today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Perbedaan dan Efek dari Botox dan Dermal Fillers

Botox dan dermal fillers adalah dua perawatan kecantikan yang menerapkan teknik injeksi tetapi tidak melibatkan tindakan operasi. Meskipun terdengar mengerikan (siapa sih yang nggak takut jarum suntik?), namun peminatnya tetap membludak loh. Di Amerika Serikat saja, di tahun 2015 silam, American Society of Plastic Surgeons (ASPS) mencatat terdapat lebih dari 9 juta prosedur Botox dan dermal fillers. Di artikel ini, MeraMuda akan menjeaskan perbedaan dan apa saja efek dari Botox dan dermal fillers.

Apa sih kandungan dalam Botox dan filler tersebut sehingga banyak diminati para wanita dan pria?

Botox ternyata mengandung bakteri yang dimurnikan yang dapat membekukan otot. Dengan demikian, Botox dapat membantu meminimalisasi munculnya garis dan keriput yang disebabkan oleh ekspresi wajah. Sementara dermal fillers mengandung bahan-bahan yang dapat menambah massa di suatu area yang telah menipis karena penuaan. Penipisan ini biasanya terjadi di pipi, bibir, dan sekitar mulut.

Hmm, terdengar menarik ya. Apakah Ladies tertarik? Jika iya, Ladies harus mengetahui segala sesuatu tentang Botox, termasuk biaya dan risikonya.

Botox

Perbedaan dan Efek dari Botox dan Dermal Fillers
Foto: medicalnewstoday.com

Botox adalah racun botulinum dalam bentuk murni yang didapatkan dari bakteri. FYI, botulinum adalah racun yang sangat mematikan loh Ladies. Namun, dosis Botox telah diatur sedemikian rupa sehingga aman digunakan dan justru berfungsi sebagai penghilang kerutan.

Botox dapat melakukan fungsinya tersebut dengan memblokir sinyal saraf di otot tempat Botox disuntikkan. Apabila sinyal saraf terganggu, otot pun akan membeku atau lumpuh sementara. Tanpa gerakan otot, keriput pun dapat dipudarkan, dikurangi, atau bahkan dihilangkan.

Tahukah Ladies, nama Botox yang dikenal sampai saat ini ternyata adalah nama brand loh. Pada umumnya, perawatan dengan menggunakan racun botulinum apapun biasa disebut juga neuromodulator atau neurotoksin. Selain Botox Cosmetic, terdapat juga brand lain seperti Dysport dan Xeomin.

Jadi, apa saja nih yang dapat Botox perbaiki?

Botox ternyata hanya dapat bekerja di area keriput yang disebabkan oleh gerak otot alias keriput dinamis atau garis ekspresi. Salah satu area yang biasa disuntik Botox adalah area wajah bagian atas, seperti area di antara alis, garis horizontal di kening, dan keriput di sekitar mata. Garis-garis di area tersebut umumnya disebabkan oleh ekspresi wajah seperti senyum, cemberut, dan menyipitkan mata.

Untuk mendapatkan hasil yang konstan, perawatan Botox harus terus dilakukan sebab Botox bukanlah perawatan permanen. Kebanyakan efek Botox hanya akan bertahan selama 3-4 bulan saja.

Ada juga loh area yang tidak dapat ditangani oleh Botox. Ternyata, Botox tidak bisa bekerja di area yang mengalami keriput stasis, yaitu kondisi keriput yang disebabkan oleh mengendurnya kulit, atau hilangnya massa di wajah. Keriput statis biasanya terjadi di garis pipi, leher, dan area rahang.

Risiko dan pertimbangan sebelum melakukan Botox.

Menurut ASPS, Botox dapat dikategorikan sebagai perawatan yang aman. Namun, tetap ada efek sampingnya nih Ladies. Untungnya, efek samping di bawah ini biasanya hanya sementara.

  1. Kelopak mata atau alis yang turun apabila Botox disuntikkan di area mata.
  2. Otot wajah yang melemah atau lumpuh.
  3. Muncul bentol-bentol, ruam, atau gatal-gatal.
  4. Rasa nyeri, pendarahan, memar, bengkak, rasa kebas, atau kemerahan.
  5. Sakit kepala.
  6. Mulut kering.
  7. Gejala mirip flu,
  8. Mual.
  9. Sulit menelan, bicara, atau bahkan bernapas.
  10. Gangguan empedu.
  11. Terdapat masalah dalam penglihatan atau penglihatan kabur

Perawatan Botox pun bisa juga mengalami kegagalan yang disebabkan oleh perlawanan dari antibodi. Namun, kondisi tersebut hanya terjadi pda 1% orang yang sudah berkali-kali melakukan perawatan Botox.

