OUR NETWORK

Less Is More: Apa yang Terjadi dengan Produk Kecantikan yang Tidak Dipakai Beauty Influencer?

Salah satu cara mengurangi membeli produk yang tidak kita perlukan adalah dengan melihat review dari beauty vlogger atau influencer yang memiliki kulit mirip dengan kulit Ladies. Jika cocok dengan mereka, harapannya akan cocok juga dengan kulit kita.

Baca juga: Opini: Bentuk Pelanggengan Budaya Konsumerisme dan Konsumtivisme Melalui Endorsement

Nah, tentunya pihak marketing dari berbagai brand produk kecantikan mengirimkan produk kecantikan mereka secara gratis (endorse) pada beauty influencers tersebut dengan harapan akan direview dan membantu publikasi mereka. Semakin banyak dikirim, semakin bertumpuk barang-barang tersebut.

Less Is More: Apa yang Terjadi dengan Produk Kecantikan yang Tidak Dipakai Beauty Influencer?
Foto: unsplash.com

Beauty influencer terkenal, Jeffrey Star, menurut The Guardian harus mengeluarkan berbagai produk kecantikan senilai lebih dari 1 milyar dollar dari kediamannya karena memenuhi lobi. Banyak dari barang tersebut bahkan belum pernah ia sentuh atau jarang terpakai.

Keadaan seperti ini adalah hal biasa bagi beauty influencer terkemuka dunia tidak hanya oleh Jeffrey Star. Untuk menghentikan bertambahnya limbah di industri kecantikan, mulai berkembang gerakan “Less Is More”. Gerakan ini intinya berupa ‘diet’ produk kecantikan dan memaksimalkan pemakaian produk yang ada.

Less Is More: Apa yang Terjadi dengan Produk Kecantikan yang Tidak Dipakai Beauty Influencer?
Foto: theguardian.com

Beberapa proyek Less Is More yang tengah populer sebagai konten YouTube yaitu anti-hauls, project pan, dan empties.

Anti-hauls berisi mengenai alasan tidak membeli produk kecantikan dalam jumlah banyak. Contohnya berhenti membeli semua shade warna pada produk seperti foundation dan hanya membeli yang benar-benar akan dipakai. Projects pan adalah kegiatan untuk memilih menghabiskan produk-produk lama sebelum membeli yang baru. Empties adalah proyek untuk menghabiskan produk kecantikan tanpa sisa di wadahnya.

Tidak heran juga jika produk Glossier Play yang dirilis bulan lalu mendapatkan banyak kritik karena menggunakan kemasan yang tidak perlu, produk berada di dalam kertas alumunium foil dan dikemas box lagi. Pihak Glossier berjanji akan mengganti kemasan produk mereka menjadi lebih ramah lingkungan.

Less Is More: Apa yang Terjadi dengan Produk Kecantikan yang Tidak Dipakai Beauty Influencer?
Foto: hypebae.com

Proyek tersebut disambut baik karena tidak semua orang dengan mudah mengeluarkan uang ketika membeli produk kecantikan. Beberapa beauty influencers seperti Samantha Ravndahl berhenti menerima produk endorse dan membeli sendiri produk kecantikannya. Ke depannya produk kecantikan akan lebih memikirikan pengaruh antara produk mereka dengan lingkungan. Semoga dengan begitu, kesadaran akan dampak produk terhadap lingkungan juga akan semangkit meningkat. Kita tunggu kelanjutannya nanti ya, Ladies.

 

Sumber: The Guardian

Must Read

Related Articles