today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Begini Sejarah Panjang Reog Ponorogo yang Kembali Diusik

Reog Ponorogo saat ini sedang banyak di bahas oleh beberapa kalangan setelah Malaysia mempunyai keinginan untuk mengajukan klaim ke UNESCO sebagai budaya dari mereka. Apakah benar seperti itu kenyataan sejarahnya?

Menurut beberapa pakar dari dari berbagai sumber buku, pertunjukan ini sendiri awal mula terjadi di Jawa Timur. Harus diakui sampai saat ini memang sulit menemukan sumber yang valid menceritakan dari mana asal-usulnya.

Di antara semua referensi tersebut hanya satu yang bisa dipercaya dan menjadi awal dari pertunjukan ini. Dimana, penciptanya bernama Ki Ageng Kutu, seorang abdi dalem dari raja yang bernaman Bhre Kethabumi yang tamak dan dzalim.

Setelah keluar dari lingkungan kerajaan, Ki Ageng Kutu membangun padepokan bela diri sendiri, dengan harapan mampu melawan dan melakukan pemberontakan. Sayangnya, kekuatan beliau tidak cukup untuk memenangkan pertarungan bila terjadi.

Oleh karena itu, beliau menciptakan kesenian ini sebagai salah satu wujud protes dan sindirian terhadap sang raja. Kondisi tersebut sangat terlihat dari beberapa tokoh yang sengaja diciptakan untuk memerankannya.

Tokoh Utama Dalam Reog Ponorogo

Begini Sejarah Panjang Reog Ponorogo yang Kembali Diusik
Sumber: populis.id

Jika, kamu pernah melihat pertunjukan ini pasti sudah tidak asing lagi dengan beberapa tokoh penting yang wajib ada agar kesenian tersebut bisa dimainkan. Pertama adalah Jathil penggambarannya seperti seorang prajurit yang sedang berada di atas kuda.

Para penari yang mendapatkan tokoh ini harus mampu menari jathilan. Biasanya diperankan oleh lelaki tetapi dirias mirip dengan perempuan. Untuk memerankan tokoh ini, kamu harus terampil dan energik. Tokoh berikutnya adalah:

1. Warok

Berasal dari kata ‘wewarah’ yang memiliki arti orang kaya, bisa juga diartikan sebagai pemberi tuntutan tanpa pamrih. Bisa dikatakan dia adalah makhluk sempurna dalam kehidupan, tidak heran bila tokoh ini selalu disegani.

2. Singo Barong

Tokoh Reog Ponorogo berikutnya adalah Singo Barong, dimana UNESCO sedang mencari tahu kebenaran mengenai penggunaan burung merak sebagai salah satu bahannya. Walaupun sudah di sanggah oleh Bupati dan dijelaskan ke pihak UNESCO.

Harus diakui, Singo barong ini seperti tokoh utamanya. Setiap pemain yang mendapatkan perannya wajib memakai topeng dengan berat mencapai 100 kg dengan penari yang membawanya hanya menggunakan gigi saja. Konon dulu terbuat dari kulit harimau tetapi, sekarang sudah diganti menjadi kambing.

Menurut cerita rakyat, Singo Barong ini merupakan penggambaran dari Raja Bhre Kertabhumi. Bulu merak yang ditancapkan merupakan simbol terhadap pengaruh kuat yang diberikan oleh temannya yang berkebangsaan China.

Tokoh Pembantu Dalam Pertunjukan

Begini Sejarah Panjang Reog Ponorogo yang Kembali Diusik
Sumber: restuemak.com

Bukan hanya Warok dan Singo Barong saja, dalam pentas Reog Ponorogo masih ada beberapa tokoh pembantu. Mereka adalah Prabu Kelono Sewandono, merupakan seorang raja yang sakti mandraguna.

Mampu melumpuhkan semua musuhnya dengan pecut sakti miliknya. Tokoh ini mempunyai kemampuan dalam menciptakan gerakan tari yang harmonis. Seluruh gerakannya menggambarkan seseorang sedang kasmaran.

Tokoh terakhir dari kesenian ini adalah Bujang Ganong disebut juga sebagai Patih Pujangga Anom. Sangat enerjik dan jenaka, tidak heran bila sosoknya selalu dinantikan khususnya anak-anak.

Karena pertunjukan yang dibuat oleh Ki Ageng Kutu ini, Raja Bhre Kertabumi marah dan akhirnya menyerang padepokannya. Raja melarang warok untuk dipelajari khususnya bagi anak-anak. Sebenarnya reog sendiri awalnya juga dilarang.

Hanya saja kesenian tersebut sudah ada di kalangan masyarakat. Pelarangan tersebut justru akan menambah beban, karena mereka secara diam-diam memainkannya. Akhirnya, tetap diperbolehkan hanya saja ceritanya diubah menjadi Raja Kelono Sewondomo.

Digunakan Untuk Dakwah dan Acara Lainnya

Begini Sejarah Panjang Reog Ponorogo yang Kembali Diusik
Sumber: jawapos.com

Semakin berkembangnya kesenian Reog Ponorogo membuat sejumlah kyai memakainya sebagai sarana dakwah. Bahkan, semakin pesatnya kesenian ini akhirnya dipentaskan untuk berbagai acara sampai penyambutan tamu penting.

Dari apa yang disampaikan diatas, menunjukan sebenarnya kesenian ini murni berasal dari Indonesia. Belum ada satu cerita yang menyiratkan bahwa, tarian tersebut sebenarnya di bawa atau merupakan tradisi melayu.

Kesenian tradisional Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan dan mewariskannya sampai anak-cucu. Bukan memandang dari sisi agama, melainkan dari bagaimana menghargai kebuayaan tersebut merupakan bagian dari Indonesia termasuk kesenian Reog Ponorogo.

Must Read

Related Articles