Kekerasan tidak melulu perihal menyakiti fisik, melainkan juga berkaitan dengan mental seperti melalui verbal yang manipulatif. Seringkali hal ini tidak disadari oleh orang yang berkaitan dan kemudian mereka terjebak dalam hubungan yang membingungkan. Sebagaimana survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) yang dilansir dari All Women’s Talk, di suatu wilayah, terdapat sepertiga perempuan dan satu per dua belas laki-laki yang menjadi korban kekerasan dalam hubungan romantis dalam hidupnya.
Ada baiknya tidak memandang remeh kekerasan yang satu ini, Ladies. Pasalnya, lama kelamaan, hal ini akan mengganggu mental orang terkait yang cenderung membekas dalam waktu lama dan berimbas pada keseluruhan hidupnya dan hubungannya dengan orang lain. So, untuk meningkatkan kewaspadaan dan memutuskan langkah yang tepat, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan, baik kamu yang mengalaminya maupun teman terdekatmu, Ladies, seperti pada ulasan berikut ini.
1. Peka terhadap tanda-tandanya
Setiap orang dapat menjadi korban dari kekerasan dalam hubungan, tidak peduli gender, warna kulit atau kepercayaannya. Biasanya, tidak semua kekerasannya dapat dilihat secara kasat mata, perlu mengamati karakteristik dari hubungannya. Dalam hal ini, beberapa tanda yang termasuk dalam kekerasan hubungan ialah kecemburuan yang ekstrem, satu pihak mengendalikan semua keputusan keuangan, intimidasi fisik dan psikologis, kata-kata manipulatif yang membuat satu pihak selalu merasa bersalah, kerusakan properti yang disengaja dan pemerasan.
2. Jangan abaikan tanda-tanda yang muncul
Memang membutuhkan keberanian yang besar untuk menyadarkan teman terdekatmu atas kekerasan dalam hubungan yang dialaminya. Kamu bisa saja mengabaikannya atau menutup mata akan hal itu. Namun, kamu akan benar-benar menyesal jika melakukannya, apalagi mengetahui teman terdekatmu itu akan terluka parah suatu hari nanti.
Baca juga: 4 Jenis Kekerasan Emosional dalam Hubungan yang Seringkali Dianggap Normal
3. Dukungan moral
Menjadi korban kekerasan dalam hubungan akan mendorong seseorang bersikap tertutup. Ini adalah hal yang banyak dilakukan para korban. Namun, pastikan kamu atau temanmu tidak semakin tenggelam di dalamnya. Bila kamu yang menjadi korban kekerasan, sebaiknya kamu mencoba terbuka pada orang terdekatmu, dapatkan dukungan moral dari mereka untuk memperkuat semangat hidupmu. Sementara, bila orang terdekatmu yang mengalaminya, pastikan kamu mengeceknya secara teratur. Meski pada awalnya ia akan merasa tidak nyaman untuk membuka situasi mereka. Namun, di saat bersamaan, ia bersyukur masih ada orang yang memperhatikan dan mencoba memahami apa yang ia alami, sehingga ia tidak perlu lagi sendirian.
4. Datang ke komunitas perempuan terdekat
Bila kekerasan yang kamu atau temanmu alami merupakan kekerasan dalam rumah tangga, dan kamu telah mempertimbangkan untuk pergi dari situasi itu namun masih ketakutan, hal yang perlu kamu lakukan ialah mencari komunitas perempuan terdekat. Pasalnya, banyak komunitas perempuan yang tidak hanya menyuarakan hak perempuan tetapi juga menawarkan tempat perlindungan penting untuk para korban kekerasan. Ini merupakan tempat kunjungan pertama yang tepat bagi para korban untuk kemudian memutuskan langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya.
5. Dokumentasikan seluruh pengalaman
Penting untuk mendokumentasikan kekerasan apapun yang dilihat dan dialami selama ini. Hal ini dapat dijadikan bukti kuat bila kamu atau temanmu memutuskan untuk menuntut perlakukan pelaku secara pidana agar ia tidak bisa melarikan diri dari hukuman atas perbuatannya.
Baca juga: Aktris Melissa Benoist Beberkan Dirinya Korban Kekerasan Rumah Tanga
Baik terlihat atau tidak, kekerasan merupakan hal yang perlu dihentikan, bahkan dihapuskan. Tentunya kamu tidak ingin dirimu atau orang terdekatmu mengalami fisik maupun mental yang terluka dalam jangka waktu panjang, bukan? Untuk itu, langkah terbaik yang dapat dilakukan ialah terus memastikan diri atau teman terdekatmu memperoleh dukungan sebanyak yang dibutuhkan selama melalui masa sulit.
Sumber: All Women’s Talk