Untuk memperoleh kulit yang sehat, banyak orang melalui beragam perawatan yang tak jarang memaksamu untuk merogoh kocek cukup dalam. Tak hanya itu, obat-obatan tertentu seperti ibuprofen ketika merasa sakit atau antibiotik juga tak ragu untuk kamu konsumsi. Namun, bagaimana jika yang kamu butuhkan hanya sedikit terpaan cahaya, seperti terapi sinar LED? Meski ini bukanlah hal yang baru, tapi masih jarang orang yang mengetahui bahwa ini bisa menjadi alternatif yang cukup baik untuk tubuh. Terapi ini berguna untuk meningkatkan kesehatan kulit, tubuh, bahkan otak juga, loh! Well, dilansir dari Hello Giggles ada banyak cara yang dapat dilakukan terapi LED light untuk memberikan manfaat baik bagi tubuh. Nah, apa saja, ya itu? Simak ulasan berikut ini, yuk!
LED light therapy untuk kesehatan kulit
LED light therapy merupakan perawatan yang baru-baru ini mulai digemari oleh pecinta skincare. Perawatan ini dilakukan untuk mengobati jerawat, penuaan kulit, bahkan rambut rontok dengan efek samping yang sangat rendah. Dermatologis di Spring Street Dermatology, New York, Charlotte Birnbaum, mengatakan bahwa LED light therapy menggunakan non-coherent artificial light (seperti sinar biru atau merah). Sinar-sinar ini akan memberikan pengaruh pada tingkat sel.
“Dalam proses yang disebut photo-biomodulation, LED light dapat menstimulasi mitochondria dalam sel kita dan memberi sel kita energi lebih. Dan efek dari LED bergantung pada tipe sinar dan kedalamannya pada kulit,” jelasnya.
Ketika proses perawatan, dermatologis menggunakan sinar biru atau merah untuk meningkatkan kolagen atau melawan jerawat. “Sinar merah masuk ke dalam kulit untuk menstimulasi sel-sel yang memproduksi kolagen di dalam tubuh, yang dikenal dengan sebutan fibroblasts, yang dapat membantu menghilangkan garis-garis halus dan keriput,” ucap Birnbaum.
Sementara itu, sinar biru, digunakan untuk melawan jerawat. “Bakteri Cutibacterium acnes, umumnya diasosiasikan dengan jerawat, memproduksi molekul penyerap cahaya yang disebut porphyrins. Ketika prophyrins terkena paparan sinar biru, ia akan memproduksi molekul reaktif yang akhirnya membunuh bakteri penyebab jerawat,” jelasnya. Tidak hanya membantu melawan jerawat, sinar biru ini juga berfungsi untuk mengurangi produksi minyak berlebih yang pada akhirnya dapat menyumbat pori-pori dan memunculkan jerawat.
LED light herapy untuk kesehatan tubuh
Tidak hanya pada wajah, LED light therapy juga memberikan manfaat baik bagi tubuh, terutama untuk para atlit atau fitness enthusiasts. Dalam hal ini, red light therapy dinilai dapat membantu meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke jaringan yang rusak dan mendorong regenerasi sel untuk mempercepat pemulihan tubuh. Selain itu, LED therapy juga dapat membantu peradangan internal, membantu menyembuhkan tulang dan cedera jaringan saat menyembuhkan luka seperti tergores, sayatan bekas operasi, dan cedera saat berolahraga.
Baca juga: Tanda Kamu Butuh Bantuan dari Ahli Terapi
LED light therapy untuk kesehatan otak
Neuroscientist yang berbasis di Salt Lake dan translational scientist serta advisor Brilli, Doug Steel, menyatakan, bagi penderita seasonal affective disorder, LED light therapy dapat menjadi holy grail-nya. Menurutnya, LED light theraphy dapat menjaga siklus waktu tidur dan bangun dalam kadar normal dan terprediksi. Dalam hal ini, tubuh akan segera mengantuk dan tidur lebih nyenyak ketika tubuh memperbaiki dan memulihkan dirinya sendiri.
“Aktivitas ini, pada akhirnya memungkinkan tubuh terbangun pada hari esok dengan tingkat kewaspadaan dan fokus yang tinggi, sehingga seseorang dapat terasa segar, lebih produktif, dan mampu memberikan kepuasan hidup yang lebih baik,” jelasnya.
Selain itu, menurut Steel, LED light juga terbukti dapat meningkatkan mood, yang berkontribusi pada bagaimana perasaannya terhadap diri sendiri dan orang lain. “Hal ini menurunkan resiko berkembangnya depresi, gangguan kecemasan, dan kondisi serius lainnya, seperti bipolar disorder,” ungkapnya.
Steel menambahkan, pola tidur yang normal dari LED light therapy juga menjadi upaya pencegahan atas datangnya penyakit di masa depan. Pasalnya, penyakit-penyakit seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan resiko stroke di masa depan disebabkan oleh sindrom metabolik yang sebagian besar berkaitan dengan pola tidur yang tidak tepat.
“Jadi, menormalkan siklus tidur dan bangun setiap harinya dapat memberikan manfaat baik dalam jangka waktu yang panjang untuk kesehatan seseorang, baik di masa kini, maupun beberapa dekade mendatang,” jelasnya.
Sumber: Hello Giggles