OUR NETWORK

Berubah Menjadi Baik Memang Sulit, Mungkin Ini Alasannya

Berubah menjadi baik memang sulit, tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah. Mungkin, satu atau dua hari bisa berjalan lancar, tetapi seterusnya masih dipertanyakan karena, banyak yang kembali seperti semula.

Mungkin, kondisi ini juga dialami oleh kamu bukan? Secara teori, meninggalkan kebiasaan buruk, misalnya merokok sebenarnya mudah. Caranya bisa dengan tidak perlu membelinya lagi sampai menggunakan permen lolipop.

Sayangnya, semua langkah itu tetap saja hanya menjadi teori semata. Praktiknya sulit dan cenderung lebih sering tergoda, walaupun ada juga yang bisa berubah sepenuhnya. Sebenarnya apa yang mendasari seseorang seperti ini? Simak pembahasannya berikut ini.
Pola pikir yang sudah tertanam sejak kecil.

Poin pertama yang mendasari sulitnya berubah menjadi baik adalah pola pikir. Dalam kasus merokok diatas, sebenarnya kamu sudah tahu hal itu tidak bagus dan merusak berbagai organ tubuh. Tetapi, keinginan dan pola pikir sulit untuk disinkronkan.

Di mana sejak kecil sudah tertanam kalau merokok itu mampu menghilangkan stres dan menjadi aktivitas wajib bagi kaum lelaki. hal inilah yang akan terus teringat dalam benak hingga, akhirnya mereka terus melakukannya.

Pada dasarnya mereka tahu bahwa, kebiasaan itu tidak sehat dan membunuh secara perlahan. Sayangnya, pola pikir mengenai rokok adalah penghilang stres dan menjadi pertanda bahwa, dia adalah laki-laki terus teringat, sehingga untuk menghindarinya begitu susah.

Walaupun sudah banyak orang memperingatkan. Tanpa adanya keinginan kuat dan mengubah jalan pikiran itu sepertinya, sangat sulit mewujudkannya, oleh karena itu, cobalah secara perlahan saja dan jangan terlalu dipaksakan.

Sulit menerima kenyataan

Berubah menjadi baik bisa dikatakan sulit karena, kamu belum bisa menerima kenyataan. Pada orang yang kecanduan merokok, rasa nyaman akan terbentuk ketika melakukannya, kalau tidak pasti merasa resah dan kurang bergairah.

Perasaan itu yang membuat seseorang sulit untuk berubah. Contoh lainnya adalah bangun pagi, sebenarnya sudah sadar hanya saja, mata masih lengket karena suhu udara sangat dingin. Jadi, lebih baik tarik selimut lagi.

Rasa kenyamanan inilah yang menjadi kunci utama agar kamu bisa berubah. Semakin takut kehilangan rasa nyaman, maka perubahan tidak akan mungkin terjadi. Semua langkah dan tujuan pasti akan sulit membuat orang itu menjadi lebih baik.

Bahkan, mereka yang sudah lama tidak melakukannya bisa berbalik. Oleh karena itu, cobalah cari kenyamananmu sendiri, berpikir solusi bagaimana membuat kenyamanan baru jangan hanya terus bergantung.

Baca juga: Jangan Berubah Demi Gebetan

Alasannya belum kuat dan masih bisa dipatahkan

Kesulitan berubah menjadi baik berikutnya didasari kepada alasan yang masih setengah-setengah. Contohnya, saat kamu ingin berhenti merokok, ternyata bertemu dengan teman dan menawarinya.

Ada alasan, ”tidak enak dengan teman,” yang membuatmu harus melakukannya lagi. Hal itu biasa terjadi berkali-kali dan setiap hari. Sebenarnya alasan berhenti wajar, ingin menjaga kesehatan, sayangnya kurang kuat.

Masih kalah dengan kata, “tidak enak dengan teman,” Oleh karena itu, cobalah untuk mengalahkannya dengan berbagai cara. Bukan hanya teman saja, terkadang pasangan dan orang tua juga sama.

Masih butuh proses dan waktu

Pada dasarnya setiap orang punya waktu dan prosesnya agar menjadi baik. Sayangnya, banyak dari mereka selalu terlambat hingga akhirnya terjadi penyakit, menyesal dan lain sebagainya.

Proses dan waktu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah lingkungan. Apalagi, kalau tidak ada sosok yang ditakuti atau disegani. Kejadian berulang akan terus terjadi, hingga akhirnya sakit baru menyesal kemudian.

Oleh karena itu, cobalah mengubah segalanya mulai dari yang terkecil dulu. Misalnya satu hari tidak merokok besok iya, begitu seterusnya sampai satu bulan baru lanjutkan, atau kamu punya berbagai metode lain yang lebih efektif.

Berubah menjadi baik pada dasarnya adalah keinginan dari. Sayangnya, semua itu sulit karena, banyak faktor yang mendasarinya. Jadi, tetap berusaha terus tanpa kenal lelah, agar bahagia selamanya tanpa harus merasakan sakit.

Must Read

Related Articles