Perkembangan dunia kecantikan yang sangat cepat turut membuat standar kecantikan berubah hampir setiap waktu. Perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk pandemi yang masih dan akan terus kita jalani entah sampai kapan. Pandemi yang membuat orang-orang semakin ketergantungan pada internet dan virtual lambat laut membuat setiap orang melihat dirinya dengan cara baru.
Menurut dokter kulit Jessie Cheung yang beroperasi di Chicago, Zoom atau aplikasi virtual meeting lainnya, adalah salah satu penyebab masyarakat menjadi semakain menyadari berbagai ‘kekurangan’ pada wajah mereka, seperti kerutan, kantung mata, hingga kerutan pada leher.
Yes yes yes kita semua tahu ‘kekurangan’ itu adalah hal yang normal, akan tetapi perubahan budaya yang kini menjadi serba virtual ini menyebabkan peningkatan besar dalam perawatan kulit hingga operasi plastik. Hmm bagaimana Ladies, apakah Ladies pun turut mempertimbangkan untuk mengambil tindakan operasi plastik untuk ‘memperbaiki’ fitur wajahmu? Nah kalau Ladies ingin mencoba pengalaman operasi plasti, tentu saja, secara virtual, Ladies bisa banget mencoba aplikasi ini, AEdit.
Apa itu AEdit?
AEdit adalah aplikasi simulator estetika 3D yang dibuat untuk memperbaiki proses operasi plastik dari awal hingga akhir. Aplikasi ini dirilis pada bulan Mei 2021 dengan tujuan untuk membuat operasi plastik lebih mudah diakses. AEdit menggunakan simulator estetika 3D yang sudah dipatenkan loh! Simulator ini memungkinkan pengguna untuk mencoba lebih dari 250 jenis operasi, tentu saja secara virtual. Prosedur operasi plastik yang termasuk ke dalamnya ini antara lain filler, rhinoplasty, dan jaw-contouring. Selanjutnya aplikasi akan menghubungkan pengguna dengan salah satu dari 250 provider di 12 kota besar di … New York City dan Los Angeles, Amerika Serikat. Yup, aplikasi ini belum dapat digunakan di Indonesia ya Ladies!
Menurut William Kennedy, ahli bedah plastik dan pendiri AEdit, setiap provider di aplikasi ternyata diundang untuk masuk ke dalam aplikasi secara pribadi. Para penyedia layanan operasi ini harus disertifikasi oleh dewan anggota American Board of Medical Specialties atau badan sertifikasi yang setara, dan harus menyerahkan foto sebelum dan sesudah layanan yang ingin mereka cantumkan di aplikasi.
Mau tahu bagaimana penggunaan aplikasi ini? Keep scrolling, Ladies!
Setelah mengunduh aplikasi, AEdit akan menghadirkan video tutorial ringkas untuk menjelaskan cara kerja aplikasi. Kamera depan akan diaktivasi untuk menyempurnakan pengaturan aplikasi ini. Untuk hasil terbaik, duduklah di area yang cukup terang dengan rambut diikat, minim riasan, dan tidak ada rambut pada wajah, seperti jenggot dan kumis karena akan memengaruhi hasilnya.
Selanjutnya aplikasi akan memberikan instruksi sesuai kondisi penggunanya, bisa saja instruksinya berupa lepaskan kaca mata, dekatkan kepala, dan lain-lain, untuk memastikan hasil swafotomu memiliki kualitas baik. Pengguna lalu akan dipandu untuk melalui lima sudut wajah yang berbeda, yaitu tengah, iri, kanan, atas, dan bawah.
Setelah posisi wajah pengguna memenuhi syarat, akan muncul lingkaran hijau di sekeliling wajah, lalu akan muncul tombol “start scanning” di bagian bawah layar. Selanjutnya, setelah pengguna melewati semua petunjuk,foto pengguna akan diubah menjadi 3D scan resolusi tinggi. Gambar ini kemudian akan muncul di layer dan digunakan untuk mencoba prosedur operasi pilihanmu.
Prosedur operasi plastik dibagi menjadi enam kategori: alis, mata, rahang/dagu, bibir, hidung, dan kulit.
