OUR NETWORK

Pandemi Mengubah Segalanya, Termasuk Tren di Dunia Kecantikan

Di tengah karantina besar-besaran di seluruh belahan dunia, perubahan terkait pelayanan dan penjualan produk kecantikan tidak dapat dihindari. Dengan diwajibkannya masker dan dibatasinya aktivitas di luar rumah, pelanggan mau tidak mau mengubah kebiasaan belanja mereka. Saat ini, pelanggan lebih memilih produk yang dapat memberikan layanan home-spa salon agar dapat tetap merawat diri meskipun berada di rumah.

Misalnya saja Charlotte Leeds (28 tahun) yang mengganti rutinitas salonnya dengan membeli produk facial dan waxing alis di rumah, serta memprioritaskan pembelian skincare ketimbang makeup. Menurutnya, bahkan meskipun pandemi sudah berlalu, ia mungkin akan kesulitan kembali ke rutinitas lamanya. Saat ini saja, Charlotte sudah tidak menggunakan makeup selama berbulan-bulan.

Data terbaru dari Spate menunjukkan bahwa empat tren kecantikan terbaru telah muncul selama masa pandemi.

Antara lain: alat kecantikan di rumah, produk perawatan pewarna rambut ungu agar warna rambut tahan lama, serum, dan perawatan kulit blue-light blocking.

Pandemi Mengubah Segalanya, Termasuk Tren di Dunia Kecantikan
Foto: vogue

Popularitas beauty tools atau alat kecantikan memang sudah menanjak sebelum pandemi. Namun, peningkatan pascapandemi sungguh mencengangkan. Misalnya saja penelusuran untuk produk facial streamer melonjak sebesar 70% dalam 12 bulan terakhir. Sementara itu, pencarian alat face scraper, seperti gua sha tools menanhak sebesar 33,4%. Di retailer produk kecantikan Credo, penjualan skincare tools meningkat sebanyak dua kali lipat sejak bulan Maret tahun ini. Pertumbuhan ini dipimpin oleh penjualan gua sha Empress Stone dari Wildling Beauty.

Baca juga: Foundation Tools Terbaik untuk Hasil yang Flawless

Selanjutnya, penjualan facial steamer dari brand Dr. Deniss Gross melonjak sebanyak 45% pada bulan Maret dan April sebelum akhirnya terjual habis, baik di situs resminya maupun di mitra pengecernya, seperti Sephora. Menurut perwakilan dari Dr. Deniss Gross, permintaan untuk facial streamer ini meningkat secara tidak biasa meskipun cuaca sedang panas.

Produk selanjutnya yang penjualannya meningkat adalah produk rambut ungu untuk rambut pirang. Baik penjualan sampo dan kondisioner rambut ungu meingkat sebanyak 40%, sementara untuk maskernya melonjak hingga 82,1% selama periode 12 bulan terhitung mulai Juni tahun 2019. Peningkatan ini dipicu oleh kehati-hatian pelanggan yang masih belum mau mengunjungi salon meskipun sudah dibuka. Selain itu, penjualan produk secara retail ke tangan pelanggan dinilai lebih murah daripada kunjungan ke salon atau spa.

Selain beauty tools, para pelanggan pun menambahkan lebih banyak produk ke rutinitas perawatan kulit mereka.

Serum adalah salah satu produk yang semakin populer, terutama serum vitamin C, hyaluronic acid, dan retinol, yang mengalami peningkatan penjualan sebesar 20%-40% selama masa pandemi ini. Sementara itu, serum niacinamide meningkat sebanyak… 193,1%! Popularitasnya yang meningkat tajam dikaitkan dengan penggunaan aplikasi conference call, seperti Zoom, yang penggunaannya menjadi lebih umum.

Herbivore Botanicals, brand indie yang terkenal dengan serum Exfoliating Glow Serum, mengungkap bahwa penjualan produk mereka meningkat sebesar 139% sejak Maret. Menurut sang manager, Michael Ahmad, peningkatan ini terkait dengan konsumen yang ingin menciptakan momen perawatan diri yang memanjakan, yang membantu mereka membedakan waktu antara bekerja dan beristirahat yang saat ini sama-sama dilakukan di rumah.

Peningkatan screen time telah meningkatkan kewaspadaan akan ampat cahaya biru artifisial terhadap kulit. Penelusuran untuk produk perawatan blue light ini meningkat sebanyak 46,2% selama 12 bulan terakhir. Peningkatan penelusuran ini dibarengi dengan peningkatan penjualan produk tersebut, seperti suncare Coola, hydrating blue-light blocking mist dari One Ocean Beauty, juga blue light-blocking dari brand Supergoop.

Baca juga: Baca Ini Sebelum Memutuskan Menggunakan Alat Pembersih Koemdo Sendiri di Rumah

Pergeseran tren dan prioritas konsumen ini menegaskan pentingnya kelincahan dan kecepatan brand kecantikan dalam menangkap kebutuhan konsumen. Meskipun memang brand tidak dapat melakukan peluncuran produk secara reaksioner, terutama dengan masih berlakunya WFH, re-marketing produk yang sudah ada adalah salah satu cara menarik minat pelanggan. Menariknya, hal ini menunjukkan pergeseran yang sedang berlangsung di dunia kecantikan, bahwa pelangganlah yang menentukan tren, dan perusahaan harus membentuk beragam portofolio agar tetap selangkap lebih maju.

Pandemi mempopulerkan preferensi “Lebih memilih skincare daripada makeup” semakin melekat meskipun gaya hidup sudah berangsur normal. Apakah kamu salah satunya, Ladies?

 

Sumber: Vogue Business

Must Read

Related Articles