OUR NETWORK

Film ‘Ben & Jody’ Langkah Tepat Untuk Sekuel Ketiganya

Membahas film Ben & Jody ini sangat menarik, penonton dibawa ke dua kubu yang sama-sama memiliki alasan mengapa mereka harus mempertahankan argumennya. Poin pertama adalah cerita yang tidak membosankan. Sutradara Angga Dwimas Sasongko membawa cerita ini ke arah yang lebih luas lagi. Di mana sejak awal ikatan antara Chicco jericho dan Rio dewanto tersebut bukan hanya sekedar kopi saja. Melainkan persahabatan dua anak manusia yang berhasil memberikan rasa simpati dan empati.

Berdasarkan premis tersebut Visinema Picture memberikan sentuhan baru tanpa harus keluar dari pondasi awal. Inilah alasan mereka memberikan argumen bahwa, cerita sekuel ketiga ini lebih menarik dan lompatan besarnya terasa sekali disini.

Bisa dikatakan pemaksaan menjadi sebuah sekuel kali ini sangat tepat, apalagi dengan bergabungnya Yayan Ruhiyan. Seperti ada warna tersendiri bagi keduanya, walau masih ada banyak catatan kecil yang masih bisa dimaafkan.

Film Ben & Jody Masih Sama

Kenali Lebih Dalam Rosemary, Si Holy Grail Penenang Jerawat, Yuk!
Sumber gambar
blogunik.com

Poin utama mengapa pertunjukan ini masih sama adalah Chicco Jerico dan Rio Dewanto berhasil membawa film ketiganya dengan baik. Penonton tidak perlu memahami siapa mereka dari awal. Karena keduanya tidak mengubah karakter sama sekali.

Langkah ini memang tepat sebagai sekuel dengan karakter yang sudah terbangun sejak awal dan mendarah daging di hati penontonnya. Kalau harus diubah, mungkin perasaan menonton film Ben & Jody tidak akan semudah dan sangat menyenangkan.

Mereka adalah tokoh dengan sifat yang sama, hanya saja sisi dramatis persahabatannya lebih ditingkatkan lagi. Bila dua sekuel sebelumnya terlihat kurang menyentuh, dengan langkah baru ini penonton merasa mereka adalah sahabat sejati yang bukan hanya selalu bersama dan saling mengisi, maknanya lebih dari sekedar itu.

Secara keseluruhan, film Ben & Jody dengan mode action ini merupakan langkah hebat. Apalagi, ide cerita tersebut lahir dari almarhum Gleen Fedly yang di sekuel sebelumnya ikut menjadi producer.

Entah harus berbicara apa, mungkin kebetulan atau visinya ke depan untuk dua tokoh tersebut sudah terlihat. Keputusannya memberikan sentuhan cerita seperti ini membuat penonton mendapatkan pengalaman lebih hanya sekedar duduk dan minum kopi semata.

Yayan Ruhiyan Masih Jago

Kenali Lebih Dalam Rosemary, Si Holy Grail Penenang Jerawat, Yuk!
Sumber gambar
republika.co.id

Harus diakui bagusnya film ini dikarenakan pemilihan cast tepat, setting memang keren, dan gaya bertarung dari Yayan Ruhiyan yang masih jago dan memang ahli di kelasnya, membuat sajiannya menjadi lebih hidup.

Penonton benar-benar dibuat tidak sanggup bernapas dengan aksi mereka, rasa lelah dan ingin menyerah mulai dirasakan ketika durasi sudah berjalan setengahnya. Menariknya, atensi itu masih bisa dimanfaatkan dan dibawa hingga akhir.

Walaupun beberapa shot ada yang kurang tepat sasaran, namun secara keseluruhan eksekusinya memang tampak memukau. Tidak heran beberapa fans mengaku senang dan berharap masih ada seri keempatnya.

Bagi penonton awal tidak perlu ragu dan takut bakal sulit memahami bagamana ceritanya dari awal. Apa yang coba dipersembahkan Angga Dwimas Sasongko masih sangat nyaman untuk dinikmati.

Semua cerita memang baru, hanya saja singgungan untuk filosofi kopi masih tetap terasa. Inilah keunggulan dari Angga Dwimas Sasongko yang sulit ditandingi dan selalu hadir dalam setiap karyanya.

Argumen Kedua yang Kurang Setuju

Kenali Lebih Dalam Rosemary, Si Holy Grail Penenang Jerawat, Yuk!
Sumber gambar antaranews.com

Setelah mendengar bagaimana pendapat dari argumen pertama, saatnya mendengarkan pendapat kedua. Di mana, para penonton sedikit menyayangkan perubahannya karena  Filosofi Kopi sebenarnya bisa lebih dikembangkan lagi.

Misalnya saja, arah sudut pandang dari film Ben & Jody ini diubah sudut pandangnya. Jika selama ini Ben selalu mendominasi walau Jody selalu menjadi pemenangnya, mereka menginginkan egoisnya Jody menjadi sebuah kenyataan.

Apalagi saat ini konsep yang disampaikan dan menjadi perdebatan mereka berdua belum menemukan titik suksesnya. Seharusnya kelanjutannya masih seputar Filosofi Kopi tetapi, dengan konflik yang lebih beragam dan berkembang.

Walaupun mempunyai dua kubu berbeda, tetap saja film Ben & Jody adalah pertunjukan menarik untuk dilihat. Terlebih kesenian bela diri yang diperagakan memang luar biasa. Kalau menurut kamu bagaimana? Bagusnya dibuat drama seperti dua sekuel sebelumnya atau action?

Must Read

Related Articles