OUR NETWORK

Pentingnya Work-life Balance dan Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat

Yayasan Pulih didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif dari Pemerintah Australia, menyelenggarakan webinar selama dua hari. Webinar ini merupakan bagian dari kampanye #KitaMulaiSekarang untuk mengadvokasi kesetaraan gender dalam work-life balance. Kampanye tersebut mendorong keterlibatan laki-laki di ranah domestik dan mengembangkan kemitraan dengan perempuan untuk memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan. Juga untuk mengadvokasi akses dan kesempatan yang setara, terutama di bidang ekonomi.

Webinar hari pertama pada Rabu (16/3) mengangkat tema work-life balance di tengah pandemi dan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan setara bagi karyawan. Pandemi memberi pengaruh bagi pekerja laki-laki maupun perempuan. Seperti yang mungkin juga Ladies alami, saat WFH, pembagian peran yang fleksibel jadi tantangan tersendiri bagi karyawan milenial.

Webinar hari pertama dibuka oleh Todd Dias, Konselor (Bidang Ekonomi dan Perdagangan) di Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan Dian Indraswari selaku Direktur Eksekutif Yayasan Pulih.

Dian menyampaikan dampak besar pandemi pada sektor bisnis termasuk karyawan, terutama bagi karyawan milenial. Sebagai generasi terbesar di tempat kerja, karyawan milenial mengalami berbagai tantangan karena ruang kerja dan ruang domestik manajdi satu. Jika berlanjut, bisa menimbulkan dampak pada kondisi sehat mental kita, Ladies.

Preisden Direktur PT Nestle Indonesia, Bapak Ganesan Amplavanar menegaskan perlunya menciptakan lingkungan kerja yang turut mendukung perempuan. Dukungan tersebut dituangkan melalui implementasi regulasi yang konsisten untuk mewujudkan kesetaraan gender. Dampak pandemi juga dirasakan oleh perempuan pekerja dengan disabilitas. Beban berlapis dan stigma terhadap pekerja perempuan menjadikan mereka semakin rentan dan sedikit banyak memengaruhi kondisi kesehatan mental mereka. Pendiri sekaligus CEO Difalink, Ni Komang Ayu Suriani menyatakan bahwa perusahaan yang inklusif dan aksesibel dapat membantu mengikis stigma perempuan pekerja dengan disabilitas. Sektor bisnis harus peka untuk melihat kebutuhan yang berbeda bagi kelompok disabilitas.

Figur lain dengan platform mereka masing-masing pun memaparkan cara mereka masing-masing untuk mendukung kampanye ini.

Amanda Valani, Head of Original Content Narasi dan pendiri Ruang Berpijar menyampaikan perlunya membangun kultur dan rasa saling membutuhkan antara peran perempuan dan laki-laki. Sementara itu Nuraismi Jamil selaku perwakilan Rumah KitaB menjelaskan mengenai Kampanye Muslimah Bekerja yang menyediakan ruang diskusi. Ruang diskusi tersebut turut melibatkan tokoh agama, pengusaha muda, dan tokoh kunci yang dapat berkolaborasi mendorong perempuan bekerja.

Pada kesempatan yang sama, Devi Amarini,  co-founder dan editor in chief Magdalene juga menyatakan pentingnya mengubah norma gender yang masih belum setara. Melalui kampanye daring bertajuk Women Lead dan #KomikCeritaIndah Magdalene mengedepankan pentingnya keterlibatan laki-laki dalam ranah domestik. Kampanye ini mendukung perempuan berdaya dan mengakses ranah publik secara lebih leluasa. Tokoh figur lainnya yang turut hadir antara lain Maureen Hitipeuw dari Komunitas Single Moms Indonesia, Muhamad Saeroni, koordinator nasional Aliansi Laki-laki Baru.

Pembagian peran dan pelibatan laki-laki tidak hanya untuk menguntungkan perempuan saja, tetapi juga laki-laki dan bahkan anggota keluarga di rumah tersebut. Kedua webinar menandai puncak kampanye #KitaMulaiSekarang. Selama satu setengah tahun, kampanye ini melibatkan lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki pekerja milenial urban dengan pesan tentang menciptakan kemitraan yang sehat dan setara. Webinar ini sekaligus menandai peluncuran modul pembelajaran daring Meredefinisi Kembali Work-life Balance: Memahami Pekerja Urban Milenial dan Produktivitas Kerja, yang merupakan salah satu produk dari Yayasan Pulih. Produk ini menjadi bentuk dukungan bagi pekerja urban dan tempat kerja untuk menciptakan ruang kerja yang sehat, setara serta inklusif bagi semua.

Must Read

Related Articles