Film The Blackphone menyajikan suguhan cerita yang menarik, konsep horor supranatural sudah dibangun sejak detik pertama. Menariknya, selalu intens sampai akhir, sehingga kesan menyeramkan merasuk ke penonton. Tidak heran bila terkadang penonton merasakan kurang nyaman berlama-lama di dalam teater karena, ikut merasakan bagaimana ketegangannya. Bahkan, sosok blackphone sendiri sudah hadir di menit awal.
Konsep tersebut bukan membuat penonton bosan, justru rasa penasaran itu semakin tinggi. Tidak heran bila bulu kudu terkadang ikut berdiri di beberapa adegan. Suasana yang dibangun benar-benar terasa mencekam sekali.
Rasa ngeri film The Blackphone sangat kuat
Harus diakui bahwa apa yang disuguhkan oleh Scott Derickson ini memberikan rasa seram maksimal. Mereka masih menggunakan teknik jumpscare dengan porsi yang memang tepat. Tidak heran bila Anda pergi ke bioskop akan mendengar suara teriakan sampai loncatan dari kursi. Kondisi itu berlangsung secara intens selama 100 menit. Bagaimana, bisa membayangkan betapa mengerikannya pertunjukan tersebut?
Poin menariknya lagi dari film The Blackphone adalah sutradara yang mencoba membangun adegan seramnya terasa dari bawah seperti mendaki gunung. Perlahan menanjak hingga akhirnya sampai di puncak dan klimaks.
Beberapa adegannya memang menegangkan, bahkan ada scene yang dibuat tidak terduga sama sekali. Terkadang penonton menggelengkan kepala karena sulit mempercayai bahwa akan jadi seperti itu nantinya.
Keunggulan lain dari pertunjukan tersebut adalah adegan seramnya tidak terpusat hanya dari teknik jumpscare saja. Mereka mampu menghadirkan adegan gore dengan darah berlumuran di mana-mana.
Hal tersebut sejalan dengan pemeran antagonis di sini adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Menariknya, apa yang ditampilkan benar-benar sadis dan membuat penonton seakan merasakan bagaimana protagonis dalam keadaan takut luar biasa.
Bukan hanya itu, sutradara mampu memaksimalkan kelebihan dari sajian ceritanya. Hal itu membuat penonton merasa jantung berdebar kencang. Bagi penikmat film horor seperti ini, rasanya datang ke bioskop adalah pilihan tepat.
Ethan Hawke menjadi penentunya
Film The Blackphone menghadirkan tokoh bernama The Grabber yang diperankan oleh Ethan Hawke. Sosoknya memang mengesankan dan sebagai salah satu penentu terbaik dari jalannya kisah satu ini.
Apa yang dilakukannya memang hebat, mulai dari dialog hingga tingkah lakunya. Penonton seperti merasakan benar bagaimana kegilaan Ethan yang seakan tidak ada batasnya, tidak heran bila nilanya sendiri mencapai 9.
Sayangnya, tokoh The Grabber tersebut tidak diceritakan dengan bagus. Apa yang menjadi pemicu mengapa tokoh tersebut melakukannya seperti kurang bagus. Jika boleh dibandingkan, genre semacam ini hampir mirip Halloween. Hanya saja, pertunjukan tersebut masih mampu menceritakan sebab dan akibat mengapa antagonis harus melakukan seperti itu. Jadi, sebagai penonton sendiri bisa paham dan emosinya sedikit masuk.
Tetapi, semua itu seakan dihilangkan dan dibuat singkat saja. Asalkan ada adegan penculikan dan penokohan kuat, maka semua itu sudah selesai. Jika ada perbaikan mungkin, bagian tersebut harus mendapatkan perhatian.
Chemistry yang berpadu
Faktor lain mengapa film The Blackphone dikatakan berhasil dan meraih nilai 8,5 adalah chemistry di antara semua pemainnya benar-benar dapat sekali. Apalagi, tokoh kakak-beradik yang berada sedang dalam bahaya. Pertunjukan saling melindungi satu sama lain tersebut begitu terlihat jelas. Jika, Anda baru datang pertama kali ke bioskop penonton pasti mengira keduanya memang saudara kandung.
Interaksi antara keduanya terasa mengesankan, perlindungan yang diberikan membuat penonton memberikan empati lebih. Sudah tahu bukan, alasan mengapa pertunjukan ini begitu mengesankan dan bisa dijadikan rekomendasi?
Genre horor superanatural yang hampir mirip dengan konsep Jawa memberikan poin plus tersendiri. Pertunjukan ini memang dibuat oleh Hollywood, hanya saja film The Blackphone tersebut memberikan nuansa nusantara walau adegannya hanya beberapa menit saja, tetapi sudah cukup membuat bulu kudu berdiri sejak awal sampai akhir.