Film The Flash berhasil membuktikan bahwa anggapan bahwa pertunjukan ini lebih fokus pada Batman versi Michael Keaton dan Supergirl adalah salah. Melainkan, sepenuhnya menggambarkan perjalanan pendewasaan Barry Allen.
Batman dan Supergirl hadir sebagai pelengkap dalam proses tersebut, tanpa mengalihkan fokus penceritaan dari Barry. Kisahnya dikemas dengan cerita yang menyenangkan, tetapi tetap mempertahankan elemen emosional.
Naskah yang digarap oleh Hodson menjelaskan konsep multiverse dengan baik, jelas, dan sederhana. Dalam salah satu adegan, Batman versi Keaton menggunakan spageti sebagai media untuk menjelaskan multiverse kepada Barry.
Walaupun terdengar aneh, penjelasan tersebut menjadi lebih mudah dipahami berkat naskah yang ditulis oleh Hodson.
Film The Flash Milik Ezra Miller
Ada satu keganjilan pada konklusi film ini, terutama saat mengungkap identitas Dark Flash sebagai villain utama. Penyelesaian masalah antara dua versi Barry dengan Dark Flash terasa cukup mudah ditebak dan kurang mengesankan.
Untungnya, dalam momen ini, menyajikan banyak fan service yang menjadi pengalih perhatian dari penyelesaian yang kurang memuaskan.
Sutradara Andy Muschietti telah menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Ezra Miller dalam sekuel The Flash. Meskipun kontroversial, Muschietti percaya bahwa tidak ada yang dapat memerankan tokoh tersebut dengan baik selain Miller.
Setelah menonton film ini, pemirsa dapat memahami mengapa Muschietti memiliki keyakinan tersebut. Dalam trailer, terungkap bahwa Miller memerankan dua versi Barry. Namun, kejutan terbesar terletak pada fakta bahwa Miller sebenarnya memerankan tiga versi Barry dalam film ini.
Dark Flash, yang merupakan villain utama, merupakan Barry versi tua yang terobsesi dengan perbaikan, hingga membuatnya menjadi gila. Miller berhasil memerankan ketiga versi Barry dengan baik.
Barry versi Dark Flash baru terungkap pada akhir film, sehingga pemirsa lebih banyak melihat kolaborasi dua versi Barry. Miller berhasil membuat dua versi Barry tersebut memiliki kepribadian yang berbeda, seolah memerankan dua karakter yang berbeda dalam satu film.
Meskipun didominasi oleh elemen komedi, Miller juga mampu membuat penonton bersimpati dengan Barry ketika menghadapi momen sedih.
Selain Miller, aktor lain yang menjadi sorotan dalam film ini adalah Michael Keaton dan Sasha Calle yang memerankan Batman dan Supergirl. Aksi Keaton sebagai Batman tidak perlu diragukan lagi karena kemampuannya yang telah terbukti. Namun, penampilan Sasha Calle sebagai Supergirl juga sangat mengesankan. Ia berhasil memerankan Supergirl dengan kekuatan luar biasa sekaligus menampilkan kerentanan yang membuat karakternya terasa kuat. Kolaborasi ketiganya terasa sangat baik dan memberikan dinamika yang menarik bagi film ini.
CGI Masih Perlu Diperbaiki
Film The Flash memiliki kekuatan untuk bergerak dengan sangat cepat, dan film ini juga mengangkat konsep multiverse. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika film ini menyajikan banyak adegan dengan efek visual dan CGI yang dominan dari awal hingga akhir.
Namun, sayangnya, kualitas CGI dalam film ini kurang memuaskan, menjadi salah satu poin negatif yang perlu diperbaiki. Setiap adegan yang menampilkan Barry menggunakan kekuatan Speed Force-nya dan membuat lingkungan sekitarnya tampak melambat tidak dibawakan dengan kualitas CGI yang baik.
Makhluk hidup dalam adegan tersebut terlihat seperti animasi yang kurang realistis. Tim produksi film The Flash perlu menginvestasikan lebih banyak waktu dan upaya dalam memoles kualitas CGI agar lebih maksimal.
Meskipun demikian, film ini memiliki skor musik yang megah dan mendukung setiap momen yang ditampilkan. Theme song dari berbagai superhero yang berbeda turut mengiringi adegan-adegan epik.
Salah satu momen yang mengesankan adalah saat dua versi Barry bekerja sama dalam pertarungan besar melawan General Zod dengan latar belakang lagu yang mendukung secara sempurna, bagaimana menurut kamu?