Selama ini kita menggunakan minyak esensial seperti halnya olive oil (minyak zaitun), lavender, dan minyak yang lainnya untuk beragam kebutuhan. Sebut saja untuk rambut, untuk wajah, aroma theraphy, dan lain sebagainya. Tapi, apakah minyak esensial ini benar-benar aman?
Beberapa peneliti di masa lampau melakukan studi terhadap pengaruh minyak esensial terhadap hormon. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kasus mengenai seorang anak-anak yang mengalami pertumbuhan buah dada yang tidak normal yang disebut dengan pubertal gynecomastia. Sekarang, sebuah studi menemukan jika minyak esensial, terutama lavender dan juga tea tree oil bisa mengganggu kestabilan hormon.
Kecurigaan atau latar belakang dari penelitain tersebut adalah laporan dari tahun 2007 pada sebuah studi yang diunggah di New England Journal of Medicine.
Studi kasus tersebut mengambil 3 anak laki-laki berusia 10 tahun atau yang lebih muda, yang diidentifikasi oleh dokter anak, yang menyebutkan jika anak-anak tersebut memiliki ukuran buah dada yang besar.
Setelah dipelajari lebih lanjut ternyata, anak-anak tersebut menggunakan minyak lavender dan juga tea tree oil secara teratur. Dalam ketiga kasus anak tersebut, saat mereka mencoba untuk menghentikan penggunaan produk tersebut, masalah buah dada yang membesar itu perlahan-lahan pulih dengan sendirinya beberapa bulan kemudian. Saat peneliti menguji coba minyak tersebut ke sel manusia, mereka melihat jika minyak-minyak tersebut mengganggu kestabilan hormon pada sel.
Penelitian terbaru di tahun 2018 yang dipresentasikan pada ENDO 2018, pertemuan tahunan ke-100 Endocrine Society di Chicago. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari National Institue of Environmental Health Sciences (NIEHS) yang merupakan bagian dari National Institute of Health. Pihak peneliti mengambil setidaknya 8 senyawa yang terdapat di dalam minyak lavender dan tea tree oil untuk dipelajari secara seksama. Kemudian mereka mengaplikasikannya ke sel kanker manusia dan melihat perubahan yang terjadi pada hormon estrogen dan androgen. Dihasilkan jika senyawa itu memiliki efek yang bervariasi terhadap sel kanker. Namun, kesemuanya nampak memiliki aktivitas yang mengganggu hormon.
Tyler Ramsey salah satu peneliti di NIEHS menyebutkan jika ia tidak bisa menyarankan orang untuk berhenti menggunakan minyak-minyak essensial tersebut. Meskipun begitu, orang-orang perlu untuk mempertimbangkan penemuan atau hasil penelitian yang sudah dilakukan. Untuk itulah penelitian lebih lanjut sangat diperlukan.
Sumber: In Style, Foto cover: consciouslifestylemag.com