Film Akhirat A Love Story menjadi film Indonesia yang tayang perdana di Bulan Desember Dari segi judulnya, harus diakui cukup unik dan berani. Tanpa harus dijelaskan secara utuh, pasti kamu sudah tahu bukan, kemana arah ceritanya?
Perbedaan agama menjadi salah satu konflik terbesar yang harus dihadapi oleh dua tokoh utama bernama Timur (Adipati Dolken) dan Mentari (Della Dartyan). Seperti diketahui bahwa, pernikahan beda agama di Indonesia memang ditentang bahkan, oleh kedua belah pihak.
Hal itu pula yang dirasakan oleh keduanya. Harus diakui, sudut pandang yang dihadirkan memang masih sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Tidak heran bila film ini menarik untuk ditonton.
Jalani setiap adegan film dengan kesan hiburan
Salah satu poin paling penting yang harus dilakukan oleh penonton adalah, jangan berharap terlalu tinggi terlebih dulu. Konflik yang dihadirkan memang membuat rasa penasaran muncul, sayangnya hal itu tidak dapat berhenti seketika.
Berbagai pertanyaan muncul tanpa henti karena, ada beberapa adegan rasanya cukup janggal. Mengapa harus begini dan begitu, biarkan semuanya mengalir begitu saja tanpa sebuah jawaban. Walau terasa kurang menyenangkan tetapi, ini adalah cara terbaik untuk menikmatinya.
Sejujurnya, pembuatan pertunjukan ini terkesan terburu-buru dan tidak diikuti oleh riset mendalam terlebih dulu. Sebenarnya, Jason Iskandar ingin memasukkan unsur kearifan lokal didalamnya.
Sayang, semua itu kurang diperhatikan secara detail, sehingga menjadi adegan sia-sia yang ingin membuang durasi saja, apakah hal ini akan berdampak buruk untuk film secara keseluruhan? Sayangnya tidak, ada poin penting yang membuat Akhirat : A Love Story terasa layak untuk dilihat.
Chemistry yang tidak diragukan lagi
Chemistry antara Adipati Dolken dan Della Dartyan mengalahkan Aldebaran Andin bila di sinetron ikatan cinta. Keduanya benar-benar mampu memerankan tokoh dengan baik. tahu harus bagaimana hingga seperti apa.
Tidak heran, ada perasaan berkecamuk dalam hati. Antara kesal karena, sedikit ngelantur dengan begitu romantisnya mereka berdua. Apa yang ingin ditunjukkan seakan sampai ke hati penonton.
Selain itu beberapa karakter pendukung lainnya ternyata, mampu memberikan atmosfer yang berbeda. Mereka tidak membuat film ini terasa keren melainkan lebih hidup. Sehingga, penonton paham benar bagaimana rasanya menjadi mereka dengan situasi seperti itu.
Kondisi ini memang sulit tidak semua orang mampu melakukannya. Alasan inilah yang membuat Akhirat: A Love Story menjadi satu tontonan wajib untuk dinikmati, karena sajiannya memang luar biasa.
Bukan hanya itu saja, berbagai elemen penting juga jadi poin plus digarap secara serius, walau ada sedikit catatan tetapi, masih bisa termaafkan. Tidak salah sederet bintang papan atas Indonesia turut meramaikan pertunjukan tersebut.
Baca juga: Beda Keyakinan? Ini Cara Membuat Hubunganmu Tetap Awet
Kesimpulan untuk Film Akhirat: A Love Story
Jika, boleh berkata jujur sebenarnya film ini layak dijadikan pilihan. Hanya saja ada beberapa bagian yang memang kurang nyaman. Dimana eksplorasi mengenai tokoh utama kurang dikerjakan secara serius. Terkesan nanggung dan setengah-setengah.
Ibarat kata, mereka hanya tahu satu bidang saja. Sepanjang durasinya hanya diceritakan disitu saja. Walau banyak selingan bermunculan, tetapi mood terlanjur menurun dan susah diangkat kembali. Tetapi, minus serta catatan itu tidak terlalu banyak karena, dari segi teknis oke punya.
Scoring, pemilihan tone warna, music dan lain sebagainya memang terbaik. Andaikan saja, produksinya tidak terkesan terburu-buru dan digarap lebih serius sekitar satu bulan lagi, bukan tidak mungkin, penonton akan membanjiri bioskop untuk melihat aksinya.
Film Akhirat: A Love Story menjadi sajian yang cukup menghibur, menarik walau ekspektasi untuk pertunjukan ini harus diturunkan. Tetapi, tidak akan mengubah terlalu banyak pengalaman menontonnya.