Salah satu masalah yang sering terjadi oleh kaum pekerja yakni burnout. Apa ya arti burnout itu? Burnout adalah sindrom yang muncul akibat stress kronis di tempat kerja. Burnout menyebabkan kelelahan, perasaan negatif dan sinis kepada pekerja lain, serta turunnya efektivitas kerja.
Tahun 2019 lalu, WHO (World Health Organization) menambahkan burnout dalam International Classification of Diseases (ICD-11) sebagai fenomena okupasi atau fenomena yang berhubungan dengan pekerjaan. Berikut 3 tipe burnout yang paling umum terjadi di tahun 2021 ini. Scroll ke bawah, yuk!
1. Hyper achiever burnout
Hyper achiever, dari namanya aja udah kebayang ya penyebab burnout ini. Hyper achiever burnout timbul karena kamu memaksakan diri dalam bekerja. Biasanya terjadi pada kaum milenial yang pendapatannya tinggi, waktu kerjanya panjang, dengan tingkat stress dan resiko yang tinggi.
Jika diteruskan, hyper achiever dapat mengalami penyakit kronis seperti penyakit jantung atau diabetes karena pola hidup tersebut. Hyper achiever perlu mengevaluasi dan merubah gaya hidup mereka sebelum timbul penyakit pada tubuh mereka.
2. Scarcity burnout
Scarcity adalah keadaan di mana kebutuhan lebih banyak daripada alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Burnout ini terjadi saat kamu harus bekerja keras terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, seorang ibu tunggal yang mempunyai pekerjaan full time sekaligus 2 pekerjaan part time lainnya. Nggak cuma itu, ia harus mengurus anaknya di rumah. Mulai dari membantu mengerjakan pekerjaan rumah, beberes rumah, dan memastikan keluarganya memiliki cukup uang untuk bertahan hidup setiap bulannya. Wah, kalau setiap bulan dihadapkan dengan masalah seperti ini, nggak heran ya kalau sampai terkena burnout.
Baca juga: Burnout Syndrome, Definisi dan Apa Saja Gejalanya?
3. Boredom burnout
Berbeda dengan dua burnout sebelumnya, boredom burnout terjadi karena kurangnya tantangan dan variasi dalam hidup. Misalnya, seorang penyusun data yang harus selalu di ruangan sepanjang hari dengan kegiatan yang sama terus menerus. Monoton, repetitif, dan tidak menantang. Lama-lama pasti bosen, kan?
Salah satu cara menangani boredom burnout yakni dengan mengganti pekerjaan secara berkala. Mungkin setiap 5 tahun sekali atau 7 tahun sekali, tergantung tingkat jenuh kamu. Pindah kerja bukan berarti kamu tidak suka dengan pekerjaan kamu, tapi karena otak butuh diberi tantangan secara berkala.
Apakah kamu pernah mengalami salah satu dari burnout tadi, Ladies? Untuk menghindari burnout, jadwalkan waktu me-time ya untuk dirimu sendiri. Stay healthy!
Sumber: Your Tango