Banyak sekali penyebab marah terjadi. Mulai dari kemacetan jalanan, pekerjaan yang tidak selesai-selesai karena banyak revisi, sampai masalah hormon sedang naik-turun. Marah memang wajar saja terjadi, namun jika meluapkannya secara tidak terkontrol, bisa-bisa malu yang akan menghampiri setelahnya. Maka dari itulah, kita perlu mencoba mengontrol diri dengan baik jika sedang marah ya, Ladies.
Ada banyak cara bisa dilakukan untuk meredam amarah yang sedang membuncah di dada. Tidak hanya meredam, kamu juga bisa menyalurkan amarah tersebut dengan lebih baik. Sebuah penelitian di tahun 2010, bisa mengungkapkan marah dengan cara yang sehat akan menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Maka dari itu yuk ikuti beberapa tips berikut supaya tetap terkontrol dengan baik, meski saat marah sekalipun.
Tarik Napas Dalam-dalam
Mungkin terdengar klise, tapi ini adalah salah satu hal pertama dan termudah yang bisa kamu lakukan, Ladies. Scott Dehorty, LCSW-C, dari Delphi Behavioral Health menyebutkan jika menarik napas dalam-dalam merupakan teknik yang sangat ampuh untuk menurunkan rasa marah dan kecemasan. Jika kamu merasa marah, segera tarik napas dalam-dalam, untuk mengirimkan sinyal ke otak supaya lebih tenang.
Menggambarkan Diri dalam Keadaan Tenang
Setelah menarik napas dalam-dalam jika merasa kurang tenang dan masih ingin meledak-ledak, coba untuk memvisualisasikan diri dalam kondisi tenang, tutup matamu, dan lihat dirimu dalam pikiran sedang rileks. Lihatlah dirimu sedang stabil, dan menghadapi semuanya dengan baik. Tetap fokus supaya marah berangsur-angsur mereda.
Baca juga: Tips Mengatasi Rasa Marah
Mendengarkan Musik
Salah satu alternatif untuk meredam kemarahan adalah mendengarkan musik, terutama yang masuk dalam daftar favorit. Mendengarkan musik memberikan efek menenangkan tubuh dan pikiran. Jadi, setiap kali merasa marah akan segera datang, segera pasang earphone lalu pasang musik.
Menuliskan Kemarahan
Tidak heran orang-orang yang sedang marah banyak mengupload status di media sosial, karena memang ampuh meredakan emosi. Namun, supaya setelah emosi mereda bukan rasa malu yang mendera, ada baiknya menuliskan kemarahan di notes pribadi saja. Bisa juga menuliskannya di kertas lalu setelah mereda bisa dibuang ke tempat sampah. Tuliskan saja semua yang dirasakan. Jika memang satu-satunya yang bisa kamu ‘tulisi’ adalah status media sosial, jangan langsung post setelah kamu selesai meluapkan amarahmu. Baca kembali dan cukup simpan di draft. Setelah kamu tidak marah, biasanya sih kamu akan males sendiri melihat tulisanmu itu dan langsung menghapusnya. Hehe.
Menggumamkan Mantra Andalan
Mengulang-ulang mantra, dalam hal ini adalah kalimat-kalimat yang menenangkan seperti halnya “semua akan berjalan baik-baik saja”, “buat semuanya jadi mudah”, dan masih banyak lainnya ternyata ampuh untuk meredakan rasa marah. Lain kali jika kamu merasa ingin meledak karena amarah, cara ini bisa untuk dilakukan.
Sementara Waktu Pindah Tempat
Jika dirasa cara-cara sebelumnya masih kurang ampuh meredakan emosi, kamu bisa untuk sementara waktu pindah ke tempat lain. Misalnya saja ke pantry, kafe, atau hanya sekedar jalan-jalan di taman. Dengan begini kamu akan lebih mudah tenang karena energi kamu tersalurkan dan suasana baru itu juga membantu meredakan emosi kamu. Barulah jika emosi sudah terkontrol dengan lebih baik, kamu bisa kembali lagi seperti semula.
Curhat ke Orang-orang Terdekat
Cara lainnya untuk membuat kemarahan tetap terkontrol dengan baik dan tidak meledak-ledak adalah curhat kepada orang-orang terdekat. Misalnya saja sedang mendapatkan tekanan dari bos atau bahkan rekan kantor, kamu bisa curhat dan menumpahkan segala keluh kesah. Jika ditahan terus bisa-bisa menjadi penyakit di kemudian hari.
Baca juga: Ini Nih Alasan Kenapa Kita Para Cewek Perlu Curhat Kepada Sahabat
Jika dirasa marah yang dirasakan semakin sering dan kamu sudah kewalahan karenanya, bisa meminta bantuan ahli lho, Ladies. Terlebih lagi jika rasa marah ini sudah berdampak pada hubungan dan kehidupan sosial, semua yang sebelumnya baik-baik saja jadi berantakan lantaran amarah. Pergi cari bantuan ke therapist yang berkualitas, kompeten, dan terpercaya tentunya.