Bulan Oktober dihiasi oleh berbagai film horor di layar lebar dan layar kaca. Salah satunya adalah film terbaru dari sineas Indonesia, Joko Anwar, yaitu Perempuan Tanah Jahanam. Katanya sih film ini lebih seram dari Pengabdi Setan, jadi kemarin saya nonton untuk membuktikannya. Here’s what I think.
Horor yang Cukup Gory
CMIIM, saya baru baca-baca lagi kalau ternyata slasher itu adalah subgenre dari genre horror itu sendiri. Ini dia yang saya cari-cari karena setelah nonton, saya mencari deskripsi yang tepat untuk film ini. Jadi, saya rasa Perempuan Tanah Jahanam adalah film horor dengan bumbu slasher yang cukup kerasa.
Cerita berputar di karakter Maya (Tara Basro), gadis 25 tahun yang sama sekali nggak ingat wajah orang tuanya yang sudah meninggal. Dia diasuh oleh bibinya dan nggak punya kerabat lainnya. Tapi Maya punya Dini (Marissa Anita), sahabatnya yang setia menemani dalam suka dan duka. Setelah insiden di pintu tol di mana Maya dan Dini bertugas di tempat berbeda, mereka memutuskan untuk memulai bisnis pakaian mereka. Itu pun dengan menggunakan cukup banyak uang tabungan Dini. Saat Maya mengulik kembali barang-barang peninggalan di tempat bibinya, ia menemukan sebuah foto.
Baca juga: MeraMuda Review: ‘Gundala’
Di dalam foto adalah dirinya saat berusia 5 tahun bersama ayah dan ibunya. Mereka difoto di depan sebuah rumah mewah dan di balik foto itu tertulis alamat sebuah desa terpencil. Maya tergerak untuk mendatangi rumah itu. Selain untuk mencari tahu asal-usulnya, ia juga melihat sebuah kesempatan. Siapa tahu rumah itu adalah miliknya sekarang dan bisa dijadikan modal usaha. Dini nggak membiarkan Maya pergi sendiri ke tempat antah berantah itu. Menempuh perjalanan selama 6 jam dalam bus, mereka akhirnya sampai ke Desa Harjosari. Nggak kenal dengan siapa-siapa, Maya mengaku sebagai mahasiswa agar bisa bertemu dengan sang kepala desa. Ario Bayu berperan sebagai sang kepala desa, sekaligus pewayang terkenal, Ki Saptadi. Dari sinilah petaka dimulai. Ternyata warga desa ini telah lama mencari Maya demi memusnahkan garis keturunannnya. Kenapa? Tonton sendiri aja ya. Atau tonton review ini deh kalau mau sekalian kita kasih spoilers.
Akting Berkelas
Soal teknis, sepertinya Joko Anwar dan krunya sudah tidak perlu diragukan lagi. Saya kagum banget dengan efek makeup dan desain setnya sih, Ladies. Bener-bener bikin suasana horornya jadi lebih hidup. Dan bukan Joko Anwar namanya kalau nggak menggunakan para ‘aktor langganan’ di filmnya. Ada Tara Basro, Marissa Anita, Ario Bayu, Asmara Abigail, dan Kiki Narendra yang sebelumnya sudah pernah bermain di karya Joko Anwar sebelumnya. Selain itu ada banyak aktor baru yang kebagian peran di sini dan nggak lupa, ada legenda perfilman Indonesia, Christine Hakim. Menurut saya, semua aktor di film ini nggak ada yang jelek deh aktingnya. Walaupun cuma pemeran pembantu dengan sedikit dialog, semuanya maksimal!
Kalau kamu nggak terbiasa nonton film yang berdarah-darah, kamu mungkin akan merasa mual setelah atau mungkin pas nonton film ini, Ladies. Tapi Ladies yang bisa nonton Game of Thrones kemungkinan besar akan ngerasa biasa aja. Dan tenang aja buat kamu yang nggak terlalu suka dikagetin adegan jumpscare, cuma dikit kok. Beberapa malah nyeleneh dan bikin ketawa. Hehe.
Ditunggu deh karya horor dari Joko Anwar dan sineas-sineas Indonesia lainnya!