Rumah Sakit Atma Jaya dikabarkan telah melakukan peluncuran Paviliun Bonaventura di Pluit, Jakarta Utara, pada 9 Juli 2019. Pihak Atma Jaya menyatakan, Paviliun Bonaventura ini dibangun untuk melayani pemeriksaan kesehatan saraf penciuman sejak dini. Pemeriksaan ini merupakan data kesehatan penting untuk mendeteksi tanda awal kerusakan di otak yang juga menjadi faktor risiko demensia.
Adapun pendirian pelayanan ini didasarkan pada data Statistik Penduduk Lanjut Usia yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017. Data ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu hampir lima dekade, persentase lansia di Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat. Jumlahnya menjadi 8,97% (23,4 juta orang). Dengan dominasi oleh kelompok umur 60-69 tahun (lansia muda) yang persentasenya mencapai 5,65% dari penduduk Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki struktur penduduk tua (Aging Society). Dengan hampir separuh lansia dari jumlah tersebut menyatakan tengah mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir.
Oleh karena itu, melalui peluncuran ini, pihak Rumah Sakit Atma Jaya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menunggu usia semakin tua untuk merawat kesehatan otak. Mereka juga mengajak masyarakat untuk melakukan investasi otak secara dini, khususnya bagi individu yang memiliki risiko hipertensi dan diabetes.
Sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang menyediakan layanan ini, Direktur Utama Rumah Sakit Atma Jaya, Meta Demi Thedja, menyatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai pendekatan pengobatan yang berbasis ilmiah yang diperoleh dari penelitian yang baik untuk pasiennya. Atau dikenal dengan sebutan evidence-based medicine.
Baca juga: Menjaga Kebersihan dan Kesehatan dengan Cuci Hidung
“Evidence-based medicine merupakan hal penting bagi para praktisi kesehatan professional termasuk para dokter dalam memberikan pendekatan pengobatan bagi pasien dan keluarga pasien karena mengedepankan basis bukti ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini, penelitian yang baik sangatlah dibutuhkan untuk menjadi dasar keputusan para profesional bidang kesehatan dalam mengambil keputusan bagi tiap pasien yang ditangani,” jelasnya.
Oleh karena itu, dalam Paviliun Bonaventura ini, terdapat beberapa Center of Excellent Rumah Sakit Atma Jaya, yang diakui Meta membedakannya dari pelayanan kesehatan rumah sakit lainnya, khususnya pada pelayanan kesehatan otak. Salah satunya, Atma Jaya Neuroscience and Cognitive Center (ANCC) yang diperuntukkan untuk mendeteksi awal kelainan cognitive pada berbagai tingkatan usia. Sebagaimana yang telah disebutkan, ANCC juga dikembangkan oleh dokter ahli saraf Rumah Sakit Atma Jaya berdasarkan clinical research sebagai basis ilmiah dan dilengkapi dengan pemeriksaan kognitif berbasis komputer. Kemudian, terdapat Pelayanan Geriatri yang menghadirkan berbagai praktisi kesehatan yang bertugas dalam mempertahankan quality of life para pre-lansia dan lansia. Bidang lain terdapat Orthopedic Center berkaitan dengan bone and joint. Bagian yang penting bagi individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan Penelitian Enhancing Diagnostic Accuracy of aMCI in the Elderly: Combination of Olfactory Tes, Pupillary Response Test, BDNF Plasma Level and APOE Genotype pada tahun 2014 yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Atma Jaya diketahui bahwa tanda awal proses penuaan otak dan juga faktor risiko demensia ialah gangguan saraf penciuman yang tidak disadari oleh individu terkait. Penelitian ini dimuat di International Journal of Alzheimer Disease 2016.
Untuk itu, menurut Dekan Fakultas Kedokteran dan kesehatan UNIKA Atma Jaya, Yuda Turana, pemeriksaan awal yang perlu dilakukan ialah terkait sensitivitas indera penciuman.
“Pemeriksaan ini menggunakan aroma yang familiar dengan kondisi Indonesia. Bila pasien tidak mampu mengidentifikasikan jenis aroma, padahal tidak sedang ‘pilek’ atau gangguan hidung lain, maka, kemungkinan besar, itu adalah prediktor prademensia,” jelasnya.
Setelah pasien terdeteksi mengalami hal ini, Yuda menyarankan untuk melakukan perawatan selanjutnya. Pasalnya, proses penuaan yang cepat akan berakibat pada fungsi fisiologis yang juga mengalami penurunan. Sehingga penyakit lebih mudah datang pada lansia. Menurut Spesialis Geriatri Rumah Sakit Atma Jaya, Rensa, hal ini dikarenakan daya tahan tubuh menurun. Proses degeneratif di berbagai organ dapat menurunkan daya tahan tubuh. Lambat laun tubuh pun menjadi rentan terkena infeksi penyakit menular.
Selain itu, langkah perawatan kesehatannya pun semakin rumit terhadap pasien yang memiliki karakter khusus seperti pada pasien lansia dan geriatri. Pasien ini memerlukan cara dan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan pasien yang usianya lebih muda (<60 tahun), sebagaimana yang dilakukan pada pelayanan Geriatri.
“Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) merupakan suatu prosedur untuk mengevaluasi pasien geriatri secara multidimensi. Dengan mengurai semua masalah pasien, menemukan dan mengenali semua ase pasien, mengidentifikasi jenis pelayanan yang dibutuhkan, dan mengembangkan rencana asuhan secara terkoordinasi. Metode pengkajian ini mencakup hampir seluruh aspek dalam kehidupan lansia tersebut (bio-psiko-sosio-spiritual),” jelas Rensa.
Ia menambahkan, salah satu komponen dalam P3G ialah penilaian fungsi kognitif. “Beberapa penyakit kronis tertentu seperti diabetes, dyslipidemia (kenaikan kadar lemak darah), dan hipertensi dianggap sebagai faktor risiko dari gangguan/penurunan fungsi kognitif melalui interaksi kompleks yang menyebabkan perubahan seluler di otak manusia,” ucapnya.
Di samping melakukan pemeriksaan dan perawatan tertentu, Yuda menyarankan masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat sejak masa muda.
Pasalnya, hal ini dinilai dapat menentukan kesehatan otak di masa tua. “Investasi otak ialah bagaimana tetap menjaga otak Anda tetap sehat dan produktif,” ujar Yuda.
Ketua Pengurus Yayasan Atma Jaya, Aswin Wirjadi menyatakan, peluncuran Paviliun Bonaventura ini dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana program-program studi yang berhubungan dengan pendidikan dan penelitian. Terutama di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNIKA Atma Jaya. Selain juga tentunya memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif pada masyarakat.
Senada dengan Aswin, Meta juga berpendapat bahwa peluncuran ini selaras dengan visi Rumah Sakit Atma Jaya. “Visi RS Atma Jaya ialah menjadi RS Pendidikan Utama bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya yang Kristiani, Unggul, Peduli, Profesional dan menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi,” jelasnya.
Foto: Eugenia Communications