OUR NETWORK

MeraMuda Review: ‘The Invisible Man’

The Invisible Man adalah film bergenre horor, namun keunikan dari film ini adalah, berbeda dari karakter-karakter horor yang kebanyakan ada seperti Dracula, Frankenstein dan Wolf Man telah sering digali sejak masa kejayaan mereka di awal abad ke-20. Namun,  film The Invisible Man menyuguhkan cerita horor yang baru dan modern di mana tidak ada campur tangan mistis, dan hanya murni kejahatan yang didukung oleh teknologi canggih. Tadinya, film ini akan menjadi bagian dari Dark Universe-nya Universal.

Baca juga: Dark Universe: Seri Film Terbaru dari Universal Pictures

MeraMuda Review: ‘The Invisible Man’ MeraMuda Review: ‘The Invisible Man’

Sedikit cerita. Pada tahun 2017, Universal mengumumkan proyek Dark Universe. Rencananya, beberapa film bertemakan monster akan dirilis, dan semuanya memiliki benang merah ke universe yang sama. Beberapa nama besar Hollywood dikabarkan akan bergabung. Film pertamanya adalah reboot film The Mummy yang dibintangi Tom Cruise. Walau meraup cukup banyak untung (siapa sih yang nggak pengen lihat Tom Cruise melawan mumi?), film ini habis dikritik. Ini membuat Universal berpikir ulang dan akhirnya membatalkan Dark Universe. Sekarang, mereka fokus meracik cerita di film solo.

Sinopsis

Awal mula cerita The Invisible Man dimulai dari Cecilia Kass (Elisabeth Moss), dia adalah arsitek dari San Francisco yang berbakat, cantik dan mempunyai karir yang baik. Namun, itu semua adalah persona dia yang dikendalikan oleh pacar sosiopatnya Adrian (Oliver Jackson-Cohen), seorang pelopor dan penemu optik terkenal. Di tengah malam, dia meminta kakaknya untuk menjemputnya melarikan diri. Dia sudah melarikan diri secara fisik, namu secara mental jiwanya seakan-akan masih dikendalikan oleh sang pacar. Hal tersebut membuat dirinya takut keluar rumah dan selalu merasa ada yang mengikutinya atau mengawasinya.

MeraMuda Review: ‘The Invisible Man’

MeraMuda Review: ‘The Invisible Man’

Setelah dua minggu ia melarikan diri dari rumah sang pacar, Cecilia menerima berita  bahwa Adrian telah bunuh diri dan dia meninggalkan uang sebanyak 5 juta dollar kepadanya, uang tersebut bisa dicairkan dengan syarat, ia tidak boleh melakukan tindakan kriminal atau berbuat hal yang menjurus kepada kerusakan mental. Cecilia merasa Adrian tidak bunuh diri, ia merasa pasti Adrian sedang memiliki rencana buruk lagi kepadanya. Dia berpikir bahwa Adrian memalsukan kematiannya untuk membalaskan dendam karna telah ia tinggalkan. Cecilia bersikeras meyakinkan orang disekitarnya bahwa Adrian masih hidup, dengan demikian orang di sekelilingnya pun merasa Cecilia sudah mulai mengalami gangguan jiwa.

Ketika serangkaian kebetulan menakutkan berubah mematikan, mengancam kehidupan orang-orang yang dia cintai, kewarasan Cecilia mulai terurai ketika dia mati-matian mencoba membuktikan bahwa dia sedang diburu oleh seseorang yang tidak dapat dilihat.

Invisibly scary

Biasanya film horor menampilkan penampakan atau moster yang ada, tapi dalam film ini peran antagonis yang bisa membunuh tidak terlihat. Ini menimbulkan rasa ketakutan tersendiri karena penonton pun tidak bisa melihat akan dari mana dia datang atau dari mana dia akan menyerang.

Film ini benar-benar menggali sisi mental dari Cecilia. Keinginnannya untuk bebas dari Adrian yang sudah merusak mentalnya membuat dirinya tidak lagi memahami dirinya sendiri, apa yang dia lakukan semata-mata hanya demi bebas dari pacarnya yang sangat posesif. Duh, bener-bener toxic relationship nih. Bagaimana Cecilia membebaskan diri dari teror ini dan membuat orang-orang memercayainya? Wah, harus kamu saksikan sendiri ya, Ladies.

MeraMuda Review: ‘The Invisible Man’

Film ini ditulis dan disutradarai oleh Leigh Whanell yang sebelumnya juga menyutradarai Insidious: Chapter 3 dan Upgrade. Kabarnya budget film ini cuma 9 juta dollar saja, Ladies. The Invisible Man sudah tayang mulai hari ini, 26 Februari 2020.

Must Read

Related Articles