OUR NETWORK

Daur Ulang Limbah Rambut Jadi Alat Pembersih Limbah Pabrik di Pantai

Selama ini yang kita ketahui, salon merupakan salah satu penyumbang besar limbah di lingkungan sekitar. Tapi, siapa sangka di tengah pandangan negatif tersebut, helaian rambut yang telah terpisah dari kepala kita ini ternyata dapat membantu mengurangi limbah-limbah yang telah mengotori pantai sekitar, loh! Seperti yang dilakukan oleh 550 salon di Inggris dan Irlandia yang tergabung dalam Green Salon Collective (GSC). Mereka berinisiatif untuk mengurangi limbah salon ini melalui program daur ulang dan pendidikan.

Dalam program ini, alih-alih mengirimkan ke tempat pembuangan sampah, setiap salon mengumpulkan 99% potongan rambut di salonnya untuk dijadikan hair booms. Ini merupakan tabung kapas atau nilon yang dikemas dengan rambut. Hair booms kemudian ditempatkan di tepi pantai untuk menghentikan penyebaran tumpahan minyak. Gerakan ini dilakukan sebagai wujud dari skema membuat industri tata rambut yang ramah lingkungan.

Hingga saat ini pihak GSC menyatakan, telah mengumpulkan sebanyak 500 kg rambut. Sebanyak 50 kg di antaranya telah digunakan dalam operasi pembersihan.

Selain itu, rambut sisa rambut ini juga diberikan pada para petani untuk diolah ke dalam kompos. Kandungan protein dan nitrogen di dalam rambut akan memberikan nutrisi kepada tanaman.

Daur Ulang Limbah Rambut Jadi Alat Pembersih Limbah Pabrik di Pantai
Foto: heritage-enviro.com

Di samping rambut, sejumlah salon ini juga mengumpulkan limbah cairan pewarna dan pemutih rambut. Limbah yang biasanya dibuang sembarangan ini dapat mencemari tanah dan air tanah, loh. Sejumlah salon ini mengumpulkannya dan mengirimkan limbah cairan ini ke fasilitas khusus untuk dibakar guna menghasilkan listrik bagi National Grid.

Metode daur ulang menjadi pendukung energi lain juga diterapkan pada hairdressing foil.

Sejak menjalankan metode tersebut, dalam tiga bulan, sebanyak 2,2 ton foil telah dikirim untuk didaur ulang. “Setiap salon harus bergabung, kami harus bertanggung jawab atas limbah kami sendiri. Ini hanyalah awal dari sesuatu yang besar,” ujar Karine Jackson dari Covent Garden yang tahun lalu baru saja bergabung dengan GSC.

Untuk bergabung dengan gerakan ini sendiri, GSC membebankan biaya sebesar £125 atau setara dengan Rp2,5 juta kepada salon yang akan bergabung. GSC juga menganjurkan “biaya hijau” ini dibebankan dalam jumlah kecil pada harga atas pelayanan mereka kepada klien untuk menutupi ini.

Mengetahui tujuan baik dari salon terhadap lingkungan, pemilik Green Ginger di Newcastle, Paula Todd, mengaku, para klien tidak mengeluh harganya sedikit naik. Todd justru memperoleh respon positif dari klien. Mereka menghargai apa yang dilakukan pihak salon karena mereka tahu bahwa ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Tidak hanya masyarakat, gerakan ini disambut baik oleh Wrap, badan penasihat limbah pemerintah. Manajer teknis strategis Wrap, Helen Bird, mengaku pihaknya sangat terbantu dengan gerakan ini dalam mendaur ulang limbah. “Dengan hampir 90% kini dari kita telah secara teratur mendaur ulang di rumah, banyak dari kita ingin memastikan bahwa kita telah mendaur ulang semua yang bisa didaur ulang di tempat kerja juga. Sangat menyenangkan mendengar inisiatif seperti Green Salon Collective yang bisa melakukan daur ulang terhadap sumber daya berharga seperti alumunium foil,” ungkapnya.

Semoga hal serupa bisa segera dicoba di sini ya, Ladies!

 

Sumber: The Guardian

Must Read

Related Articles