ASPS juga menyarankan agar pasien tidak menggosok atau memijat area yang baru saja disuntik Botox. Penggosokan atau pemijatan dapat membuat racun botox menyebar dan menyebabkan otot menjadi lemah.

Tertarik dengan treatment Botox? Siapkan uang mulai dari $385 atau Rp 5 jutaan ya Ladies ?

Apa itu dermal fillers?

Perbedaan dan Efek dari Botox dan Dermal Fillers
Foto: medicalnewstoday.com

Dermal fillers atau tissue fillers adalah zat yang dirancang untuk disuntikkan di area bawah permukaan kulit untuk menambah volume dan fullness dari wajah. Zat yang digunakan dalam dermal fillers meliputi:

  1. Kalsium hidroksilapatit, senyawa seperti mineral yang bisa ditemukan di tulang.
  2. Hyaluronic acid, zat yang ditemukan di beberapa cairan dan jaringan tubuh, berfungsi untuk menambah plumpness pada kulit.
  3. Polyalkylimide, gel transparan yang kompatibel dengan tubuh.
  4. Polylactic acid, zat yang dapat merangsang produksi kolagen kulit.
  5. Polymethyl-methacrylate microspheres (PMMA), semipermanen filler.

Setiap bahan di atas dirancang untuk mengatasi gejala penuaan atau masalah kecantikan lainnya.

Dermal fillers memiliki waktu kerja yang lebih lama dari Botox, yaitu 6 bulan hingga 2 tahun lamanya. Sebelum memilih jenis dermal fillers tersebut, pasien harus mendiskusikan kebutuhan dan keinginannya dengan dokter untuk mendapatkan pilihan yang terbaik.

Kondisi apa saja yang dapat dermal fillers perbaiki?

Fungsi dari dermal fillers tergantung dari jenisnya. Akan tetapi, kesemuanya sepakat untuk melawan tanda penuaan, antara lain;

  1. Memontokkan bibir yang tipis
  2. Memperbaiki area yang tampak dangkal di area wajah
  3. Mengurangi atau menghilangkan lingkar hitam atau keriput di bagian bawah mata.
  4. Memperbaiki atau melembutkan tampilan luka.
  5. Memperbaiki atau melembutkan keriput statis, terutama pada wajah bagian bawah. Kerutan statis biasanya diakibatkan oleh hilangnya kolagen dan elastisitas kulit.

Risiko dan pertimbangan sebelum melakukan dermal fillers.

Seperti halnya Botox, dermal fillers pun masih masuk kategori aman, tetapi ada risiko yang harus diperhatikan. Beberapa efek samping yang umum terjadi adalah,

  1. Ruam pada kulit, gatal-gatal, atau munculnya jerawat.
  2. Kemerahan, memar, pendarahan, atau pembengkakan.
  3. Hasil yang tidak diinginkan, seperti wajah yang menjadi asimetris, muncul benjolan, atau overcorrection keriput.
  4. Kerusakan kulit yang menyebabkan luka dan infeksi.
  5. Dapat merasakan zat dermal fillers di bawah kulit.
  6. Kebutaan dan masalah penglihatan lainnya.
  7. Kematian sel kulit akibat hilangnya aliran darah ke daerah yang disuntuk dermal fillers.

Harga dari dermal fillers ini bervariasi, tergantung dari penyedia layanan. Namun menurut statistic ASPS di tahun 2016, setidaknya biayanya mencapai berikut ini

  1. Calcium hydroxylapatite, seperti Radiesse: $687
  2. Hyaluronic acid, seperti Juvederm, Restylane, or Belotero: $644
  3. Polylactic acid, seperti Sculptra: $773
  4. Polymethyl-methacrylate microspheres, seperti Bellafill: $859

Namun, biayanya bisa saja lebih atau kurang, tergantung dari berapa banyak fillers yang digunakan. Selain itu, penyedia layanan dermal fillers pun dapat meminta biaya tambahan untuk tindakan lain ataupun konsultasi.

Ingin mencoba salah satu treatment di atas? Boleh saja, Ladies. Namun, pastikan Ladies melakukannya di klinik yang sudah terjamin keamanan dan reputasinya. Jangan sampai Ladies tergiur dengan promo atau harga murah karena penampilan, bahkan nyawa Ladies lah taruhannya.

Sumber: Medical News Today, Foto cover: qestethic.com

Must Read

Related Articles