OUR NETWORK

Penembakan Massal yang Terjadi Di Amerika Baru-Baru ini!

Penembakan massal terjadi lagi selama beberapa minggu terakhir di Amerika. Kasus kematian yang terjadi akibat senjata api malah menjadi hal lumrah akibat sering terjadinya kasus penembakan. Amandemen Kedua Konstitusi AS, memberi orang Amerika hak untuk memiliki senjata. Bahkan, sekitar sepertiga orang dewasa AS mengatakan bahwa mereka secara pribadi memiliki senjata.

Seringnya kasus penembakan yang terjadi, Presiden Joe Biden dan pembuat kebijakan lainnya awal tahun ini mengusulkan pembatasan baru pada akses senjata api dalam upaya untuk mengatasi kekerasan senjata mulai dari meningkatnya tingkat pembunuhan di beberapa kota besar hingga penembakan massal. Hal ini untuk mengurangi jumlah kasus penembakan di Amerika.

Tingginya kasus penembakan massal

penembakan massal pistol
Sumber: pexels.com

Amandemen Kedua Konstitusi A.S, memberi izin kepada warga Amerika untuk memiliki senjata. Bahkan penjualan senjata telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi virus corona. Pada tahun 2020, jumlah pemeriksaan latar belakang federal bulanan untuk pembelian senjata secara konsisten setidaknya 20% lebih tinggi daripada di bulan yang sama pada tahun 2019.

Hal inilah yang menjadikan seringnya terjadi penembakan massal karena lemahnya peraturan senjata api. Tahun ini kasus penembakan terjadi beberapa kali di Amerika dalam waktu yang berdekatan. Berikut beberapa kasus penembakan massal selama beberapa minggu terakhir.

1. Buffalo Supermarket, New York

Pada 14 Mei 2022, penembakan massal terjadi di supermarket Buffalo pada siang hari. Penembakan ini dilakukan oleh Payton S. Gendron, seorang pria kulit putih 18 tahun. Penembakan mengerikan ini diselidiki sebagai kejahatan kebencian rasis. Dari 13 orang yang tertembak, 11 berkulit hitam dan dua berkulit putih. Namun, 10 orang kulit hitam terenggut nyawanya.

2. Penembakan Massal Sekolah Dasar di Uvalde, Texas

Penembakan massal terulang kembali, pada 24 Mei 2022. Penembakan ini terjadi di sebuah Sekolah Dasar di Uvalde, Texas. Kejadian ini telah merenggut nyawa 19 anak-anak dan dua orang guru. Pria bersenjata ini berusia 18 tahun, secara sah membeli dua senapan gaya AR-15 sebelum melakukan serangan. Diduga pelaku masuk ke dalam sekolah melalui pintu belakang yang terbuka. Hal ini menimbulkan trauma bagi para siswa dan guru yang selamat.

Baca juga: Nggak Hanya Menyembuhkan Mental, Therapist Ini Share Manfaat Lakukan Konsultasi

3. Penembakan di Rumah sakit Tulsa, Oklahoma

Pada tanggal 1 Juni 2022 muncul kembali kasus penembakan yang terjadi di Amerika. Penambakan ini dilakukan di Rumah sakit Tulsa, Oklahoma. Kejadian tersebut menewaskan lima orang salah satunya adalah si penembak. Polisi Tulsa Eric Dalgleish, mengatakan bahwa  pihak berwenang mengidentifikasi penembak sebagai Michael Louis yang berusia 45 tahun, mengatakan bahwa dia menargetkan seorang dokter yang disalahkan untuk sakit punggung yang dia rasakan setelah operasi.

Preston Phillips, 59, ahli bedah yang merawat Louis, tewas bersama Stephanie Husen, seorang spesialis kedokteran olahraga berusia 48 tahun. Dua korban lainnya adalah Amanda Green dan William Love. Kepala Polisi Tulsa Wendell Franklin mengatakan,

“Kami juga memiliki surat tentang tersangka, yang menjelaskan bahwa dia datang dengan maksud untuk membunuh Dr Phillips dan siapa pun yang menghalangi jalannya. Dia menyalahkan Dr Phillips atas rasa sakit yang berkelanjutan setelah operasi,” ungkap Franklin.

4. Penembakan di pemakaman Wisconsin

Saat pemakaman korban penembakan di rumah sakit Tulsa, pada 2 Juni 2022 di Wisconsin terjadi beberapa tembakan saat pemakaman sedang berlangsung. Namun, belum diketahui jumlah korban dari penembakan saat pemakaman tersebut. Seorang penembak melukai banyak orang TKP masih aktif sedang diselidiki. 

Jepang menjadi negara dengan kasus penembakan massal terkecil

rendah Penembakan massal
Sumber: pexels.com

Kasus penembakan di Jepang menjadi yang terkecil atau jarang terjadi. Negara sakura tersebut melarang hampir semua bentuk kepemilikan senjata api, sehingga negara ini hanya memiliki sedikitnya dua pembunuhan terkait senjata dalam setahun. Hal ini berbanding terbalik dengan Amerika yang bisa mencapai 41 insiden penembakan massal berdasarkan data yang disusun oleh Associated Press (AP).

Hampir tidak ada seorang pun di Jepang yang memiliki senjata. Kebanyakan jenis adalah ilegal, bahkan Yakuza yang terkenal seperti mafia pun cenderung mengabaikan senjata. Pistol dilarang sama sekali. Satu-satunya senjata yang dapat dibeli dan digunakan secara legal oleh warga Jepang adalah senapan dan senapan angin, dan itu tidak mudah dilakukan karena memiliki proses yang panjang, yaitu:

  1. Harus mengikuti kelas sepanjang hari dan lulus ujian tertulis, yang diadakan hanya sebulan sekali.
  2. Harus mengambil dan lulus kelas jarak tembak.
  3. Tes mental dan tes narkoba.
  4. Lulus pemeriksaan latar belakang yang ketat untuk catatan kriminal atau asosiasi dengan kelompok kriminal atau ekstremis.
  5. Memberikan dokumentasi kepada polisi tentang lokasi spesifik senjata di rumah, serta amunisi yang keduanya harus dikunci dan disimpan secara terpisah.
  6. Meminta polisi memeriksa senjatanya sekali setahun.
  7. Mengikuti kembali kelas dan ujian setiap tiga tahun.

Hal ini lah yang membuat penduduk Jepang jarang yang mempunyai pistol dan rendahnya kasus penembakan massal. Bahkan, senapan kaliber kecil telah ilegal untuk dibeli, dijual, atau dipindahkan sejak tahun 1971. Kepemilikan senjata api sebelum tahun tersebut dan pemiliknya meninggal, maka ahli warisnya harus menyerahkannya kepada polisi.

 

Sumber: theatlantic, aljazeera, pewresearch

Must Read

Related Articles