OUR NETWORK

Pil Diet dan Pencahar Berpotensi Tingkatkan Gangguan Makan pada Remaja

Standar kecantikan yang berlaku pada era ini menuntut masyarakat, khususnya perempuan untuk memiliki tubuh yang kurus dan tipis. Banyak perempuan akhirnya menggunakan segala cara, yang cenderung kurang baik bagi kesehatannya untuk mengikuti standar tersebut. Misalnya mengonsumsi pil diet, hingga pencahar. Cara ini pun tidak hanya dilakukan oleh perempuan yang telah dewasa, tetapi juga tak jarang dilakukan para remaja.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Membuat Kecemasanmu Semakin Menjadi-jadi!

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health (AJPH) dari Harvard T.H Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan dan Rumah Sakit Anak Boston, menemukan bahwa remaja perempuan yang menggunakan suplemen seperti pil diet atau obat pencahar untuk mengendalikan berat badannya berpotensi menderita gangguan makan.

Adapun gangguan ini dapat dialami selama satu hingga tiga tahun dibandingkan teman-temannya yang tidak mengonsumsi produk tersebut.

Senior Author yang merupakan Professor di Department of Social and Behavioral Sciences di Harvard Chan School dan Direktur Striped (Strategic Training Initiative for the Prevention of Eating Disorders), Bryn Austin, memberi keterangan. Melalui penelitian yang dilakukannya diketahui bahwa ada hubungan paralel sebagaimana tembakau dan alkohol. Ada zat berbahaya yang dapat mendorong remaja ke arah gangguan makan. “Dari temuan ini terdapat zat berbahaya yang dapat membuat remaja menuju masalah yang semakin burukk. Dan ini termasuk gangguan penyalahgunaan zat serius,” ucapnya.

Pil Diet dan Pencahar Berpotensi Tingkatkan Gangguan Makan pada Remaja
Foto: dosomething.org

Adapun, penelitian ini dilakukan dengan melihat data dari Asosiasi Nasional Anorexia Nervosa dan Gangguan Terkait terkait 10.058 perempuan dan remaja yang berusia 14 dan 36 tahun. Dari data tersebut ditemukan sebanyak 0,8 persen peserta yang sebelumnya tidak memiliki kelainan makan dilaporkan didiagnosis menderita gangguan tersebut dalam satu hingga tiga tahun setelah menggunakan pil diet untuk mengendalikan berat badan mereka. Demikian pula 4,2 persen dari peserta mengaku bahwa mereka telah menggunakan obat pencahar untuk mengendalikan berat badan mereka.

Baca juga: Hati-Hati! Beberapa Kebiasaan Aneh Ini Bisa Menjadi Gangguan Mental yang Serius

Para peneliti menyatakan, temuan mereka ini dijadikan sebagai pukulan terhadap penjualan dan kemudahan akses individu di bawah umur dalam memperoleh produk-produk tersebut. Melalui akun Instagram, mereka juga mendorong pelarangan atas iklan pil diet OTC dan teh detoksifikasi terhadap anak di bawah umur.

“Sudah saatnya bagi pengecer dan pembuat kebijakan untuk menanggapi hal ini secara serius atas bahaya dari produk-produk ini dan mengambil langkah untuk melindungi kaum muda,” tegas asisten peneliti klinis Division of Adolescent Medicine, Boston Children’s Hospital, Jordan Levinson.

 

Sumber: Sheknows

Must Read

Related Articles