Sudah banyak studi yang mengatakan bahwa produk kosmetik memiliki potensi besar mencemari lingkungan. Nah, baru-baru ini terdapat penelitian mengenai kadar fluorine di produk kosmetik Amerika Serikat dan Kanada.
Dari penelitian tersebut, 50% lebih produk yang beredar mengandung fluorine. Hal ini berarti lebih dari 50% produk yang beredar berpotensi mengandung PFAS (Per-and Polyfluoroalkyl substances) dan mencemari lingkungan. Apa hubungan fluorine dengan PFAS? Mengapa PFAS berbahaya? Cek ulasannya di bawah ini ya!
Hubungan Fluorine dan PFAS
Adanya fluorine merupakan indikator kemungkinan adanya PFAS dalam produk tersebut. Fluorine sendiri merupakan bagian dari PFAS. Molekul PFAS tersusun atas rantai antara karbon dan fluorine. Ikatan karbon dan fluorine ini sangat kuat sehingga digunakan untuk membuat produk lebih tahan lama, anti air, dan sebagainya. Saking kuatnya, peneliti belum bisa menentukan waktu yang dibutuhkan PFAS untuk terurai.
Mengapa PFAS Berbahaya?
PFAS merupakan kumpulan dari ribuan komponen kimia yang dipakai pabrik membuat berbagai produk komersial seperti produk kecantikan sejak pertengahan abad 20. PFAS tidak mudah rusak dan strukturnya tidak berubah ketika dibuang ke lingkungan. Karena itulah PFAS dikenal sebagai cemaran abadi, Ladies.
Meskipun beresiko besar karena belum diketahui dampak sepenuhnya dari PFAS- dikarenakan banyaknya tipe komponen yang masuk di kategori ini- banyak PFAS ditemukan di produk umum dan digunakan sehari-hari. Termasuk didalamnya produk kosmetik yang banyak dijual di Eropa dan Asia. Bisa jadi produk yang kamu pakai juga mengandung PFAS nih, Ladies.
Baca juga: Yuk Ketahui Perbedaan antara Kosmetik Organik, Cruelty-Free, dan Vegan
Hasil Penelitian
Peneliti menemukan bahwa fluorine ditemukan di produk kosmetik yang dijual di Amerika Utara. Selain itu, lebih dari 231 produk kosmetik yang tersedia di Amerika Serikat dan Kanada di analisa dan hasilnya lebih dari 52% mengandung fluorine. Fluorine dalam presentasi tinggi terdapat di semua jenis produk kosmetik, termasuk di dalamnya yakni foundation, concealers, mascara, lipstick, dan lain sebagainya.
Graham Peaslee dari Universitas Notre Dame mengatakan bahwa beberapa produk kosmetik yang mengandung fluorine ini dipakai di daerah mata dan mulut. Akibatnya bisa jadi terdapat PFAS di produk tersebut yang terserap ke kulit, atau bisa juga terhirup dan tertelan. Dirinya menambahkan, PFAS juga termasuk komponen kimia yang “gigih”, ketika masuk pembuluh darah, mereka akan tinggal disana dan terakumulasi. Tentunya ini berdampak negatif bagi kesehatan.
Produk yang memiliki klaim dapat dipakai dalam jangka waktu lama, long-lasting, waterproof, atau wear-resistant umumnya tinggi akan fluorine. Waterproof mascara menjadi produk tertinggi yang mengandung fluorine. Lebih dari 82% produk waterproof mascara yang diuji mengandung fluorine. Produk untuk wajah seperti powder, blush, primer, dan sebagainya paling sedikit berpotensi mengandung fluorine, hanya 40% dari keseluruhan jenis produk yang sama-sama diujikan.
Produk yang mengandung fluorine diujikan kembali dan dari 29 produk yang mengandung fluorin, semua produk tersebut mengandung PFAS dengan variasi 4 sampai 13 komponen PFAS di dalamnya. Jadi terbukti nih bahwa adanya fluorine merupakan indikator kuat adanya PFAS.
Tidak Semua PFAS dicetak Di Label
Hanya 8% dari 231 produk yang diujikan dan 3% dari 29 produk yang diuji PFAS menaruh PFAS di daftar komposisinya. Belum adanya regulasi yang jelas dari PFAS menjadi masalah utama mengapa PFAS tidak dicantumkan.
Kosmetik bisa kok dibuat tanpa menggunakan PFAS. hasil penelitian menunjukkan masih ada produk kosmetik yang tidak mengandung PFAS. sampai regulasi dibuat, disarankan untuk Ladies menghindari produk yang berpotensial mengandung PFAS, seperti waterproof atau long lasting mascara. Mulai saat ini, biasakan untuk membaca label produk sebelum menggunakannya ya!
Sumber: Science Alert, Niehs