Ladies dapat mencoba berbagai prosedur, dari mulai transplantasi alis hingga filler dagu. Untuk beberapa prosedur, seperti operasi hidung atau rhinoplasty, pengguna harus meng-upgrade aplikasi ke versi pro dengan biaya sekitar $6,99 hingga $55,99 perbulan atau sekitar Rp100ribu hingga RP1 jutaan. Versi pro juga mencakup akses ke prosedur baru sebelum orang lain, booking eksklusif senilai hingga $400 (sekitar Rp5,7 juta) untuk prosedur pilhanmu dengan salah satu provider, dan akses ke Pakar Estetika pribadi untuk mendampingimu.
Setelah memilih layanan, Ladies dapat mengatur intensitas perawatan dari 0%-100% yang dapat diatur di bagian bawah layer. Terdapat pula penjelasan mengenai perawatan dan informasi berapa lama waktu yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Di sisi kiri foto pengguna, terdapat pilihan menu seperti mengatur ulang foto untuk mencoba perawatan baru, membatalkan layanan, menyimpan, dan berbagi. Bahkan ada opsi untuk membagi foto 3D wajah Anda menjadi dua sehingga perubahannya mudah untuk dibandingkan.
Apabila pengguna sudah merasa puas dengan tampilan dari prosedur yang dipilih, pengguna dapat menekan tombol “Shop My Look” di bagian sudut kanan atas. Lalu memasukkan kode pos untuk melihat provider yang tersedia. Setiap layanan memiliki halaman profil sehingga pengguna dapat melihat nama, gelar, layanan, portofolio, dan ulasan sebelumnya.
Baca juga: Perbedaan dan Efek dari Botox dan Dermal Fillers
Dari cara penggunaannya, aplikasi AEdit ini sangat mudah dilakukan.
Mungkin rasanya seperti bermain dandan dan ubah wajah virtual, tetapi bisa diwujudkan dengan bantuan ahli bedah plastik. Aplikasi ini pun memungkinankan pengguna untuk mengambil pra-konsultasi untuk menambah wawasan mengenai operasi plastik tana terkesan berlebihan. Selain itu aplikasi ini pun memiliki Concern & Solution Databese yang, menurut dokter Kennedy, menampilkan lebih dari 400 panduan prosedur operasi yang akurat yang mudah dipahami. Panduan ini merinci semua biaya, pemulihan, hasil, dan lainnya.
Hmm namun benarkah aplikasi ini memberikan lebih banyak manfaat daripada kerugiannya, Ladies?
Bagaimanapun aplikasi ini memberikan dampak negatif terhadap pengguna, terutama obsesi terhadap kesempurnaan dan pemenuhan standar kecantikan yang terus berubah. Bagaimana bila standar kecantikan berubah dengan sangat cepat, apakah sehat bagi para penggunanya untuk mengikuti tren dengan begitu cepat? Media sosial, filter foto, serta konten selebriti rasanya sudah cukup banyak berkontribusi bagi kekhawatiran citra tubuh masyarakat, aplikasi AEdit ini sepertinya akan menjadi sumber ketidaknyamanan baru. Lebih parahnya lagi, aplikasi ini akan mempermudah akses operasi plastik yang seharusnya dipertimbangkan secara cermat.
Dokter Kennedy menjawab isu tersebut dengan menyatakan bahwa aplikasinya tidak diperuntukkan untuk memperburuk kesehatan mental penggunanya. Dirinya memandang AEdit sebagai cara untuk memerangi standar tidak realistis yang diciptakan media sosial. Menurutnya semakin banyak pasien yang datang ke dokter plastik dengan angan-angan setelah melihat konten di media sosial atau mendengarnya dari teman. Nah AEdit ini membantu pengguna untuk mevisualisasi prosedur tersebut secara lebih akurat. Jika lebih akurat, tentu saja pengguna dapat mempertimbangkannya secara realistis.
Aplikasi AEdit ini bukan diciptakan untuk meraih kesempurnaan atau mengikuti teren, tetapi lebih merupakan alat dan sumber daya yang memungkinkan pengguannya untuk menjelajahi operasi plastic sesuai keinginannya. AEdit juga menawarkan solusi cemerlang bagi orang-orang yang memulai perjalanan operasi plastik mereka dengan risiko minimal. Untuk mengetes apakah bentuk hidung yang kamu idamkan itu akan sesuai dengan keseluruhan wajahmu, kamu tidak perlu langsung mengeksekusinya ke dokter plastik, cukup mencoba aplikasi ini saja.
Bagaimana menurutmu, Ladies? Apakah kamu ingin mencoba aplikasi ini?
Sumber: allure.com