Dengan mitologi yang menarik tentang Kraken dan makhluk laut lainnya, melihat dari cerita singkatnya menawarkan konsep yang menjanjikan. Namun, sayangnya, esksekusinya terasa dangkal. Mitologi yang menarik tersebut tidak dieksplorasi dengan baik, dan terasa klise. Penonton dapat dengan mudah menebak alur dan penyelesaian konfliknya, hal yang menyebalkan memang. Meskipun demikian, kondisi ini mungkin tidak menjadi masalah besar bagi penonton berusia anak-anak.
Kelebihan Film Ruby Gillman, Teenage Kraken
Salah satu kelebihan film ini adalah kesederhanaan ceritanya. Meskipun terasa dangkal dan klise bagi penonton dewasa, kisah yang sederhana dan mudah dicerna ini justru menyenangkan bagi penonton anak-anak.
Mereka akan dapat menikmati film ini tanpa terlalu memikirkan detailnya yang kompleks. Selain itu, Ruby Gillman, Teenage Kraken juga menghadirkan beberapa joke receh namun menghibur. Hal ini akan membuat penonton anak-anak tertawa dan senang.
Berbeda bagi kaum dewasa, jokes tersebut mungkin terasa kurang menggelitik dan kurang mengundang tawa. Maklum saja, sebelum masuk ke gedung pertunjukan kamu harus ingat dulu, bahwa film ini dipersembahkan untuk siapa.
Pengisi Suara yang Biasa Saja
Dalam hal pengisi suara, film ini melibatkan beberapa aktor Hollywood ternama. Lana Condor menyuarakan karakter Ruby dengan baik, sementara Annie Murphy menjadi pengisi suara untuk karakter Chelsea si Putri Duyung.
Ada lagi Jane Fonda juga turut berperan sebagai pengisi suara Grandmamah atau Omamah. Meskipun para pengisi suara ini cukup pas dengan tokohnya, suara mereka kurang memiliki karakter yang kuat. Hal ini membuat penggambaranny terasa biasa saja dan kurang membekas.
DreamWorks Animation dikenal dengan kualitas animasi yang baik, dan Ruby Gillman, Teenage Kraken tidak terkecuali. Animasinya menghadirkan gaya 3D yang mirip dengan franchise Trolls, Namun, terdapat beberapa kekurangan dalam gaya animasinya. Saat adegan-adegan di air, animasinya terlihat seperti 2D dengan kualitas menurun.
Selain itu, film ini terlalu banyak menggunakan angle close-up, mungkin agar tidak perlu menggambar detail background-nya. Soundtrack film ini mengandung beberapa lagu populer. Sayangnya, sebagian besar lagu-lagu tersebut tidak sesuai dengan konteks adegan yang sedang berlangsung.
Contohnya, lagu “Pink Venom” dari Blackpink yang tiba-tiba terdengar, meskipun tidak memiliki keterkaitan dengan suasana adegan. Hal ini bisa mengganggu pengalaman menonton dan mengurangi keselarasan antara visual dan audio dalam film.
Menonton Atau Tidak?
Seperti yang sudah di bahas di atas sebelumnya bahwa pangsa pasar Ruby Gillman, Teenage Kraken ini adalah anak-anak. Di mana mereka tidak akan melihat bagaimana ceritanya lebih detail, tetapi akan meperhatikan beberapa visualisasinya.
Bagaimana tokoh ini dan itu, bentuknya serta apa yang terjadi disana. Pertarungan hingga beberapa degan lainnya. Harus diakui bila mengubah pandangannya ke penonton anak-anak, maka mereka akan menyukainya.
Seluruh adegan terasa sangat menyenangkan dan tidak berlebihan. Dreamworks benar-benar memberikan porsi anak-anak yang sangat besar, sehingga saat mereka keluar dari bioskop imajinasinya pasti keluar dengan sempurna.
Termasuk keluhan mengenai CGI 3D yang terasa seperti blur dan kualitasnya mirip 2D. Bagi mereka hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan karena visualisasinya benar-benar epik. Karena tidak ada film yang sejenis untuk dinikmati, maka kami sarankan untuk melihatnya.
Perlu diingat saat melihat Ruby Gillman, Teenage Kraken jangan menjadi seorang dewasa apalagi menjadi kritikus yang selalu menuntut kesempurnaan. Jadilah anak-anak yang hanya tahu bagus, keren, dan ingin nonton lagi, pasti seru.