OUR NETWORK

5 Mitos Tentang Gangguan Makan yang Tidak Benar, Menurut Ahli Diet

Kewaspadaan mengenai gangguan pola makan atau eating disorder semakin meningkat setiap tahunnya. Namun, kewaspadaan ini pun dibarengi dengan munculnya berbagai mitos mengenai gangguan pola makan.

Ahli dietisien teregistrasi Caroline Thomason, RD, mengungkap setidaknya ada 5 mitos tentang eating disorder yang tidak benar yang sebaiknya segera kamu berhenti percayai, Ladies. Simak ulasannya di bawah inI!

5 Mitos Tentang Gangguan Makan yang Tidak Benar, Menurut Ahli Diet

Mitos 1: Eating disorder memiliki “tampilan” stereotip

Banyak yang mengira bahwa eating disorder hanya memengaruhi wanita muda, kurus, dan berkulit putih, tetapi itu tidak benar. Menurut pengakuan Caroline pada Well and Good, ia menangani klein wanita dan pria dari segala usia, ukuran, dan latar belakang. Ada yang berusia 12 tahun hingga 70 tahun. 

Caroline mengungkap dirinya pernah bekerja dengan pria terjebak dalam pola diet yo-yo yang membuat mereka merasa stres dan diperbudak oleh rencana makan. 

Dengan kata lain, tidak ada satu kalangan pun yang sepenuhnya bebas dari risiko eating disorder. Apapun latar belakangmu, budaya diet dan tekanan masyarakat untuk memenuhi standar kecantikan tertentu dapat mengacaukan persepsimu tentang apa yang perlu Ladies lakukan untuk menjadi sehat.

Mitos 2: Kamu bisa mengetahui saat melihat orang yang mengalami eating disorder

Selain tidak ada satu “tampilan” pasti pada penderita eating disorder, ada alasan lain mengapa sangat sulit untuk menemukan seseorang dengan perilaku berbahaya ini: Orang yang terlibat dalam perilaku ini sangat pandai menyembunyikannya.

Orang dengan gangguan makan seringkali hidup dengan rasa malu dan bersalah atas pilihan makanan mereka. Rasa malu ini dapat membuat seseorang menjadi sangat tertutup. Seringkali, ketika klien baru mencari bantuan, mereka telah berjuang selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun sebelum memutuskan untuk mencari dukungan.

Pola gangguan makan itu sulit dilacak. Bagi orang yang tidak terlatih, mungkin seseorang hanya terlihat jadi lebih peduli dengan kesehatan, nutrisi, atau rutinitas kebugaran mereka. Apa yang tidak orang lain lihat lihat adalah banyak cara di mana mereka mulai merasa stres dan kewalahan oleh gaya hidup baru ini.

Mitos 3: Orang dengan gangguan makan itu dangkal

5 Mitos Tentang Gangguan Makan yang Tidak Benar, Menurut Ahli Diet
Foto: freepik

Karena gangguan makan sering kali berpusat pada makanan dan citra tubuh, banyak orang salah mengira. Tindakan mereka itu dianggap sebagai tindakan penuh keangkuhan dan kesombongan. 

Orang dengan gangguan makan tidak teratur menganggap bahwa dengan mengendalikan makanan, berat badan, atau rutinitas olahraga, mereka akan merasa mampu mengendalikan dan mengatasi tekanan hidup. 

Mitos 4: Eating disorder tidak berbahaya

Kita hidup dalam budaya yang mengagungkan pola makan yang tidak teratur. Kita memasuki budaya memuji orang-orang atas upaya penurunan berat badan mereka, melewatkan makan, makan sesedikit mungkin, atau mengikuti rencana makan yang ketat. Secara halus atau tidak halus, seringkali kita mendesak seseorang untuk melakukan kebiasaan tersebut. Dari sinilah pola makan tidak teratur berubah menjadi eating disoder. 

“Karena gangguan makan sangat dinormalisasi dalam budaya kita, perilaku seperti membatasi karbohidrat, melewatkan makan, atau berolahraga untuk ‘mendapatkan’ makanan tertentu dapat diterima secara sosial dan biasanya tidak dianggap berbahaya. Namun, gangguan makan pasti bisa menjadi bola salju dan berubah menjadi gangguan makan yang mengancam jiwa.” Demikian tegas Carolina Young, MS, RDm RYT, yang  seorang ahli dietician.

Mitos 5: Kamu bisa mengatasi gangguan makan sendirian

Jika Ladies bergumul dengan eating disorder, mudah untuk membandingkan dirimu dengan orang-orang yang juga memiliki eating disorder dan merasa apa yang kamu alami mungkin “tidak seburuk itu.” 

Namun, lainnya halnya jika Ladies merasa hubunganmu dengan makanan mengganggu kemampuanmu untuk menjalani hidup. Apalagi sampai merusak hubunganmu dengan orang terdekat, atau berkontribusi pada stres yang lebih besar. Jika demikian, Ladies sebaiknya segera menemui ahli untuk mendapatkan bantuan.

 

Sumber: wellandgood.com

Must Read

Related Articles