Film My Sassy Girl menjadi salah satu pertunjukan yang diambil dari drama korea terkenal dan terlaris sepanjang masa. Atas dasar tersebut, tidak heran bila banyak negara mulai membuatnya ulang, termasuk Indonesia.
Lalu, apakah adaptasi ini berhasil? Dalam pertunjukan ini ada dua cast yang didapuk menggantikan peran Jun Ji-Hyun dan Cha Tae Hyun yaitu Jefri Nichol serta Tiara Andini. Apakah duet keduanya bisa membawa bius yang bagus untuk karya Fajar Bustomi ini?
Harus diakui nama Jefri Nichol sendiri sudah tidak asing lagi di telinga. Kemampuannya akting memang berhasil membius para penonton, terbukti di beberapa judul mampu membawa mereka datang ke bioskop, lalu bagaimana dengan karyanya kali ini yang menggandeng, Tiara Andini?
Menjadi debut perdana Tiara Andini
Bagi penyanyi jebolan pencarian bakat, akting merupakan pengalaman baru baginya. Harus diakui, selaku pemain debutan yang langsung mendapatkan peran penting dan duet dengan nama besar, Tiara Andini cukup baik memerankan tokoh Sisi.
Chemistry bersama Gian diarasa sangat pas, penonton seakan melihat bahwa keduanya adalah sepasang kekasih di dunia nyata. Sayangnya, untuk Tiara Andini sendiri masih kurang sempurna, terutama untuk akting menangis.
Sebenarnya, hal ini tidak begitu dimasalahkan karena, pemerannya merupakan pemain baru yang belum berpengalaman. Jadi, masih bisa dimaklumi apalagi secara keseluruhan aktingnya sudah cukup bagus dan mempunyai masa depan cerah andai mampu belajar dengan baik, hanya saja, karya ini adalah film bukan FTV yang semuanya masih dimaafkan.
Pada awalnya, pemilihan Tiara Andini ini hanya sebagai pelengkap saja karena, pamornya sendiri cukup meningkat di media sosial. Tetapi, setelah melihat bagaimana perfomancenya memang tepat sebaga seorang Sisi.
Walaupun beberapa momen, adegan romantisnya terasa kurang maksimal. Namun, sudah cukup menyentuh, mungkin masih terbawa akan suasana dunia nyata, belum mampu membedakan kapan harus profesional dan tidak.
Ada beberapa momen kurang tepat
Film My Sassy Girl sebenarnya tidak keluar jauh dari apa yang diceritakan dalam versi drakornya. Hanya saja, Fajar Bustomi terlalu memaksakan beberapa adegan. Hal ini membuat momen yang sudah dibangun dengan baik harus luntur dan sirna.
Sangat disayangkan memang, hal itu sangat terasa sekali pada adegan komedinya. Beberapa scene yang harusnya menunjukkan keseriusan, melankolis tetapi, eksekusinya dengan tindakan lucu yang membuat orang hanya tertawa kecil.
Andai saja Fajar Bustomi mampu mengeksekusinya dengan baik, pertunjukan tersebut pasti lebih menyenangkan. Pada dasarnya adegan komedi sangat diperlukan untuk mencairkan suasana yang cukup tegang sejak awal.
Film My Sassy Girl menghadirkan komedi romantis maksimal andai saja, mendapatkan porsi dengan baik, maka perfomanya benar-benar maksimal. Poin lain yang juga harus menjadi catatan adalah dialog yang sengaja dihadirkan serta bagaimana Fajar bercerita melalui dua tokohnya. Ini jadi satu alasan mengapa beberapa penonton memberikannya nilai 6 dari 10. Sangat disayangkan memang.
Butuh Waktu Agar Paham
Andai kamu adalah penonton baru dan belum pernah sama sekali melihat film My Sassy Girl dalam versi drama korea, maka untuk melihat pertunjukannya perlu waktu cukup dalam memahami ceritanya, sebenarnya ringan dan menarik.
Hanya saja kurang detail dan eksekusi cenderung terburu-buru, Inilah kelemahan yang terasa pada menit awal sampai akhir. Walau begitu tidak semua yang ditayangkan buruk.
Teknik berbagai pola warna cerah di seluruh scene merupakan metode paling tepat membuat para penonton merasakan benar bagaimana hype dari pertunjukan tersebut. Setidaknya, beberapa kekurangan yang terasa disini bisa tersamarkan, walau hanya sedikit saja.
Film My Sassy Girl menjadi pertunjukan yang seharusnya bisa meledak, sayangnya eksekusi yang kurang dan sulitnya mengadaptasi setiap adegan, membuat perfomanya menurun tajam. Walau begitu credit poin dan applause harus diberikan kepada Jefri Nichol dan Tiara Andini yang sudah berusaha menciptakan momen romantis alami.