Pernah mendengar istilah bisnis stuck? Bagi para pengusaha, kondisi tersebut sangat berbahaya terutama untuk perkembangan perusahaan ke depan. Apalagi saat ini persaingannya sangat ketat, kondisi tersebut harus segera dicarikan solusinya.
Dalam dunia usaha, tidak adanya perkembangan atau penurunan ini menjadi alarm berbahaya yang perlu diperbaiki tanpa harus menunggu, mengapa seperti itu? Bukankah usahanya masih tetap berjalan? Jawabannya adalah iya, tetapi jangan sampai terlena.
Bisnis dalam keadaan stuck bisa diibaratkan seperti manusia yang mempunyai penyakit keras. Memang bisa beraktivitas dengan baik, kondisinya stabil tetapi, ancaman kematian bisa datang kapan saja, bahkan tanpa ada tanda, tidak mau mengalami seperti itu bukan?
Analisa Bisnis Stuck yang Perlu Diketahui
Dari pernyataan di atas, kamu sudah paham bukan? Kalau usaha tidak dapat naik atau turun, harus segera dicarikan solusinya seperti apa. Sebelum masuk ke sana, perhatikan dulu analisa mengenai faktor apa saja yang bisa menyebabkan kondisinya seperti itu.
Cobalah lihat dulu, bagaimana produk kamu lalu, bandingkan dengan lainnya yang sejenis. Misalnya, jualan dimsum ternyata lainnya ditambah dengan saus dan isinya beragam bukan hanya ayam saja, ada daging atau inovasi lainnya.
Kondisi tersebut sangat sederhana tetapi, berpengaruh besar, mengapa bisa demikian? Perlu diketahui bahwa setiap orang punya faktor bosan karena hanya menikmati itu-itu saja. Maka dari itu, inovasi itu perlu.
Baca juga: Ladies Mau Jadi Pebisnis Muda Sukses? Yuk, Belajar dari Ahlinya di ICON2020!
Terkadang orang sebelum membeli pasti akan membandingkannya dulu dengan brand lain. Ambil saja kasus di atas, saat kamu berjualan dimsum, sebelum beli mereka akan mempertimbangkan beberapa hal.
1. Harganya berapa
2. Varian dimsum apa saja, ada atau tidak saus
3. Cita rasa
Poin paling penting ada di variannya, banyak penjual kalah pada opsi ini. Walaupun ada pula beberapa kasus banyak macamnya tetap saja bisnis stuck tersebut terjadi. Maka dari itu, lihat analisa selanjutnya
1. Strategi Marketing
Setelah melakukan inovasi, kamu tidak boleh menyepelekan yang namanya marketing, bagaimana caranya kamu menawarkan produk itu ke semua orang termasuk pelanggan baru.
Ada yang sangat kreatif membuat berbagai video, hanya saja kurang fokus dan justru melemahkan produk tersebut. Bisa jadi juga, saat menulis deskripsi atau skenario untuk materi promonya kurang menjual, monoton, saat pelanggan melihatnya tidak ada kesan ingin membeli.
Satu indikator penting yang perlu dipahami agar strategi marketing ini berjalan maksimal adalah para pelanggan punya keinginan untuk mengetahui apa produk tersebut terlebih dulu.
Setelah melihat iklan yang kedua, keinginan itu semakin bertambah, baru yang ketiga kalinya mereka akan mulai melihat dulu, kemudian mencoba, lalu pada akhirnya menjadi pelanggan tetap. Kalau kamu, sudah sampai tahap yang mana?
2. Cepat Puas
Poin terakhir yang harus kamu ubah mulai sekarang juga adalah merasa cepat puas. Jadi dengan pencapaian sekarang sudah cukup, hal tersebut sebenarnya cara yang salah. Bukan tidak bersyukur, tetapi mencoba untuk tetap bertahan.
Ingat! Persaingan zaman sekarang sangat tinggi. Kalau puas dengan begitu saja membuat kamu tidak mau mencoba berbagai trik lainnya, apalagi kalau langkah berikutnya tidak berhasil. Keinginan untuk tetap seperti ini saja pasti besar.
Perlu diingat, tidak merasa puas bukan berarti selalu negatif, melainkan kamu harus mencoba hal baru agar bisnis stuck tidak terjadi. Karena kalau keadaannya sudah seperti itu, rasanya akan susah untuk berkembang lebih jauh, bertahan ya memang, tetapi menuju kebangkrutan.
Dalam dunia bisnis, tidak mengenal garis lurus. Hanya ada kata naik atau turun, begitu pula dengan situasi kamu. Kalau ada di situ saja tanpa ada pergerakan sama saja dengan merugi. Jadi, jangan senang atau merasa cepat puas dulu.
Bisnis stuck bisa terjadi kepada siapa saja, bukan hanya mereka yang sudah punya nama besar saja. Agar terhindar dari keadaan seperti ini, cobalah menganalisanya dengan cermat, sehingga perusahaan kamu menuju ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya.