Deodoran sudah menjadi perlengkapan kebersihan dan kewangian diri yang tidak dapat ditinggalkan. Ladies pasti pernah merasakan deh pengalaman mencium semerbak semilir bebauan tidak sedap yang membuat mual dari orang yang tidak menggunakan deodorant. Hingga saat ini Ladies mungkin tidak memerhatikan, tetapi tahukah Ladies, ternyata keduanya adalah benda yang berbeda loh. Kamu sudah tahu perbedaan antara deodoran dan antiperspirant?
Perbedaan mendasar antara dua produk tersebut adalah, antiperspirant menjaga ketiakmu agar tidak mengeluarkan keringat, sementara deodoran hanya membantu keringatmu tidak berbau menyengat. Perlu Ladies ketahui bahwa terdapat dua jenis kelenjar keringat di sekujur kulit, dan keduanya sangat terkonsentrasi di daerah ketiak. Kelenjar ini umumnya akan mulai berkembang di usia pubertas, atau sekitar 11-12 tahun.
Kelenjar eccrine bertindak untuk mendinginkan tubuh saat sedang panas. Caranya adala dengan mengeluarkan air dan garam, jadi tidak ada hubungannya dengan bau yang kita kenal sebagai bau asem. Pelaku dari bau ketiak adalah kelenjar apocrine yang mengangkut keringat yang mengandung sekresi lemak dan protein dari dalam tubuh ke permukaan tubuh. Nah, lemak dan protein inilah yang nantinya bereaksi dengan bakteri untuk menciptakan bau. FYI, tubuh kita ternyata juga memproduksi bau alami, dan bisa diduga, salah satu bagian yang paling aktif dan produktif adalah ketiak. Aroma yang diproduksi oleh ketiak adalah axillary body odor.
Deodoran tidak memiliki kemampuan untuk mencegah tubuh mengeluarkan keringat. Jadi, apabila Ladies mengoleskan deodoran ke permukaan ketiak, lalu beraktivitas, 100% Ladies akan berkeringat. Namun, jangan khawatir, deodoran mampu melawan bau yang dihasilkan oleh konspirasi lemak, protein, serta bakteri. Kok bisa? Ternyata deodoran bekerja dengan menyasar bakteri di sekitar ketiak. Kandungan triclosan dalam deodoran akan membuat kulit di ketiak menjadi tidak terlalu asin dan asam sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak. Tak ada bakteri, tak ada bau.
Sementara antiperspirant bekerja dengan menahan ketiak agar tidak berkeringat.
Tanpa keringat, bakteri yang terdapat dalam ketiak tidak memiliki asupan makanan. Kandungan dalam antiperspirant sebenarnya 11-12 dengan deodorant, yang membedakannya adalah kandungan seperti alumunium dan zirconium yang bekerja dengan menyumbat kelenjar keringat ketiak. Bebas keringat dan bau? Hmm, siapa yang tidak ingin? Namun, tahan dulu, Ladies. Beberapa penelitian menemukan kaitan antara kanker payudara dengan antiperspirant.
Alumunium yang terkandung dalam antiperspirants terbukti menyebabkan mutasi DNA, yaitu penyebab dari pertumbuhan sel yang tidak terkendali (kanker). Penelitian lain telah membantah klaim tersebut, tetapi kurang meyakinkan. Apalagi, yang cukup meresahkan, dalam antiperspirant terdapat label peringatan yang menyarankan konsumen untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk tersebut, terutama bagi penderita ginjal. FYI, alumunium dosis besar bisa memberikan akibat fatal bagi penderita gangguan ginjal. Waduh…
Tubuh bebas bau dan keringat memanglah menjadi dambaan semua orang, apalagi iklan-iklan menyerbarkan propaganda bahwa ketiak basah adalah hal yang memalukan. Benarkah demikian?
Satu hal yang harus Ladies ketahui, kesehatanmu jauh lebih penting dari apapun. Selain itu, berkeringat adalah hal yang sangatlah normal. Jangan sampai Ladies termakan iklan mentah-mentah sebab tujuan iklan hanya satu, meraih untung sebanyak-banyaknya tanpa benar-benar memedulikan kesehatan konsumen. Jadi, janganlah terlalu malu saat Ladies berkeringat. Kalau benar-benar ingin tubuh bebas bau tetapi jauh dari risiko penyakit, gunakan deodoran alami atau deodoran buatan sendiri. Memang sih lebih mahal dan ribet, tetapi lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
Sumber: How Stuff Works, Foto cover: groovygreenliving