Film See For Me menjadi salah satu pertunjukan action thriller yang cukup unik, bagaimana tidak? Tokoh utama kali ini bernama sophie, kelemahan utamanya adalah kesulitan untuk melihat. Jadi, untuk menjalankan harinya hanya mengandalkan aplikasi.
Pembuatnya bernama Kelly, seorang gamer yang mampu memandu sophie untuk melakukan berbagai hal. Cerita semakin tegang ketika perampok datang, dan mengancam nyawa perempuan tuna netra tersebut.
Dari premis yang bisa kamu lihat tersebut sudah terasa ketegangannya bukan? Lalu, bagaimana cara tokoh utama tersebut bertahan hidup? Inilah yang menjadi daya tariknya, premis sederhana tetapi memberikan dampak luar biasa.
Film ‘See For Me’ memiliki konflik sederhana
Sepertinya, Randall Okita ingin bermain aman saja. Karena, inti cerita berupa tuna netra yang harus bertahan hidup di sebuah rumah besar dari perampok memang cukup sulit pengembangannya. Inilah alasannya mengapa seluruh kisah berada di rumah besar saja.
Keunikan yang sudah didapat ini sayangnya, belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Randal terlalu banyak berfantasi sehingga, apa yang terlihat kurang masuk akal. Salah satunya adalah kemampuan sophie menghadapi masalahnya.
Dalam film, sebenarnya faktor keberuntungan layaknya di dunia nyata tidak ada. Karena, semua harus mempunyai faktor sebab dan akibat agar kisahnya menjadi lebih masuk akal dan menarik sayangnya, pertunjukan ini tidak mencerminkannya.
Film See For Me sebenarnya sudah bermain out of the box, hanya saja terlalu kelewatan. Ibarat pembalap sudah keluar dari jalurnya. Hal ini membuat penonton merasa kurang nyaman, berbagai adegan tidak natural.
Memang faktor keberuntungan itu ada, hanya saja pengemasannya masih sangat kurang. Karena, kalau dijalankan oleh orang normal saja pasti sudah lecet dan kondisinya cukup parah. Menakjubkannya Sophie tanpa ada luka serius atau minimal berdarah.
Harus diakui keinginan Randall membuktikan bahwa, orang tunanetra mampu berbuat sesuatu terlalu ambisius sehingga eksekusinya justru melemahkan unsur ketegangan yang sudah dibangun dengan baik.
Bila dipikirkan lagi, konsep thriller yang disuguhkan adalah sebuah kesalahan. Karena, sejatinya para perampok ini justru kesulitan menghadapi Sophie, sehingga profesionalitasnya seperti tercoreng seketika.
Belum klimaks maksimal
Film See For Me memberikan sajian ketegangan cukup baik, hanya saja ketika masuk di babak akhir sepertinya Randal lupa bagaimana cara mengakhiri kisah dengan alur semestinya. Tidak heran bila konflik puncaknya terasa kurang maksimal.
Sebenarnya kondisi itu sudah bisa terbaca sejak adegan pertama, ketika tokoh utama memiliki kekebalan sehingga sulit sekali disentuh. Walau maksud dan tujuannya bagus, namun kondisi tersebut justru memberikan efek negatif bagi keseluruhan cerita.
Tidak heran beberapa penonton sepakat memberikannya nilai 6 dari 10. Konflik klimaks yang seharusnya mampu menyisakan berbagai kenangan manis justru ditutup dengan adegan begitu saja, sehingga penonton saat melihatnya tidak merasakan apa-apa.
Harus diakui film dengan durasi 92 menit ini terasa sekali sangat lama. Sutradara sendiri gagal dan mungkin ketakutan untuk bermain berbagai macam manuver. Sehingga, apa yang terlihat di dalam trailer seperti hilang oleh angin.
Akar yang cukup kuat
Film See For Me mempunyai sisi positif sebenarnya pada 20 menit awal, dimana penceritaan mengenai tokoh utama dan aplikasi tersebut berjalan on the track serta mudah dipahami. Jadi, penonton tidak terlalu sulit dalam mengikuti kisahnya.
Sayang, kurangnya sisi kreativitas dan eksplorasi membuat kualitasnya turun tajam. Sebenarnya, Randal bisa memanfaatkan kemampuan lain dari sophie dan aplikasi, hanya saja terlalu fokus dan tergiur dari sisi unik sehingga hasil eksekusi kurang maksimal.
Apakah pertunjukan ini terlalu buruk untuk dilihat? Rasanya tidak, unsur ketegangan dari Film See For Me memberikan nuansa yang berbeda. Jika, kamu suntuk dan tidak tahu mau berbuat apa, melihat pertunjukan satu ini bisa dijadikan rekomendasi.