Gen Z yang sekarang memiliki rentang usia 10 hingga 25 tahun adalah generasi yang tumbuh di masa pandemik yang sulit dan baru masuk ke lingkungan kerja. Nggak heran kalau gen Z merasakan tekanan lebih besar dibanding generasi sebelumnya.
Selain itu sejarah stigma kesehatan mental yang sudah berlangsung selama ribuan tahun tidak bisa diubah dalam sekejap mata. Masih banyak lho yang menganggap seseorang yang mempunyai masalah kesehatan mental berarti orang tersebut gila, kerasukan, dan lain-lain sebagainya. Akibat anggapan tersebut, banyak orang yang dibawa ke rumah sakit jiwa tanpa diagnosa yang tepat. Seperti apa perbedaan mental awareness di gen milenial dan gen Z? Simak ulasan berikut yuk!
Perbedaan generasi milenial dan generasi Z dalam menghadapi stres
Gen milenial membagikan pengalaman mereka terkait kesehatan mental lewat platform diskusi online seperti AIM, LiveJournal, dan MySpace. Generasi Z lebih luas lagi, mereka membicarakan tentang pengalaman dan saling berdiskusi lewat social media seperti Instagram, YouTube, dan TikTok. Karena itu mental awareness di generasi Z lebih luas dari gen millennial, walaupun terkadang ada misinformasi juga yang perlu kamu filter nih, Ladies.
Platform social media juga membuat gen Z bisa langsung berdiskusi dengan teman seumur atau satu kondisi dengan mereka. Kamu nggak perlu mempunyai gelar doktor di bidang psikologi untuk membagikan pengalaman dan tips di TikTok. Justru karena “orang-orang biasa” yang membagikan kisah mereka dan berhasil melaluinya, penonton jadi lebih relate dan lebih termotivasi. Kalau dia yang mirip kondisinya dengan kita aja bisa, pasti kita juga bisa kan? Seperti itu mindset-nya, Ladies!
Baca juga: Mengenal Penyakit Empty Heart Disease
Janelle Peifer, psikologis klinik dari University of Richmond juga mengatakan bahwa gen Z lebih terbuka untuk berdiskusi dan di intervensi selama proses terapi. Berbeda dengan generasi milenial yang cenderung menyembunyikan kondisi mental mereka di luar sesi. Peifer mengatakan bahwa gen Z ingin tahu lebih banyak tentang kondisi mereka. Mereka akan bertanya mengapa mereka didiagnosa PTSD? Apakah itu DSM-5? Dan hal lain yang muncul saat sesi terapi.
Bukan berarti gen Z tidak mengalami perasaan malu terkena gangguan kesehatan mental seperti gen milenial. Perbedaannya ialah gen Z lebih memilih untuk menerima keadaan mereka tersebut dan mau mendiskusikan kondisi mereka tersebut.
Kalau menurut kamu gimana nih, Ladies? Semoga kamu bisa mengambil pelajaran dari ulasan di atas ya. Stay happy, stay healthy, Ladies!
Sumber: Bustle