Jerawat memang menyebalkan, tetapi jerawat hormonal berada di peringkat teratas daftar jerawat yang membuat putus asa. Dari mulai hormon tiroid, PCOS hingga siklus menstruasi, ada banyak daftar alasan yang menyebabkan jerawat hormonal dan berjerawat. Simak ulasan dan pilihan pengobatannya di sini, Ladies!
Apa itu jerawat hormonal?
Jerawat hormonal adalah jerawat yang terjadi karena fluktuasi hormonal. Biasanya jerawat hormonal akan merajalela menginvasi wajahmu di masa dewasa. Fluktuasi hormon bertanggung jawab untuk mempengaruhi kulit secara negatif–kelebihan atau kekurangan produksi hormon menyebabkan perubahan tersebut.
Jerawat hormonal umumnya berkembang di sekitar area dagu dan rahang, yang menyakitkan dan dapat meninggalkan bekas luka permanen. Jerawat hormonal juga dapat menyebabkan beberapa jerawat lainnya seperti pertumbuhan rambut di sekitar dagu, penipisan rambut, bintik-bintik botak, penambahan berat badan, ketiak gelap, dan selangkangan.
Dermatologis menyarankan bahwa penting untuk mengevaluasi profil hormonal untuk mengidentifikasi defisit dalam tubuh. Menurut dokter Mikki, dermatologis da cosmetologist di Bodycraft Skin Clinic, berikut ini penyebab dari jerawat hormonal:
1. Sekresi hormonal
Dimulai di sekitar pubertas, kelenjar sebaceous mulai bekerja lembur. Kelenjar ini dipengaruhi oleh testosteron dan pada masa pubertas terjadi peningkatan produksinya yang menyebabkan kulit lebih berminyak, produksi sebum berlebih dan pori-pori tersumbat sehingga menimbulkan jerawat. Sering kali efek ini bisa meluas hingga dewasa.
2. Siklus menstruasi
Sehubungan dengan ketidakseimbangan rasio kadar progesteron dan estrogen, jerawat hormonal juga bisa muncul pada saat-saat ini.
3. PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
Kondisi PCOS juga merupakan alasan lain untuk kulit berjerawat.
Baca juga: 11 Gejala Kanker Ovarium yang Mungkin Kamu Abaikan
4. Menopause
Estrogen dikaitkan dengan hidrasi, elastisitas, dan ketebalan kulit. Selama menopause, kadar estrogen menurun dan kekeringan kulit, penurunan sintesis kolagen dan kulit yang lebih tipis dilaporkan dialami oleh para manula.
5. Hormon tiroid
Terlalu banyak hormon ini dalam sistem endokrin dapat menyebabkan kulit tampak memerah, berkeringat, dan hangat. Terlalu sedikit ini dapat menyebabkan penurunan tingkat hidrasi karena penghalang lipid yang terganggu.
Lalu bagaimana cara mengatasi jerawat hormonal dan breakout? Berikut ini saran dari dermatologis dokter Swati Mutha.
Tidur
Seluruh dermatologis kompak menyarankan agar rutinitas tidur yang tepat selama kurang lebih 8-9 jam setiap harinya harus dilakukan.
Perubahan gaya hidup
Kebiasaan buruk seperti merokok dan minum minuman keras harus dikurangi atau justru dihentikan.
Perubahan pola makan
Pola makan yang sehat dan membatasi asupan gula dapat membantu mengatasi jerawat hormonal.
Olahraga
Rutinitas olahraga teratur sangat dianjurkan untuk mendukung pola hidup sehat.
Baca juga: Perhatikan Hal-Hal Ini untuk Menjaga Keseimbangan Hormon
Stres
“Jerawat sangat dipengaruhi oleh stres, terutama di daerah perkotaan di mana orang selalu terburu-buru dan mengabaikan kesehatannya. Stres dapat dikelola dengan pola makan yang sehat, tidur yang cukup, olahraga, dan relaksasi,” kata dokter Swati Mutha.
Perawatan kulit
Ada banyak losion dan gel penyembuhan kulit yang mengandung retinol, klindamisin, dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan. Ada juga banyak perawatan yang tersedia untuk orang dewasa, seperti pengobatan oral, tusuk jarum kulit, laser, dan PRP.
Nah, itu dia ulasan mengenai jerawat hormonal langsunggg dari ahlinya, Ladies. Semoga informasi di atas dapat membantumu mengatasi jerawat hormonalmu, Ladies. Semangat!
Sumber: hindustantimes.com