Ketika film The Matrix Resurrection muncul di bioskop, terbesit rasa ingin melihat pertunjukannya. Tetapi, kenyataan jaringan pemutar film memilih memainkan The King’s Man lebih banyak, membuat perasaan ragu menjadi ragu, apakah ada sesuatu?
Walau diselimuti kekaguman tiada henti, sayangnya ada banyak catatan penting harus diperhatikan sebelum melihatnya, Mulai dari alur cerita yang seharusnya tidak seperti itu, rasanya membosankan karena temponya diperlambatkan.
Hanya saja, saat melihat bahwa kebutuhannya bukan untuk para fans yang sudah menikmati triloginya sejak awal, melainkan bagi penonton yang memang belum pernah melihatnya sama sekali, tetapi ingin menikmatinya sebagai sebuah hiburan. Jika sudut pandang itu diterapkan, maka tempo lambat terasa masuk akal. Tetapi, bagi penikmat triloginya terasa membosankan. Bisa dikatakan pertunjukan ini mirip sebuah drama, aksi yang ditampilkan hanya sebagai pemanis saja. Hal tersebut akan terasa sejak 10 menit awal sampai akhir.
Memaksakan untuk berjaya kembali
Walau masih disutradarai oleh Lana Wachowski yang pernah membawanya dalam masa kejayaan. Untuk kali ini, Lana seperti kehilangan arah dalam menceritakan sesuatu, dia seperti memaksakan, pertunjukan itu berakhir dalam kurun waktu 2 jam 30 menit.
Kondisi tersebut membuat pertunjukan ini terasa hambar dan sedikit dipaksakan. Seakan-akan Warner Bross menginginkan keuntungan besar di tengah semua negara sudah mulai membuka kembali jaringan bioskopnya. Sehingga, kemungkinan mengunggah kembali pertunjukan di masa lalu pasti memberikan keuntungan.
Anggapan itu akan terasa benar bila mereka melakukan produksi ulang atau reboot. Tetapi, pada kenyataannya adalah sekuel ke 4 yang tensi sudah rusak sejak 10 menit kedua dan seterusnya.
Apalagi, saat Neo dan Trinity yang ternyata masih hidup. Bukan sesuatu yang mewah melainkan biasa saja. Harus diakui, mendengarnya memang mengecewakan, tetapi seperti itulah kenyataannya.
Tidak heran bila beberapa penonton ikut merasa bingung, mana dunia nyata dan tidak. Walau banyak kekurangan dari aspek cerita, tetapi Lana Wachowski masih beruntung, ada aspek memukau lainnya yang menjadi daya tariknya.
Menyajikan pertunjukan yang memukau
Memukaunya pertunjukan ini diawali dengan hadirnya penggunaan CGI yang lebih berkembang. Sangat bagus dan terlihat sekali keindahannya, pertunjukan bela diri tangan kosong juga terlihat menyenangkan.
Tetapi, kalau boleh jujur pergerakannya tidak sebagus ketika Keanu Reeves berada di film John Wick. Aksi bela diri khas Indonesia yang diperankannya membuat terpukau, indah dan menyenangkan untuk disimak. Bagi penikmat Matrix sebelumnya, melihat pertarungan ini terlihat menyenangkan, mengapa? Kamu bisa melihat perkembangan kekuatannya yang sekarang ditambah dibandingkan sebelumnya.
Tidak heran bila penonton begitu terangsang ketika adegan ini dihadirkan. Alasan lainnya mengapa pertunjukan ini tampak memukau adalah peran dari seluruh pemainnya yang terasa masih cocok memerankan tokoh tersebut, walau ada dua nama baru yang memerankan tokoh kuat.
Walau dari segi usia sebenarnya baik Neo atau Trinity sudah tua. Tetapi, pergerakannya memang masih indah dalam menghadapi berbagai villain, terutama pada akhir film ini. Semuanya seperti mengenang masa lalu, ketika Matrix sedang berada di puncak.
Film Matrix Resurrection Sangat Menarik Tetapi,
Bagi penggemar lama, pertunjukannya menjadi sebuah sajian besar di tahun 2021 yang masih layak untuk ditonton. Ada konflik menarik yang sudah dikembangkan sehingga, secara keseluruhan banyak pengamat sepakat memberinya nilai 7.
Plot twist yang disajikan mengenai siapa villain utamanya membuat semua penonton mengaguminya. Pada ending tersebut, semua orang menjadi paham, untuk alasan apa pihak Warner Bross bersedia mengulang kembali film yang dibintangi oleh Keanu Reaves, Jessica Henwick, dan Yahya Abdul Meteen II.
Sebelum menikmatinya, lebih baik lihat dulu 3 filmnya. Dengan begini, pengalaman menonton jadi lebih menyenangkan, tidak harus berpikir istilah ini, apa, dan bagaimana. Dengan begini, film The Matrix Resurrection menjadi sebuah tontonan menarik, karena perubahan pola pikir akan terasa sekali ketika belum atau sudah melihatnya.