Menghadapi kenyataan bahwa hubungan romantis bersama seseorang memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kamu memiliki perasaan yang sangat mendalam untuknya, dan telah mencurahkan waktu, energi, dan lainnya untuk orang tersebut. Wajar bila kamu membutuhkan waktu untuk pulih dari patah hati tersebut. Tidak ada standar waktu kapan hati pasti sembuh. Setiap orang memiliki kebutuhan waktu dan treatment yang berbeda untuk healing hingga menjalin hubungan yang baru. Tetapi, jika kamu memutuskan untuk menjalin hubungan baru secepat mungkin sebelum sembuh dari luka lama, hati-hati, Ladies, jangan-jangan kamu terjebak dalam rebound relationship.
Rebound relationship adalah hubungan yang dijalin oleh orang yang baru saja putus dengan orang lain dan belum sembuh secara emosional dari putus tersebut. Biasanya, hubungan ini terjadi dengan cepat setelah putus. Sebagian orang terlibat dengan sengaja dalam rebound relationship, sebagian lainnya ‘terjebak’ tanpa ia sadari.
Hubungan ini biasanya berkaitan dengan perasaan mendalam atas hubungan sebelumnya, khususnya emosi-emosi yang negatif.
Seperti sakit hati, merasa sangat sedih, sangat marah, malu, atau belum siap menghadapi kebiasaan yang hilang. Bahkan, ada beberapa orang yang melakukan ini untuk membuat mantannya cemburu dan kembali padanya.
Baca juga: Tips Sederhana Akhiri Konflik dalam Hubungan Menurut Ahli
Well, Ladies, apakah kamu sekarang berada dalam rebound relationship? Untuk mengetahuinya, ada loh beberapa tanda yang bisa kamu amati. Di antaranya, kamu atau pasanganmu baru saja mengakhiri hubungan yang serius. Bisa juga kamu atau pasanganmu membicarakan mantan sepanjang waktu atau justru sebaliknya, menghindari bahasan tentang mantan sepenuhnya. Hubungan yang berjalan dengan sangat cepat dan terkesan terburu-buru juga bisa menjadi salah satu tandanya. Sikapnya yang tertutup secara emosional, atau beragam kode yang ia gunakan pada komunikasi kalian bisa juga menjadi tandanya.
Kecenderungannya ingin memamerkanmu pada orang lain, tapi tidak ingin memasukkanmu dalam lingkaran keluarga dan teman yang dekat, bisa menjadi pertanda kuat kamu ada di dalam rebound relationship. Pertanda yang kuat juga bisa terlihat ketika ia menyukai perhatian yang kamu berikan, tapi tidak berencana untuk berkomitmen dalam jangka panjang denganmu. Inilah mengapa rebound relationship cenderung berumur pendek. Fondasi hubungan bukan didasarkan pada ketertarikan satu sama lain, namun, kebutuhan mengobati perasaan salah satu pihak yang tak bisa dikendalikan atas berakhirnya hubungan ia sebelumnya.
Berdasarkan hal ini, para terapis tidak merekomendasikanmu untuk melakukan rebound relationship. Meski sedih dan berat menghadapi kenyataan hubungan yang kamu jaga sekuat tenaga telah berakhir, setiap orang perlu melalui “periode detoksifikasi” sebelum menjalin hubungan yang baru. Penting untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri dan melatih diri secara fisik, mental, emosional, spiritual, dan relasional. Pahami dirimu sendiri, dari sini kamu akan tahu sosok seperti apa yang kamu inginkan dalam hubunganmu selanjutnya. Bila kamu masih bingung, mintalah bantuan profesional untuk memastikan bahwa kamu siap untuk menjalani hubungan yang baru tanpa dihantui masa lalu.
Sumber: Mind Body Green