Indonesia patut berbangga, para sineas muda sudah berkembang dan mampu menciptakan pertunjukkan yang mampu menyita perhatian berbagai negara. Salah satunya adalah Film Little Mom.
Web series ini tayang di We TV dan mendapatkan sambutan hangat, menjadi trending di hampir 14 negara pada episode awal penayangannya. Sebuah prestasi luar biasa, tidak heran bila Museum Rekor Indonesia memberikan apresiasi luar biasa atas prestasi tersebut.
Tidak cukup sampai di situ, film produksi Hitmaker studio ini juga sukses menyedot perhatian nitizen di mana, banyak akun yang membicarakannya sehingga, menjadi viral beberapa pekan. Terlepas dari suksesnya Little Mom, ada beberapa fakta menarik yang harus kamu ketahui sebelum menontonnya.
Tidak menggunakan stuntman sama sekali
Keberadaan stuntman memang sangat penting untuk sebuah produksi. Banyak pertunjukan terutama genre laga selalu menggunakannya sebagai pelindung pemeran utama. Menariknya, Film Little Mom tersebut seluruh adegannya dilakukan sendiri.
Semua itu dilakukan agar mendapatkan ekspresi nyata dari para pemainnya. Bahkan, demi akting yang memukau, mereka semua rela satu minggu sekali latihan. Sungguh perjuangan tidak mudah.
Ada cerita menarik selama proses tersebut, dimana para pemain mengalami cidera di beberapa bagian. Misalnya, Al-Ghazali yang berperan sebagai keenan mengaku tangannya sempat terkilir, ketika menjalani latihan bermain basket.
Sementara, beberapa lagi ada yang mengaku pegal hingga membiru. Kondisi ini memang sedikit berbeda dengan proses pembuatan web series lainnya di mana stuntman selalu menjadi pilihan utama.
Tetapi, apa yang diinginkan Guntur Soeharjanto membuahkan hasil dengan kesuksesan tersebut. Harus diakui, sangat berani dan mendapatkan apresiasi tinggi untuk semua pemain dan crew.
Proses pendalaman karakter tidak sebentar
Salah satu faktor terpenting dalam setiap tayangan adalah para pemain mampu membawakan karakter tokoh tersebut dengan baik dan menjiwai. Untuk mendapatkannya, setiap sutradara pasti memberikan waktu reading hingga pendalaman.
Film Little Mom ini sendiri ternyata membutuhkan waktu hingga 1 bulan lamanya. Untuk kelas web series, waktu ini memang cukup lama. Hanya saja, ada banyak poin positif bisa didapatkan dari sini.
Dimana, saat membawakan tokoh tersebut para pemain benar-benar mampu keluar dari diri pribadi mereka. Rasanya, tokoh itu sudah melekat erat, bagi yang belum tahu siapa karakter tersebut pasti mengira sifat keduanya sama persis.
Penjiwaan yang diinginkan Guntur selalu on point. Tidak heran bila banyak orang memuji dan merasa terbawa akan alur yang dibawakan. Karena, pemilihan cast yang tepat dan cara mereka menampilkan di depan layar begitu sempurna.
Berbeda dari konsep cerita lainnya
Film Little Mom, menurut Rocky Soraya selaku produser mengatakan bahwa, cerita yang dibangun sangat kuat dan berbeda dari kisah hamil di luar nikah lainnya. Fokus yang disampaikan bukan pada satu tujuan itu saja, melainkan berkembang jauh dan itu sangat menarik.
Terkadang orang berpikir salah dan sulit untuk menebak apa yang dilakukan setelah ini. Tidak heran bila muncul rasa penasaran begitu kuat bahkan, pembicaraan di media sosial mengenai alur yang cerdas, adalah sebuah kebenaran.
Sehingga, banyak penonton mencoba mengikutinya dan langsung jatuh cinta. Semua itu tidak lepas dari kerja keras semua elemen yang bergerak untuk mensukseskan film tersebut. Perjuangan seorang ibu muda bernama Naura, benar-benar diperlihatkan begitu nyata.
Dari kisah kehidupan yang berhubungan dengan masyarakat inilah, menjadi alasan penting mengapa banyak orang menyukainya dan begitu penasaran. Bagaimana dengan kamu sendiri, sudahkah melihatnya? Atau justru mau melihatnya, setelah membaca artikel ini?
Film Little Mom, harus diakui menjadi sebuah pertunjukkan menarik, penggarapan dan penampilan visualisasinya memang berbeda dengan web series lainnya. Tidak heran bila animonya begitu besar, dari semua kerja keras mereka, memang sudah sepantasnya MURI memberikan penghargaan atas pencapaian prestasi tersebut.