Ketika kamu sudah sangat jatuh cinta pada seseorang dan siap untuk membangun rumah tangga bersamanya, hal pertama yang penting kamu lakukan tentunya memperkenalkannya pada keluargamu. Namun, hari tidak selalu seindah senja, bisa jadi hari perkenalan tersebut berubah menjadi hari terburukmu. Pasangan yang kamu cintai ternyata tidak disukai oleh orang tuamu. Kamu kemudian terjebak dalam dilema, antara keinginan menghargai orang tua dan mempertahankan orang yang kamu cintai.
Bila kamu berada dalam situasi ini, Terapis Pernikahan dan Keluarga, Nicole Arzt, menyatakan, kamu perlu menyesuaikan harapan yang kamu miliki dengan orang tuamu.
Secara umum, orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia dan memperoleh pasangan yang terbaik, begitu pula kamu yang ingin orang tuamu bahagia. Tersenyum bahagia dan bangga saat berada di pesta pernikahanmu. Alih-alih berpikiran bahwa ini tidak mungkin terjadi, kamu sebaiknya menanamkan pada benakmu bahwa proses penerimaan akan memakan tenaga dan waktu yang cukup panjang. Meski sulit, tapi inilah proses di mana kamu bisa memahami keinginan kedua belah pihak dan membuka negosiasi antara keduanya.
“Dengan batasan yang kita ciptakan, seringkali orang tua tidak memahami apa yang membahagiakan dan baik untuk kita hingga akhirnya berselisih paham. Tapi dengan menghargai orang tua dan berkomunikasi atas suatu masalah dengan sendirinya mereka akan melakukan hal yang serupa dan tercapailah pemahaman,” jelas Pakar behaviorial relationship, Tracy Crossley. Pada akhirnya, mereka akan mempercayai dan menghormati keputusan yang kamu ambil, Ladies.
Arzt menambahkan, memang ini tidak akan melewati proses yang mulus begitu saja. Penegasan batasan atas ketidaksukaan orang tua terhadap pasangan pasti akan meninggalkan sakit hati. Untuk mengurangi itu, penting membuat jarak sementara waktu dan menjauh dari tempat atau momen yang berpotensi adanya hinaan yang diberikan kepada pasanganmu. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga kondisi mental kedua belah pihak dan menjaga agar keduanya tetap berpikiran jernih.
Dengan kata lain, sebagaimana dikatakan dating and relationship coach, Cheryl Muir, komunikasi memainkan peran penting sepanjang menghadapi masalah penerimaan orang tua terhadap pasanganmu. Ciptakan diskusi yang terbuka, jujur, dan tenang dengan kedua belah pihak.
“Bicarakanlah tentang kekhawatiranmu karena tidak disukai orang tua pada pasanganmu. Gambarkan bagaimana hubunganmu dengan orang tuamu? Bagaimana beban yang dia pikul terkait setuju atau tidak setujunya orang tuanya? Tentunya jangan lupa bicarakan apa yang dikhawatirkan orang tuanya sehingga melontarkan ketidaksetujuan. Pada akhirnya, bicarakan keputusan akhir kalian dan bagaimana mengatasinya bersama,” jelasnya.
Percakapan terbuka ini perlu dilakukan sesering mungkin.
Pasalnya, bagi Artz, ini bisa menjadi terapi pasangan yang membantu menavigasi hambatan yang dihadapi sepanjang menjalani hubungan. “Kamu dapat belajar bagaimana berkomunikasi lebih efektif dan mendapatkan wawasan dan alat untuk mengelola stress,” ujarnya.
Peristiwa penolakan ini, memang bisa berpotensi menyakiti kedua belah pihak, dan jika konflik semakin memburuk, kamu perlu menjadi mediator yang lebih vokal. “Ini menjadi salah satu kunci untuk memberi pengalaman resolusi konflik kepada kedua belah pihak. Meski begitu, tetap ingat jenis bahasa dan perilaku yang dipilih, karena hal itu akan mempengaruhi kualitas diskusi yang dilakukan,” ucapnya.
Baca juga: Tips Ungkapkan Hubungan Asmara Pada Orang Tua
Lakukan tindakan ini berulang hingga menemukan pemahaman bersama, solusi mengatasi masalah yang tepat bagi kedua belah pihak, sehingga penerimaan hubungan dengan pasanganmu pun dapat tercipta. Meski prosesnya akan memakan waktu yang lama, namun, hasil tidak akan membohongi Ladies.
Rasa sakit pasti akan terasa pada sepanjang prosesnya, tetapi, di sisi lain, peristiwa ini juga dapat meningkatkan kualitas dirimu, pasanganmu, dan keluargamu dalam menghadapi masalah secara bersama-sama. Tidak perlu takut melakukan kesalahan, karena itu merupakan bagian dari proses peningkatan diri untuk membangun masa depan. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai bekalmu saat menjadi orang tua di masa depan.
Sumber: Hello Giggles