Cek Toko Sebelah 2 akhirnya tayang di bioskop setelah 6 tahun tidak ada kabar sama sekali. Ada hal menarik yang terjadi di pertunjukan kali ini, yaitu timeline masih terjadi di tahun 2016, tepatnya beberapa bulan setelah film pertamanya berakhir.
Premis yang dihadirkan kembali dikembangkan dengan Koh Afuk masih menjadi sentral dan membuat ide masalah dalam cerita menjadi berkembang. Ernest kembali mengunggah konflik klasik sebuah keluarga, hanya saja dengan gaya berbeda.
Bila ditarik garis lurus, konflik tersebut masih tetap sama, bagaimana hubungan antara Ayah dan anak-anaknya. Perbedaan dengan yang pertama, munculnya masalah lebih kompleks, lebih ke keinginan semua orang tua tanpa tahu bagaimana tanggapan dari anak itu sendiri.
‘Cek Toko Sebelah 2’ Banyak Konflik Satu Benang Merah
Masalah yang timbul memang semakin banyak dan kompleks. Ernest sepertinya ingin cerita ini bukan hanya sebagai hiburan saja melainkan, bisa naik level menjadi sebuah pertunjukan yang dikagumi dan memberikan pelajaran bagi para penontonnya.
Tidak perlu takut dengan konflik yang di tumpuk menjadi satu sejak awal. Karena semua memang relate dengan kehidupan. Pemecahannya juga tersusun sangat rapi, Ernest paham benar bagaimana membentuk akhir cerita yang sangat berkesan.
Jadi, setelah keluar dari bioskop penonton tidak hanya membicarakan tokohnya saja, melainkan masalah utamanya bahkan mereka bersedia memberikan pendapatnya. Walau tertumpuk, namun semua itu masih ada benang merahnya.
Cek Toko Sebelah 2 menghadirkan formula yang berbeda, entah karena suasana hati ernest sedang kurang baik ataukah ingin membuat sebuah perubahan. Karena, dibandingkan film pertamanya rasa saat menonton tidak dapat sama sekali.
Untuk sekuel ini sepertinya Ernest ingin menonjolkan sisi dramanya. Karena masalah yang diangkat memang sedikit serius, oleh karena itu bumbu humor cenderung sedikit tetapi, terasa pas di beberapa adegan.
Formula tersebut membuat penonton menjadi paham dan lebih mengenal karakter satu dengan lainnya. Kedekatan ini tercipta sejak menit pertama, empati yang begitu tinggi seketika hadir dalam benak dan ingin membantu mengatasinya.
‘Cek Toko Sebelah 2’ Tersaji Sempurna
Entah karena apa, saat melihatnya seperti bukan menonton sebuah film, melainkan menyaksikan secara langsung mereka sedang bercerita. Terlalu sering bermain dengan cerita yang sama walau dalam keadaan berbeda membuat emosi semuanya saling menyatu.
Apalagi, ketika Yohan dan Erwin sedang pusing dengan masalahnya masing-masing. Terlihat ada sisi empati yang terjadi sehingga, penonton melihatnya begitu nyaman dan tidak merasakan waktu berjalan lambat.
Semua pemain seperti memahami apa yang seharusnya mereka lakukan dan bagaimana cerita ini akan terjadi. Bahkan, hadirnya Maya Hasan dan Laura Basuki begitu memberikan warna bagi pertunjukan ini.
Semuanya menyatu dan tanpa celah sama sekali, cara percakapan mereka sangat natural seperti kehidupan sehari-hari. Harus diakui Ernest sangat berhasil dengan sekuel keduanya ini dan lebih menarik.
Berapa Juta Penonton?
Cek Toko Sebelah 2 menghadirkan sensasi menonton yang berbeda memang. Sayangnya, tahun ini adalah masa family time. Sebenarnya timingnya cukup tepat, karena seharusnya hype Avatar sudah cooling down, hanya saja tampilan yang mengesankan membuat pertunjukan ini belum berkurang animonya.
Prediksi terbaik untuk pertunjukan tersebut setidaknya 2 juta penonton. Hanya saja dengan hadirnya Avatar sedikit mengubah rencana, mungkin dengan jumlah penonton 500 ribu sampai 1 juta adalah realistis. Belum lagi musuh terberat dari karya Ernest tersebut adalah KKN di Desa Penari.
Secara keseluruahan cek toko sebelah menghadirkan drama keluarga yang mengesankan. Walaupun unsur komedinya sedikit, namun pesona dramanya sangat terasa dan hal itu begitu menyenangkan.