OUR NETWORK

Konsumsi Obat Alergi Bisa Kurangi Produksi Minyak di Kulit Hingga Mengering?

Buat Ladies yang punya alergi terhadap makanan, serbuk bunga atau hal-hal tertentu pasti sudah tidak asing dengan antihistamin. Yup, holy grail untuk menghentikan reaksi alergi pada tubuhmu ini, tentunya tidak akan ketinggalan berada di kotak obat daruratmu, bukan? Tapi Ladies, perlu kamu ingat, di samping menyembuhkan alergi, mengonsumsi obat ini dapat memengaruhi kulit kamu, loh! Dalam hal ini, kulitmu akan semakin kering seiring dengan konsumsi obat tersebut.

Berangkat dari pengalamannya, seorang Redditor dalam Skincare Addition menyatakan bahwa antihistamin dapat mempengaruhi produksi sebum. Seiring dengan banyaknya konsumsi antihistamin, produksi minyak pada kulit dan rambut akan semakin berkurang, hingga mengering.

Baca juga: Kamu Menderita Alergi? Produk Kecantikan Ini Dapat Membantu Mengatasi Gejala yang Muncul 

Senada dengan Redditor tersebut, dokter kulit bersertifikat di McLean Dermatology and Skincare Center di Virginia, Lily Talakoub, menyatakan bahwa di dalam sel-sel kulit tubuh terdapat reseptor histamin yang di satu sisi menjadi penyebab reaksi alergi muncul. Di sisi lain, berfungsi sebagai perangsang sel-sel kulit untuk melepaskan sebum atau minyak ke kulit, tepatnya ialah sebocytes. Sel-sel yang memproduksi sebum atau minyak pada kulit ini, memiliki reseptor histamine H-1 pada permukaannya. Jadi, ketika kamu mengonsumsi antihistamine, secara otomatis reseptor ini diblokir. Akhirnya, produksi sebum berkurang dan kulit menjadi kurang berminyak dari biasanya.

Konsumsi Obat Alergi Bisa Kurangi Produksi Minyak di Kulit Hingga Mengering
Foto: lipstiq.com

Berdasarkan efeknya ini, banyak orang kemudian menganggap bahwa mengonsumsi antihistamin dapat menjadi solusi perawatan bagi pemilik kulit berminyak. Terutama untuk mengendalikan sebum dan melawan jerawat.

Namun, hal ini tidak dibenarkan oleh para dokter kulit. Mereka tidak merekomendasikan konsumsi antihistamin karena efeknya minim. Tidak hanya itu, menurut Direktur Layanan Alergi di Weill Cornell Medicine and New York-Presbyterian, William Reisacher, penggunaan jangka panjang antihistamin dapat menimbulkan masalah lain.

Baca juga: Tips Membuat Makeup Lebih Tahan Lama di Kulit Berminyak

“Karena efeknya mengurangi produksi minyak untuk kulit, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kulit kering dan gatal, khususnya daerah hidung dan tenggorokan, bahkan dapat menyebabkan post-nasal drip dan mimisan,” jelasnya. Ia menambahkan, jantung pun memiliki reseptor histamin, sehingga penggunaan histamin dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan aritmia atau detak jantung tidak teratur.

Daripada mengonsumsi antihistamin untuk mengurangi produksi sebum, dokter kulit bersertifikat di Beverly Hills, Ava Shamban, menyarankanmu untuk menggunakan retinoid topikal. Senada denagn Shamban, Talakoub juga menyarankan untuk menambahkan lebih banyak penggunaan produk yang mengandung asam salisilat pada rutinitas perawatan kulit sehari-hari.

“Asam salisilat adalah asam beta-hidroksi yang merambat ke pori-pori kulit dan masuk ke kelenjar minyak untuk mengeringkannya, jelasnya. Ia juga merekomendasikan kandungan ini dibandingkan benzoyl peroxide dan glycolic acid, yang menurutnya secara tidak sengaja justru dapat meningkatkan produksi minyak pada kulit.

 

 

Sumber: Allure

Must Read

Related Articles