Komunikasi yang baik adalah inti dari segala hubungan antar manusia. Namun, ketika kita berada di komunikasi yang tidak sehat, Ladies tentu sering kebingungan cara memperbaikinya, bukan? Komunikasi yang tidak sehat dapat berarti berbagai macam hal. Di sini akan dibahas lebih pada bentuk komunikasi yang tidak efektif dan menimbulkan ketidaksinambungan antara dirimu dan lawan bicaramu. Baik itu teman, pacar, saudara, kolega, dan lain sebagainya. Berikut kita simak ya Ladies komunikasi seperti apa yang kurang sehat dan cara memperbaikinya.
Baca juga: 5 Perilaku Buruk yang Bikin Kamu Dijauhi dalam Hubungan
1. Fokus pada lawan bicaramu, bukan pada masalah
Laura Doyle, seorang pakar dalam hubungan mengatakan “Aku dulu sering mengatakan pada suamiku bahwa dia perlu menghabiskan lebih banyak waktu denganku. Sayangnya ini bukanlah hal yang tepat. Pernyataan tadi dianggap sebagai kritik dan sebuah serangan, membuatnya semakin tidak ingin menghabiskan waktu denganku.”
Doyle mengatakan bahwa kita perlu menjangkau akar permasalahannya. Dia menambahkan bahwa yang dia inginkan sebenarnya adalah agar pasangannya dapat menghabiskan waktu dengannya. Doyle kemudian memikirkan tahap-tahap awal hubungan romantis dengan suaminya, apa yang membuat mereka ingin menghabiskan waktu bersama, dan yang terpenting, apa yang berubah dari diri Doyle yang berakibat pada hubungannya sekarang.
Berfokus pada masalah dan introspeksi diri dan bukannya terfokus pada lawan bicara saja. Tina Konkin, Penulis buku tentang hubungan, mengatakan bahwa introspeksi diri itu penting. dia menambahkan “ketika seseorang itu sadar bahwa yang bisa mereka ubah hanyalah diri mereka sendiri, di saat itulah mereka melihat peluang untuk berubah.”
2. Pasif-agresif
Menyamarkan perasaan dan emosi kamu dibalik sarkasme dan pernyataan “pasif-agresif” adalah bentuk komunikasi yang sangat tidak sehat. Pasif-agresif adalah tanda perasaan terluka, asumsi negatif, tanda penyesalan dan tidak bahagia dalam suatu hubungan. Sikap pasif-agresif menuntut seseorang untuk membaca pikiran lawan bicaranya, dan manusia tidak bisa melakukan hal itu.
Doyle berkata, “Sebuah mitos klasik bahwa berbicara to the point membuatmu menjadi orang jahat. Kuncinya adalah bagaimana kamu menyampaikan keinginanmu sekaligus membuat lawan bicaramu terinspirasi, bukannya merasa diserang.” Tetap fokus pada dirimu sendiri. Fokus pada perasaanmu, kebutuhanmu, apa yang kau inginkan, dan bukan menunjuk lawan bicaramu dan menumpahkan kesalahan padanya.
3. Pendapat dan kritik disampaikan sebagai “saran yang membantu”
Doyle berkata “Pernyataan seperti ‘Apakah kamu yakin memakai baju itu?’ adalah contoh kritikan yang disamarkan. Kamu tidak akan selalu setuju setiap saat, tapi bukan berarti segala hal patut dijadikan pertengkaran.” Penting bagi kita untuk menyampaikan maksud dan keinginan kita dengan baik. Jika kamu ingin memberikan saran, kamu bisa memilih kata-kata yang tepat. Misalnya untuk kasus baju di atas, kamu bisa mengubah kalimatmu menjadi… “Sepertinya baju itu lebih cocok digulung. Atau, kenapa nggak pakai atasanmu yang satu lagi?” Memang sih, kadang kita spontan mengatakan sesuatu. Nah, hati-hati, kalau kamu merasa maksud yang kamu sampaikan ditangkap dengan berbeda, kamu bisa segera menjelaskannya.
Baca juga: Menurut Ahli, Ini Trik Mendekati Seseorang yang Memiliki Kepribadian Berbeda
Menghormati satu sama lain adalah poin penting dan layaknya oksigen dalam hubungan, tanpa rasa hormat hubungan tersebut akan hancur. Itulah yang perlu diperlihatkan disetiap interaksi dan dalam memberikan pendapat, Ladies. Dengan siapapun kamu berkomunikasi.
Sumber: The Zoe Report, Foto cover: Unsplash.com