Kalau kamu pebisnis, karyawan, pekerja lepas, apapun pekerjaanmu, networking itu sangatlah dibutuhkan. Akan ada kemungkinan ketika kamu bertemu orang baru, ternyata malah kamu bisa bekerja sama dengannya, atau mengerjakan suatu proyek besar baru. Jadi, kenapa nggak untuk membangun networking seluas-luasnya?
Tapi banyak dari kita yang nggak tau perbedaannya berteman dan ber-networking. Memang keduanya terlihat sama di permukaan. Kita ketemu orang baru, menemukan minat yang sama, dan berharap hubungan itu akan berlanjut.
Tapi, pada kenyataannya berteman dan membuat networking itu berbeda loh, Ladies. Dan, sangat penting untuk bisa membedakan antara keduanya. Seperti yang dikatakan mantan Menteri Luar Negeri, Madeleine Albright, “Perempuan benar-benar pandai berteman tapi tidak pandai berjejaring.”
Mari kita pahami dahulu apa itu networking. Networking adalah tentang membangun hubungan, melakukan percakapan substantif, dan menemukan kesamaan dengan para profesional lain dalam waktu terbatas. Ya, ini adalah kesempatan untuk terhubung dengan orang lain, tetapi harus diingat, networking lebih tentang memajukan tujuan profesional kamu daripada membuat orang menyukai kamu, atau ikut campur dalam kehidupan sosial kamu.
Kalau kamu mencoba untuk berteman di setiap acara networking yang kamu datangi, kamu mungkin merugikan dirimu.
Berikut adalah beberapa skenario jaringan umum yang dapat mengarah ke pertemanan dan cara memastikan kamu mendekatinya dengan cara yang benar. Kita coba lihat perbedaannya dalam contoh situasi-situasi ini ya, Ladies.
Situasi: Ketika kamu mengambil minum di bar, kamu memulai suatu percakapan dengan seseorang.
Dengan gelas minuman di tangan. Kamu bersiap untuk berpindah dan bersiap memulai penjelajahan, tapi di sisi lain, si orang yang kamu ajak bicara ini seperti enggan pergi dari samping kamu, ia ingin tetap melakukan pembicaraan denganmu.
Kalau sedang mencari teman: Kamu merasa nggak enak, terus akhirnya kamu nemenin dia selama acara berlangsung. Hey, dia ternyata cukup baik dan sulit tidak mengenal siapapun dalam tipe situasi seperti ini.
Mencari Networking : Setelah beberapa menit mengobrol, kamu mengundang orang tersebut menjadi “teman networking”- mu. Lalu membuat kesepakatan masing-masing dari kalian berkenalan dengan orang baru lainnya sepanjang malam, dan setuju untuk saling mengenalkan masing-masing orang yang kalian temui tadi.
Situasi: Lima menit setelah saling memperkenalkan diri dan bertanya, “Jadi, apa pekerjaanmu?” kamu ternyata terjebak mendengarkan cerita orang lain terhadap proyek yang sedang dikerjakannya.
Mencari Teman: Kamu nggak mau melukai perasaannya dengan menyela, dan pekerjaannya cukup menarik, jadi kamu tersenyum, mengangguk dan mendengarkan sambil dia terus bercerita. Tidak pernah berhenti untuk menanyakan balik apa yang kita kerjakan.
Mencari Networking: Menyadari dia nggak akan mengalihkan perhatiannya terhadap kita, fokuslah pada kalimat berikutnya di mana kamu bisa menghubungkan ceritanya dengan proyek yang kamu kerjakan. Ceritakan juga client yang kamu punya atau topik apapun yang akhirnya membuat kamu bisa nyambung. Dengan begitu, kamu telah membuat transisi yang mulus dan bisa membagikan ceritamu.
Situasi: Kamu melihat seseorang berdiri sendirian, membawa tas tangan yang udah diincar selama berbulan-bulan. Ini adalah pembuka obrolan yang sempurna, jadi kamu datang menghampiri untuk mengobrol.
Mencari teman: Kamu memuji tasnya, kemudian memulai percakapan, mengikat percakapan pada kesukaanmu pada tas Burberry tersebut dan contoh penjualan.
Mencari Networking: Kamu sudah memulai dengan menyebutkan tasnya–dan juga, obrolan ringan merupakan cara tercepat dan paling efektif untuk membangun hubungan. Tapi dalam beberapa menit, kamu dengan bijaksana menemukan cara untuk beralih ke pembicaraan bisnis, mengubah percakapan menjadi pertukaran kenapa kamu berada di acara tersebut atau apa yang kamu kerjakan.
Situasi: Kamu sedang memiliki percakapan hebat dengan seseorang tentang konferensi yang kalian berdua datangi minggu lalu. Sama seperti kamu akan bertanya apakah dia mau makan siang bersama minggu depan, kemudian ada orang lain masuk ke dalam percakapan.
Mencari Teman: Kamu tidak mau terlihat kesal atau terganggu, jadi kamu berdiri di situ dengan canggung, nggak yakin untuk bereaksi dan nggak menambahkan apapun dari percakapan mereka.
Mencari Networking: Kamu menyadari kalau kamu nggak akan diperkenalkan, jadi kamu menyisipkan diri di percakapan. Kamu tersenyum, memperkenalkan diri, dan mungkin berdiri lebih dekat. Lagipula orang baru ini bisa menjadi kontak baru. Kemudian, kamu menyelipkan kartu namamu kepada mereka, sambil berkata, “Saya persilahkan kalian berdua mengobrol, tapi saya suka jika kamu menyempatkan waktu makan siang kapan-kapan. Email saya minggu depan?”
Jadi, bukan berarti kesenangan harus di hilangkan dari membangun sebuah jaringan.
Tentu saja nggak! Networking bukan tentang secara gamblang memberikan kartu nama kita, tapi ini tentang bagaimana caranya membuat koneksi yang benar dengan orang-orang. Tapi kuncinya: sebelum kamu memutuskan koneksi itu ke teritori pertemanan, lakukan percakapan bermakna untuk membantu meningkatkan tujuan profesional kamu.
Lalu, ketika kamu akhirnya mendapatkan teman baru? Ya, bisa dibilang itu adalah bonus tambahan.
Sumber: themuse