OUR NETWORK

Sebelum Bermain di Air? Kenali Necrotizing Fasciitis Dulu, Yuk!

Ketika musim panas tiba, pantai tentunya menjadi tempat yang sangat menggoda untuk didatangi, bukan? Bermain air, berjemur, berlarian di tepi pantai bersama orang-orang terdekat telah menjadi bayangan idaman dan menyegarkan untuk menyempurnakan waktu yang dihabiskan saat musim panas. Akan tetapi, studi baru terkait penelitian terhadap pantai memberikan pukulan besar bagi para pecinta pantai. Perkembangan necrotizing fasciitis, bakteri pemakan daging yang berkembang di air semakin mengancam jiwa. Baru-baru ini, seorang gadis 12 tahun di Florida juga mengalami kondisi ini setelah berenang di pantai.

Penelitian menunjukkan, perubahan iklim dan air yang hangat menjadi faktor penyebaran bakteri pemakan daging ini ke pesisir timur. Berdasarkan studi yang diterbitkan 18 Juni, sebelumnya bakteri ini ditemukan di sepanjang Pantai Teluk, di mana, suhu air tetap di atas 55 derajat Fahrenheit sepanjang tahun, akan tetapi antara 2017-2018, ada lima kasus yang terjadi di area yang lebih utara dari Delaware dan New Jersey. Dengan perkiraan 20.000 kasus setahun, necrotizing fasciitis masih tergolong sangat jarang dialami manusia.

Meski begitu, penyakit ini dinilai perlu dikenali secara lebih mendalam sebelum melakukan berbagai aktivitas di air.

Menurut National Organization for Rare Disorders, necrotizing fasciitis ialah sebuah penyakit yang berasal dari bakteri pemakan daging yang mengakibatkan pembusukan jaringan lunak pada tubuh. Bakteri ini menyerang kulit dan jaringan di bawahnya (fascia, yang mengelilingi otot, saraf, lemak dan pembuluh darah), menyebar dengan cepat. Terkadang kecepatannya dapat mencapai satu inci per jam. Akibatnya, penderita akan mengalami toxic shock syndrome yang dapat menyebabkan kematian organ.

Sebelum Bermain di Air? Kenali Necrotizing Fasciitis Dulu, Yuk!
Foto: onberita.com

Menurut NORD, bakteri ini memasuki tubuh melalui luka terbuka atau luka eksternal, bahkan terkadang melalui organ seksual. Setelah terinfeksi, bakteri ini akan menyebar melalui jaringan lunak. Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan penyakit, termasuk streprococcus, bakteri penyebab radang tenggorokkan, serta bakteri yang ditemukan di tanah, hewan, dan alam. Bakteri ini juga akan mempengaruhi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, seperti penderita kanker, ginjal, dan hati.

Ketika seseorang terkena bakteri ini, menurut CDC terlihat beberapa gejala pada tubuhnya seperti demam tinggi, mual, diare, dan kedinginan.

Seiring perkembangannya, kulit menjadi berwarna merah, bengkak, dan berkilau sebelum melepuh. Dampak terburuknya, kulit tersebut menjadi luka terbuka. Kemunculan gejala ini umumnya dimulai dalam beberapa jam setelah cedera disertai rasa sakit parah pada luka, seperti ‘otot yang ditarik’. Kulit menjadi hangat dan mengalami pembengkakan berwarna merah atau keunguan pada area tersebut dengan cepat.

Meski begitu, hal ini tidak berarti membuat orang harus menghindari air selama hidupnya. Pasalnya, dilansir dari People, terdapat beberapa fakta dan tips terkait tindakan cepat yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menghindari kondisi yang disebabkan penyakit ini yang berpotensi mematikan.

Sebelum Bermain di Air? Kenali Necrotizing Fasciitis Dulu, Yuk!
Foto: pexels.com

Untuk mencegah penyakit ini, seseorang sangat disarankan untuk menjaga kebersihan tubuhnya dengan baik. Begitu pula ketika memiliki luka terbuka, tutupi dengan perban yang bersih dan kering serta hindari dulu bermain di air. Tak hanya itu, meski penularan necrotizing fasciitis jarang terjadi, CDC menyarankan untuk tetap memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan menjaga tubuh tetap sehat.

Baca juga: Ketika Kamu Bersin atau Batuk, Ternyata Sejauh Ini Bakteri dan Kuman Akan Tersebar

Di sisi lain, apabila seseorang telah terkena bakteri ini, menurut CDC, langkah pertama dalam mengobati penyakit ini ialah dengan antibiotik intravena. Akan tetapi, antibiotik ini tidak dapat menyembuhkan secara total. Seringkali, tetap memerlukan tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang mati. Dalam hal ini, pengobatan yang dilakukan sangat tergantung pada tingkat perkembangan dari fasciitis nekrotikans yang ada dalam tubuh, dan sangat disarankan untuk segera ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

 

Sumber: People   Foto cover: pexels.com

Must Read

Related Articles