OUR NETWORK

Lakukan Cara Ini Bila Terjebak dalam Karantina Bersama Pasangan yang KDRT

Rumah tidak selalu menjadi zona nyaman bagi setiap orang. Ada beberapa orang yang justru ingin menjauh dari rumahnya, bahkan tidak ingin kembali karena ketidaknyamanan yang dirasakannya. Tuntutan social distancing yang membuat semua orang harus berada di rumah menjadi mimpi buruk bagi para korban KDRT. Bagaimana tidak, pandemi Covid-19 ‘memaksa’ para penyintas untuk menghabiskan waktu di rumah lebih banyak bersama para pelaku kekerasan, apa yang dialaminya pun bisa jadi akan lebih buruk.

Sependapat dengan pernyataan tersebut, Kepala Eksekutif National Domestic Violence Hotline, Katie Ray-Jones, menyatakan, kekerasan dalam rumah tangga berakar pada kekuasaan dan kontrol.

Kekerasan yang dilakukan berkaitan dengan penegasan kendali pelaku atas berbagai hal. Pandemi corona yang menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian menyebabkan individu merasa kehilangan kendali atas banyak hal. Hal ini dinyatakan Jones, dapat memperburuk tindakan yang dilakukan pelaku kekerasan.

“Jadi, seseorang yang benar-benar membutuhkan kekuasaan dan kendali dalam hidup mereka, ketika merasa stress dalam situasi seperti ini akan memperburuk dinamika tersebut. Lalu akan mulai terlihat muncul kekerasan secara verbal seperti menghina atau bisa jadi meningkat menjadi kekerasan fisik. Bahkan, besar kemungkinan kekerasan fisik menjadi lebih parah dan lebih sering,” jelas Jones.

Lakukan Cara Ini Bila Terjebak dalam Karantina Bersama Pasangan yang KDRT
Foto: time.com

Peningkatan kasus KDRT pada masa pandemi ini terbukti dari laporan yang diperoleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait peningkatan kasus KDRT dan seruan bantuan di seluruh dunia. Termasuk di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Spanyol, Prancis, Argentina, Singapura, dan Cyrpus. Begitu pula ditunjukkan pada data National Domestic Violence Hotline yang mengalami peningkatan hingga 140 persen dalam 30 hari terakhir.

Baca juga: Stop Kekerasan Dalam Pacaran

Sayangnya, banyaknya waktu yang dihabiskan pelaku di rumah juga membuat para penyintas tidak dapat menelepon bantuan. Salah satunya terlihat dari perbandingan data kepolisian New York atas kasus KDRT yang menurun, di saat situs web sumber daya KDRT meningkat dua kali lipat. Well, jika hal ini tengah terjadi pada dirimu atau orang terdekatmu, di saat kamu sulit mencari bantuan dari luar, lakukan beberapa hal berikut ini untuk melindungimu sementara waktu dari pelaku kekerasan saat pandemi Covid-19 ini, Ladies.

1. Cari peluang untuk pergi

Meski kondisi di luar rumah dinilai cukup berbahaya, dengan potensi tertular Covid-19, kamu atau temanmu sebagai penyintas tetap harus mencari peluang untuk pergi dari rumah itu. Pasalnya, hal ini dianggap lebih aman dibandingkan terjebak bersama pelaku kekerasan. Menurut Jones, kedalaman pengetahuan penyintas atas apa yang mampu dilakukan pelaku. Selain itu, bagaimana ia bereaksi terhadap berbagai skenario akan membantu penyintas menemukan peluang untuk pergi dari rumah tersebut.

Setelah berhasil keluar, kamu atau temanmu dapat mendatangi organisasi atau tempat penampungan para penyintas KDRT yang juga menawarkan rumah sementara, bantuan keuangan, pelatihan kerja, dukungan hukum, dan layanan konseling. Tidak perlu khawatir, tempat-tempat ini tetap menjalankan pedoman Covid resmi untuk melindungi semua pihak di dalamnya dan mempraktikkan jarak sosial meski sedang berada di tempat penampungan.

