OUR NETWORK

Hercule Poirot di ‘A Haunting in Venice’: Ketika Logika Bertemu Supranatural

Hercule Poirot, sang detektif brilian yang menjadi ikon karya Agatha Christie, kembali lagi dalam film ketiganya yang berjudul “A Haunting in Venice.”

Setelah mengungkap misteri di atas Orient Express dan di atas kapal Nile, Poirot kini menghadapi tantangan baru dalam sebuah rumah mewah di Venesia. Namun, yang membuat film ini begitu berbeda adalah tambahan elemen horor supranatural dalam ceritanya.

Sutradara yang Kembali Menakjubkan

Hercule Poirot di ‘A Haunting in Venice’: Ketika Logika Bertemu Supranatural
Sumber: Century Studios

Kenneth Branagh, yang tidak hanya menyutradarai film ini tetapi juga memerankan Hercule Poirot, kembali menunjukkan keahliannya dalam menghidupkan karakter legendaris ini.

Branagh memimpin dengan baik, memberikan nuansa horor yang mencekam tanpa mengorbankan esensi detektif dari cerita ini. Tidak heran bila ceritanya tidak membosankan dan cenderung lebih berkembang.

Poirot tidak lagi berada di atas kendaraan seperti dalam dua film sebelumnya. Kali ini, latar tempatnya adalah rumah mewah di Venesia. Lokasi ini, yang jauh lebih kompleks daripada kereta atau kapal, membuat detektif tersebut harus lebih teliti dalam menjelajahi petunjuk dan menyusun puzzle misteri yang semakin rumit.

Bahkan para penonton dibuat benar-benar berpikir dan mencoba membantunya untuk memecahkan masalah itu. Mungkin terdengar menjemukan, justru sebaliknya terkesan menyenangkan dan membuat setiap detiknya sangat berharga untuk dinikmati.

Ketegangan Antara Logika dan Supranatural

Hercule Poirot di ‘A Haunting in Venice’: Ketika Logika Bertemu Supranatural
Sumber: detikhot.com

Salah satu elemen yang membuat A Haunting in Venice begitu menarik adalah ketegangan antara logika Hercule Poirot dan elemen supranatural yang mencekam.

Seorang detektif yang selalu berpikir logis, harus menghadapi hal-hal yang di luar akal sehatnya. Ini menciptakan konflik yang menarik dalam karakternya, di mana dia harus memecahkan misteri dengan logikanya sambil berhadapan dengan kejadian-kejadian supranatural yang mencekam.

Meskipun terdapat elemen horor dalam film ini, jump scare-nya dapat dianggap cukup “jinak” jika dibandingkan dengan film horor murni. Namun, penggabungan elemen horor dengan unsur detektif membuat film ini tidak terkesan dipaksakan.

Kenneth Branagh berhasil mengimbangi keduanya dengan baik, sehingga elemen horor tidak mengalahkan esensi detektif dalam cerita. Jembatan sebagai penghubung juga disajikan secara tepat dan on point.

Ansambel Aktor dan Beberapa Hal yang Mengesankan

Hercule Poirot di ‘A Haunting in Venice’: Ketika Logika Bertemu Supranatural
Sumber: cosmopolitan.com

Selain Branagh, para aktor lain juga memberikan penampilan kuat ada Tina Fey, yang memerankan Ariadne Oliver. Perempuan tersebut berhasil menciptakan chemistry yang baik dengan Branagh, menggambarkan hubungan antara detektif dan asistennya dengan baik.

Michelle Yeoh, sebagai Joyce Reynolds, juga memberikan penampilan yang mencuri perhatian dalam film ini. Sejujurnya, perempuan peraih oscar tersebut begitu menonjol tetapi tidak terkesan berlebihan.

Visual dan desain produksi film ini menghadirkan nuansa gotik yang gelap dan mencekam. Shot close up dengan angle sudut miring mengingatkan pada film horor klasik, menciptakan atmosfer yang sesuai dengan tahun 1947 sebagai latar waktu film ini.

Hildur Guðnadóttir, yang juga terlibat dalam scoring untuk Joker (2019), berhasil menciptakan musik dan scoring yang indah namun mencekam. Skor ini menambahkan kedalaman pada pengalaman menonton, menciptakan ketegangan yang dirasakan sepanjang film.

Plot twist dalam A Haunting in Venice dianggap lebih baik dibandingkan dengan film sebelumnya. Hal ini menambah nilai dramatis dalam cerita dan membuat penonton terpukau.

Dengan elemen horor supranatural yang segar, ansambel aktor yang mengesankan, nuansa gotik yang mencekam, dan plot twist yang memukau, A Haunting in Venice adalah tambahan yang menarik dalam seri film Hercule Poirot.

Film ini berhasil menggabungkan elemen horor dengan esensi detektif dengan sempurna, menjadikan penonton terlibat dalam misteri yang penuh ketegangan. Bagaimana menurut kamu, Ladies?

Must Read

Related Articles