OUR NETWORK

Perbedaan Interoception pada Pria dan Wanita Bisa Pengaruhi Mental Health?

Mental health merupakan salah satu isu yang sedang hangat di kalangan masyarakat. Banyak orang sudah semakin aware dengan kondisi mental. Karena orang-orang, baik masyarakat biasa atau publik figur juga sudah semakin terbuka dengan kondisi mentalnya. Bahkan, orang-orang sudah tidak tabu lagi menyarankan segera berkonsultasi pada ahli jiwa jika bersangkutan dengan kesehatan mental.

Ada berbagai hal yang bisa memengaruhi kesehatan mental, salah satunya yang masih perlu digali lebih dalam adalah interoception atau saraf sensorik bagian dalam. Ini merupakan bagaimana diri memberitahukan otak tentang apa yang terjadi di dalam tubuh. Bisa dibilang saraf sensorik ini merupakan penghantar rangsangan ke otak.

Ada banyak rangsangan yang dihantarkan, mulai dari lapar, haus, rasa sakit, detak jantung, dan lain sebagainya. Kenapa interoception ini juga berpengaruh pada kesehatan mental? Karena kemampuan saraf sensorik ini juga berpengaruh pada pengambilan keputusan, skill bersosial, dan berbagai perilaku emosional lainnya.

Dan gangguan pada saraf sensorik ini sudah dilaporkan dalam banyak kondisi kesehatan mental, termasuk juga kecemasan, gangguan makan, dan juga depresi.

Baru-baru ini sebuah penelitian yang memiliki sampel pria dan wanita, meneliti tentang apakah perbedaan cara menafsirkan interoception dari jantung, paru-paru dan perut berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Dari 93 penelitian yang mengamati interosepsi pada pria dan wanita, ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Para wanita kurang akurat dalam tugasnya memperhatikan interoception pada jantung dibandingkan para pria. Sementara untuk tugas di bagian lain, paru-paru dan perut masih kurang jelas.

Baca juga: Nggak Hanya Menyembuhkan Mental, Therapist Ini Share Manfaat Lakukan Konsultasi

Kesehatan mental dan interoception

Perbedaan Interoception pada Pria dan Wanita Bisa Pengaruhi Mental Health?
Foto: thejakartapost.com

Dari penemuan yang telah ditemukan, itu bisa menjadi salah satu hal untuk mempermudah kenapa lebih banyak wanita yang menderita mental health issue (seperti kecemasan dan depresi) saat masa remaja. Sebenarnya sudah beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut, mulai dari pengaruh hormon, genetika, kepribadian, paparan stres, sampai dengan kesulitan yang dihadapi saat masih anak-anak.

Namun, karena sudah diketahui interoception juga penting untuk kehidupan, perbedaan yang ditemukan dalam penelitian itu juga bisa menjadi salah satu alasan. Tapi tentu saja, masih perlu penelitian yang lebih jauh lagi untuk memahami semua faktornya. Karena sampai saat ini yang diteliti masih sangat terbatas.

 

Sumber: sciencealert.com

Must Read

Related Articles