Lakukan Cara Ini Bila Terjebak dalam Karantina Bersama Pasangan yang KDRT
Foto: bbc.com

2. Hubungi hotline khusus KDRT bila memungkinkan

Bila kamu masih tidak yakin akan melakukan apa, menghubungi hotline khusus KDRT merupakan pilihan terbaik. Dari sana, kamu akan terhubung dengan advokat terlatih untuk mengetahui langkah apa yang perlu kamu lakukan dan informasi terkait tempat perlindungan yang terbuka. Begitu pula terkait cara perlindungan terbaik sesuai dengan situasi khusus yang kamu atau temanmu alami. Mereka juga dapat membantumu menghubungi polisi hingga memberikan tuntutan penahanan atas perilakunya. Namun, hal ini hanya bisa dilakukan ketika kamu memiliki sedikit privasi ketika terisolasi bersama pelaku KDRT. Meski sulit, cara ini perlu dipertimbangkan, Ladies.

3. Siapkan emergency bag untuk berjaga-jaga

Persiapkan emergency bag berisi hal-hal penting yang kamu perlukan, seperti sejumlah uang, dokumen penting lain yang kamu perlukan, obat-obatan, pakaian, dan barang berharga lainnya. Simpanlah di tempat tersembunyi, sehingga pelaku tidak curiga. Hal ini penting dipersiapkan untuk berjaga-jaga bila situasi semakin buruk kamu atau temanmu harus segera pergi. Jones menyarankanmu untuk mengepaknya dalam tas rumah sakit agar kamu dapat menggunakan alasan untuk pergi ke rumah sakit dengan alasan Covidbila saatnya tiba.

4. Lindungi kesehatan mental

Dalam situasi penuh tekanan, menjaga kesehatan mental menjadi hal terpenting. Bagi Jones, kesehatan mental ini akan membantu para penyintas dalam menghadapi situasinya, tidak hanya berkaitan dengan rencana penyelamatan diri, melainkan juga tindakan selanjutnya bila ingin menuntut pelaku kekerasan. Sebaiknya tidak meremehkan hal ini, mengingat masa pandemi memberikan tekanan yang luar biasa pada mental. Temukan cara untuk menghilangkan stress dan kecemasan, seperti cukup tidur, berjalan-jalan, berolahraga, membuat jurnal atau bermeditasi. Nikmati kegiatan apapun yang kamu lakukan, berikan kesempatan pada dirimu untuk merasakan kesenangan kecil dari berbagai aktivitas, misal ketika sedang memasak, atau mandi busa. Ini dapat membantu dirimu sedikit demi sedikit merasa lebih baik.

5. Jaga komunikasi dengan teman dan tetangga

Jangan takut untuk mengungkapkan apa yang kamu alami kepada teman kepercayaanmu. Percayalah, mereka merupakan orang yang sangat mencintai dan mendukung kebahagiaanmu. Mereka bisa menjadi orang yang bisa diajak berbicara ketika kamu atau temanmu merasa rendah diri dan membantu melihat dengan jelas ketika pasangan berusaha memanipulasimu. Memiliki sistem pendukung yang kuat sangat penting, karena bagi Jones, ini akan memberikan dukungan kuat pada mentalmu untuk membuatmu merasa kuat dan tidak sendirian menghadapi tantangan ini. Tidak hanya secara mental, beberapa teman mungkin bisa menjadi tempat pelarianmu sementara waktu dari pelaku sebelum melapor pada organisasi maupun ahli di bidang KDRT.

Apapun yang kamu pikirkan saat ini, percayalah bahwa kekerasan bukanlah bagian dari hidupmu ataupun temanmu. So, jangan terjebak dalam manipulasinya dan situasi ini selamanya, kamu atau temanmu pasti akan menemukan jalan keluar pada akhirnya dan menjalankan hidupmu sendiri. Jadilah kuat, cerdas, dan tangguh dalam menghadapi berbagai tekanan ini. Semangat, Ladies!

 

 

Sumber: SheKnows

Must Read

Related Articles