OUR NETWORK

Diet Vegan Berpotensi Turunkan IQ Generasi Selanjutnya

Ladies, apakah kamu penggemar berat pola hidup diet? Pernah mencoba diet vegan? Sekilas memang tampak sehat, hanya mengonsumsi sayur-sayuran. Namun, ternyata, menurut ahli gizi terkemuka menerapkan diet vegan dalam pola hidup dapat membahayakan generasi berikutnya. Apalagi ketika diet ini dilakukan oleh para wanita yang sedang hamil!

Pasalnya, menurut ahli gizi, Emma Derbyshire, peningkatan tren diet ‘nabati’ dapat berisiko menciptakan kekurangan massa dalam kolin. Nutrisi makanan yang sangat penting untuk perkembangan otak. Kolin biasanya ditemukan dalam daging, ikan, telur, dan produk susu yang sangat penting saat kehamilan, namun dijauhi vegan. Padahal, kandungan kolin dalam beberapa sumber makanan ini berkontribusi besar pada pertumbuhan otak bayi yang sehat.

Baca juga: 7 Jenis Vegetarian dan Manfaatnya

Derbyshire menegaskan pendapatnya ini melalui tulisannya di jurnal BMJ Nutrition, Prevention & Health, dengan memaparkan ‘konsekuensi yang tidak diinginkan’ dari diet vegan dan menyarankan untuk melakukan diet yang didasarkan pada daging dan susu.

“Semakin banyak bukti bahwa kehadiran kolin penting bagi tubuh. Dan ini sangat penting untuk tidak terus mengabaikannya, mengingat bahwa tren makanan sekarang cenderung lebih merujuk pada pola makan nabati atau veganisme yang selanjutnya akan berdampak pada asupan kolin,” ucapnya.

Foto: webmd.com

Ia menambahkan, dampak terburuk dari pola diet vegan ini ialah dapat mematikan kekuatan otak generasi berikutnya. Meski pola makan nabati tidak dapat dipungkiri sempat menjadi solusi yang sangat baik untuk lingkungan.

Akan tetapi, jika dikaitkan dengan perkembangan otak janin, diet vegan bukanlah solusi. Meski diketahui tubuh, khususnya hati, juga secara aktif memproduksi kolin, namun jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan karenanya tetap memerlukan asupan kolin dari sumber makanan dan suplemen di luar tubuh.

Sayangnya sampai saat ini diakui Derbyshire masih banyak perempuan berusia subur atau tengah hamil melakukan diet vegan dan kekurangan nutrisi kunci tersebut. Sebagaimana yang terjadi di Inggris. Berdasarkan laporan penelitian konsumen yang dilakukan perusahaan Kantar Worldpanel, awal tahun ini ditemukan sebanyak 21 persen rumah tangga di Inggris mengurangi asupan daging dalam dua tahun terakhir. Sebanyak sepuluh persen rumah tangga menjalankan vegetarian yang fleksibel atau ‘paruh waktu’ dan lima persen merupakan vegetarian penuh, serta satu persen vegan biasa. Padahal, meski tidak melakukan diet vegan, terbukti bahwa 9 dari 10 sayuran yang tersedia tetap lebih banyak dikonsumsi oleh non-vegan pada tahun 2018 di Inggris.

So, buat kamu yang menjalankan diet vegan atau akan melakukannya, ulasan di atas mungkin bisa membantu kamu mempertimbangkan kembali akan menerapkan diet vegan atau tidak. Lalu, jika sudah ada keputusannya, disarankan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter ahli, untuk mengetahui apakah tubuhmu benar-benar perlu melakukan diet vegan dan mengambil risiko tersebut atau tidak.

 

Sumber: dailymail.co.uk

Must Read

Related Articles