasannya di bawah ini.
Menyajikan Action yang Tanggung
Poin penting yang harus digaris bawahi adalah jangan pernah menganggap pertunjukan satu ini seperti halnya fan-fiction lainnya. Artinya, akan menghadirkan CGI mengesankan serta berbagai adegan action yang benar-benar menegangkan.
Dengan harapan rendah seperti itu, kamu bisa melihatnya seperti tanpa ada beban sama sekali. Nyaman serta asyik saja saat melihatnya. Hanya saja, kalau masih memiliki harapan tinggi rasanya melihat pertunjukan tersebut menjadi kurang menyenangkan.
Hal tersebut terjadi akibat cerita yang terkesan memaksakan untuk time travel. Penonton seperti kembali ke masa End Game. Karena, keseluruhan cast ada disana, hanya saja eksekusinya masih terkesan tanggung.
Tidak tahu mengapa hal ini terjadi. Mungkin saja, Shawn Levy ingin mempertahankan rating keluarga disini. Jadi, hubungan antara ayah dan anak sangat diekspos sejak awal babak sampai akhir.
Adam Reed Besar dan Kecil Punya Chemistri yang Dibutuhkan
Bila harapan sudah diturunkan dan berpikir bahwa, pertunjukan ini dikhususkan untuk keluarga yang selalu menyempatkan waktu di akhir pekan bersama melihat film atau series. Maka atas dasar itu Film The Adam project ini sangat menyenangkan dan cukup bagus.
Terutama chemistri antara Ryan Reynolds dengan Walker Scolber. Bila harus memilih siapa yang lebih baik, tentunya Adam kecil memerankan tokoh lebih gila dibandingkan versi dewasanya perannya kali ini belum terlalu lepas.
Terlihat ada sedikit tekanan serta tuntutan untuk mengubah dirinya menjadi sesuatu yang baru. Keadaan itu sangat terasa di beberapa scene sehingga melemahkan pertunjukkan ini dengan nilai hanya 5 saja. Tetapi, untuk chemistry keduanya harus diakui begitu dapat. Rasanya, penonton diberikan gambaran secara nyata. Sifat serta karakter dari masa kecil ke besar seperti tidak pernah berubah sama sekali, walau dari segi tensi terlihat menurun.
Cerita yang Sederhana
Film The Adam Project sebenarnya mempunyai struktur yang sederhana, bisa dikatakan sangat datar seperti jalan tol. Karena, tidak ada perdebatan berarti, tetapi lebih memilih mendekatkan diri dengan langkah kekeluargaan.
Bagaimana karakter seorang Ayah begitu bijaksana dalam memberikan semangat hingga pelukan hangat untuk anak-anaknya. Rasanya trio ayah dan anak tersebut merupakan satu keluarga yang sangat tepat.
Pendekatan keluarga di film The Adam Project ini seperti mengunggah memori lama. Terutama kepada penonton yang saat ini menjadi ayah, pasti muncul sebuah kerinduan mendalam mengenai masa lalu, bersama orang tua mereka.
Film The Adam Project seperti menjadi obat atau bisa juga merupakan respons dari MCU agar penontonnya tidak pergi lantaran DC dan Warner sudah menemukan racikan tepat, bagaimana menurut kamu, sudah menontonya atau belum?