OUR NETWORK

Implan Otak Berpotensi Membuka Akses Pikiran Pada Perusahaan

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika ada yang menyebutkan implan otak? Kebanyakan pasti berkaitan dengan film-film science fiction, kan? Nah, ternyata objek yang sering kali disebutkan dalam science fiction ini perlahan menjadi nyata, loh! Tapi, tidak seperti yang diperlihatkan dalam film, implan otak ini diterapkan bukan untuk menguasai dunia, melainkan untuk kondisi medis. Implan otak diterapkan membantu mengubah hidup orang-orang yang menderita kondisi stroke, epilepsi, paralisis atau depresi.

Baca juga: Apakah Teknologi 5G Berbahaya Bagi Kesehatan Kita?

Meski tampak menjadi solusi dari beragam penyakit berat, para ahli dari The Royal Society justru tengah memperingatkan kepada masyarakat bahwa implan otak juga menimbulkan masalah etika yang serius. Mengingat pada praktiknya, implant otak ini melibatkan teknologi brain-computer, perlu disertai dengan peraturan terkait etika yang sesuai dengan penggunaannya.

Untuk itu, Royal Society menyatakan penyelidikan nasional harus diluncurkan ke teknologi neural interface.

Ini merupakan perangkat yang ditempatkan di luar atau di dalam otak yang dirancang untuk berinteraksi dengan sistem saraf. Hal ini dikarenakan, ada dua sisi dari terapi ini, Ladies. Di satu sisi bermanfaat secara potensial, namun, di sisi lain dapat menimbulkan masalah etika.

Foto: ynezandrea.wordpress.com

Para ilmuwan ingin (pemerintah) Inggris melakukannya sekarang, sehingga ia akan menjadi pemimpin global di bidangnya. “Aplikasi untuk antarmuka saraf tidak terbayangkan hari ini seperti halnya smartphone beberapa dekade lalu,” ucap report co-chair Professor Christofer Toumazou dari Imperial College London.

Baca juga: RSCM Luncurkan Prostate Center Berbasis Teknologi Robot, Tak Perlu ke Luar Negeri!

Menurut para ilmuwan, teknologi ini juga dapat membawa manfaat ekonomi yang sangat besar bagi Inggris dan mentransformasikan sektor-sektor seperti NHS, kesehatan publik dan kepedulian sosial. Namun, jika perkembangannya ditentukan oleh segelintir perusahaan, maka, hanya sedikit aplikasi komersial yang dapat diabaikan.

“Itu mengapa kami menyerukan kepada pemerintah untuk meluncurkan penyelidikan nasional ke dalam bidang ini, untuk mengidentifikasikan prioritas (pemerintah) Inggris dan membiarkan masyarakat membantu membentuk bagaimana perkembangan teknologi dan ke mana kita ingin hal ini (teknologi) membawa kita semua,” jelasnya.

Di samping itu, para ilmuwan ini juga mengusulkan bahwa para menteri yang bekerja di bidang industri dan universitas untuk menciptakan UK Neural Interface Ecosystem.

Tujuannya untuk mendorong inovasi dan kolaborasi teknologi, serta memberikan suara yang jelas pada masyarakat terkait cara penggunaannya. “Pada tahun 2040, neural interfaces kemungkinan akan menjadi opsi yang memungkinkan orang-orang berjalan setelah mengalami kelumpuhan dan mengatasi depresi yang kebal terhadap pengobatan. Mereka juga mungkin telah membuat obat untuk penyakit Alzheimer menjadi kenyataan,” jelas Ketua Tim Constandinou dari Imperial College London.

Mengingat, sebagaimana kemajuan pesat teknologi pada bidang lain, neural interface juga diprediksi akan berkembang dengan sangat cepat, Constandinou menegaskan kembali, terkait perlu adanya tindakan cepat untuk memastikan perlindungan etika dan regulasi keamanan yang fleksibel untuk setiap pengembangan di masa depan. “Dengan cara ini, kami dapat menjamin teknologi yang muncul dapat diterapkan dengan aman dan demi kepentingan manusia,” klaimnya.

Sumber: mirror.co.uk

Must Read

Related Articles